Nominasikan artis, lewati partai politik?
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Nampaknya popularitas menjadi modal penting untuk memenangkan pilkada.
Sigit “Pasha” Purnomo misalnya, berada di Kota Palu, Sulawesi Tengah, sebagai calon wakil wali kota. Pelantun grup Ungu itu mendampingi calon Wali Kota Palu Hidayat.
Sementara itu, raja terguling Helmy Yahya di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, telah resmi terdaftar sebagai calon bupati.
Ada pula nama mantan pesinetron yang masih menjabat Bupati Tanjung Jabung Timur, Zumi Zola, dan mantan personel grup lawak Bagito Dedi “Miing” Gumelar.
Zumi merupakan calon gubernur Provinsi Jambi, sedangkan Miing merupakan calon wakil bupati Karawang.
Pengamat lembaga survei politik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai fenomena tersebut merupakan hal yang lumrah. Di tengah kegagalan partai politik dalam menjalankan fungsinya, mengusung calon artis kepala daerah bisa dijadikan “jalan pintas” untuk memenangkan pilkada.
“Untuk bisa terpilih di pilkada, harus dikenal. Biasanya para selebritis petahana atau tokoh-tokoh lain di luar yang secara sistematis memperkenalkan diri. Tapi itu mahal dan butuh waktu,” kata Djayadi kepada Rappler, Agustus lalu.
“Jadi memajukan calon yang sudah dikenal sebagai artis bisa disebut jalan pintas. Padahal, harusnya yang mengenali potensi kepala daerah. ya partai politik. “Mereka jangan hanya bekerja menjelang pilkada,” ujarnya.
Muchendi Mahzareki, calon bupati Kabupaten Ogan Ilir yang diusung Helmy Yahya, mengaku kesenian Helmy bisa menjadi modal bersaing di pilkada.
“Sebagai artis kita memang punya kelebihan, yaitu popularitas,” kata Muchendi, Jumat.
Meski demikian, putra Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki menegaskan, promosi Helmy bukanlah strategi pintas bagi parpol pengusungnya untuk memenangkan Pilkada Ogan Ilir.
“Kalau Mas Helmy, kita tahu dia ikut serta dalam pilkada yang ketiga kalinya. “Jadi memang ada keseriusan yang tinggi dalam melayani daerah asalnya yaitu Ogan Ilir,” kata Muchendi.
Sebelumnya, Helmy pernah mengikuti calon Wwakil gubernur Sumatera Selatan dan bupati Ogan Ilir masing-masing pada tahun 2008 dan 2010. Pada kedua kesempatan tersebut ia tidak berhasil terpilih.
Yang terpenting adalah mampu
Baik Djayadi maupun Muchendi sepakat, kiprah seniman di pilkada tidak perlu dipertanyakan, asalkan yang bersangkutan mempunyai keterampilan dan kompetensi yang memadai.
“Seniman maju tidak apa-apa, yang penting melalui prosedur yang baik dan berlandaskan meritokrasi,” kata Djayadi.
Hal serupa juga diungkapkan Muchendi. “Seorang seniman ikut serta dalam pilkada adalah hal yang lumrah, asalkan memiliki kemampuan dan kompetensi yang baik,” ujarnya. — Rappler.com