• November 26, 2024
Dapatkan pengalaman yang kaya dengan belajar di Rappler Indonesia

Dapatkan pengalaman yang kaya dengan belajar di Rappler Indonesia

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

‘Saya kagum dengan bagaimana staf Rappler mempercayakan saya untuk meliput isu-isu penting dan bertemu dengan tokoh-tokoh penting’

JAKARTA, Indonesia — Hari pertama magang sebagai reporter di Rappler Indonesia, saya diundang untuk menghadiri rapat editorial. Entah terlihat atau tidak, saya gugup saat itu.

Alasannya karena sudah ada kekaguman dalam diri saya terhadap Rappler Indonesia. Mereka diketahui mengedepankan partisipasi sosial, dan berusaha mendorong masyarakat sipil dan netizen untuk berpartisipasi dalam perubahan sosial ke arah yang positif.

Masalah yang mereka fokuskan sangat penting bagi saya. Misalnya saja terkait realisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan hak asasi manusia.

Peluang untuk eksplorasi

Kegugupan saya di hari pertama magang perlahan hilang. Orang-orang di dalamnya mengundang saya untuk berdiskusi tentang isu-isu tertentu atau sekedar ngobrol sehari-hari. Yang terpenting, tidak ada senioritas di sana.

Tugas pelaporan tidak diberikan dengan ‘perintah’ melainkan dengan ‘arahan’ disertai diskusi. Ketika sesuatu diliput, baik editor, reporter, produser media sosial, juga tidak Direktur pengatur ajak kami berdiskusi. Pembahasan yang dilakukan mencakup informasi latar belakang serta data dan fakta pendukung. Selain itu tentang sumber yang cocok untuk ditulis.

Mereka memberi kesempatan kepada pekerja magang untuk melakukan eksplorasi.

“Menurut pendapat saya, sudut mana yang cocok tetapi Anda juga dapat mencobanya sudut lain. “Akan kulihat bagaimana hasilnya,” kata salah satu dari mereka editor.

Setiap rapat redaksi, saya dan peserta magang lainnya di Rappler Indonesia tidak lupa ditanya, “Apakah kamu punya ide untuk liputan minggu ini? Kalau kamu punya ide, katakan saja ya.”

Diberi kepercayaan

Saya juga kagum melihat bagaimana mereka mempercayai saya dan pekerja magang lainnya untuk meliput acara penting dan bertemu dengan tokoh masyarakat.

Saya berkesempatan meliput acara di Istana Wakil Presiden yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, tokoh agama, tokoh lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan selebriti Tanah Air yang mendukung penghapusan diskriminasi.

Sembari meliput pengumuman Habibie Festival 2017, saya juga mendengarkan langsung cerita dan ceramah Presiden ketiga RI BJ Habibie tentang perjuangan dan teknologi untuk Indonesia.

Saya juga berkesempatan merasakan ‘semangat massa’. Misalnya saja saat aksi bela Islam diliput 313 dan lilin untuk Ahok. Kedua kubu massa ini mempunyai prinsip yang bertolak belakang. Namun, saya merasa beruntung bisa merasakan dan menyaksikan betapa banyak orang yang bisa bersatu dan memperjuangkan hal yang sama. Menurut saya, ada ‘pijatan’ di kedua aksi tersebut.

Redaksi juga mempercayakan saya untuk menyelidiki tokoh-tokoh masyarakat sipil yang ternyata tak kalah mengesankannya dengan tokoh masyarakat.

Misalnya saja saat mewawancarai sejumlah anggota suatu komunitas backpacker, pemilik kafe dan turis Norwegia. Mereka bertemu di Palembang, Sumatera Selatan. Di sana, komunitas backpacker dan seorang pemilik kafe membantu turis Norwegia yang sibuk.

Ada juga kesempatan untuk mewawancarai para pembuat patung dari limbah cangkang telur. Ia mempunyai mimpi agar semakin banyak masyarakat yang bisa memanfaatkan sampah.

Berpartisipasilah dalam acara inspiratif Rappler Indonesia

Selain pemberitaan, pekerja magang kami juga terlibat dalam acara yang diselenggarakan oleh Rappler Indonesia.

Saya ikut serta dalam acara peringatan Hari Kartini. Diskusi dalam acara tersebut sangat menginspirasi. Perempuan yang datang sebagai narasumber mulai dari menteri aktif, anggota polisi, pengusaha, hingga yang aktif di LSM.

Selain itu, ada juga pembahasan debat Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Ada tim sukses dari kedua pasangan calon yang hadir.

Ada juga acara pembacaan puisi untuk mengenang tragedi Mei 1998. Acara ini diadakan agar semangat pengungkapan tragedi Mei 1998 tetap hidup. Selain itu, penting juga bagi generasi muda untuk mengetahui lebih banyak mengenai tragedi ini.

Bagi anda yang tertarik untuk mendapatkan pengalaman seperti saya, anda bisa mengikuti program magang di Rappler Indonesia. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di tautan ini. —Rappler.com

BACA JUGA:

Data SGP