Simak kinerja HTI
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Berbagai aksi yang dilakukan HTI, mulai dari menolak kontes Miss World hingga mengkritik perayaan Valentine
JAKARTA, Indonesia – Pemerintah berencana membubarkan ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena dianggap bertentangan dengan Pancasila.
Selain itu, keberadaan dan aktivitas Hizbut Tahrir juga dinilai mampu merugikan persatuan dan kesatuan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemerintah harus mengambil langkah hukum yang tegas untuk membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia, kata Wiranto dalam siaran pers di Kantor Kemenko Polhukam, Senin, 8 Mei 2017.
Lalu tindakan apa yang dilakukan HTI hingga membuat pemerintah merasa perlu membubarkan mereka? Berikut beberapa di antaranya:
Tolak RUU Ormas
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Cabang Balikpapan, Kalimantan Timur, pernah menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Balikpapan menolak RUU Ormas yang tengah dibahas di DPR RI, Rabu, 27 Maret 2013.
Tujuan aksi hari ini adalah menolak pengesahan RUU Ormas yang akan mengembalikan rezim represif ala Orde Baru, kata Muhammad Nazaruddin, juru bicara HTI Balikpapan.
Minta pemerintah mengambil langkah konkrit terhadap Mesir
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Stadion Gajayana Malang untuk meminta pemerintah mengambil langkah nyata terhadap tentara Mesir yang membunuh rakyatnya.
“Pemerintah tidak hanya harus mengutuk, tapi harus mengambil langkah nyata, misalnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Mesir dan melindungi WNI yang berada di negara tersebut,” kata Ahmad Fikri, koordinator aksi HTI, Rabu, 21 Agustus 2013.
Mengecam acara Miss World
Hizbut Tahrir Indonesia wilayah Bengkulu menggelar aksi menentang kontes kecantikan “Miss World” yang digelar di Indonesia.
“Aksi ini kami adakan untuk mengecam dan menginginkan pembatalan kontes Miss World yang rencananya digelar hingga 28 September,” kata Ketua HTI wilayah Bengkulu, Septri Widianto, Rabu, 4 September 2013.
Minta Risma meningkatkan kesehatan ekonomi dan mental WTS
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Surabaya mendukung rencana penutupan lokalisasi Jarak dan Dolly di Surabaya pada 18 Juni 2014. Mereka juga meminta Wali Kota Tri Rismaharini meningkatkan aspek ekonomi dan spiritual perempuan pelacur (WTS).
Sebab, mereka menilai menutup lokalisasi saja tidak cukup. Sebab menurut mereka ada dua faktor yang menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam dunia hitam, yaitu ekonomi dan spiritual.
Tolak Hari Valentine
Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam HTI dan Lembaga Dakwah Sekolah Kalimantan Selatan menggelar aksi menolak “Valentine’s Day” pada Jumat, 2 Februari 2015.
Penolakan ini terjadi pada Jumat sore di Taman Siring depan Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Mereka antara lain membawa spanduk bertuliskan “Tolak Hari Valentine: Selamatkan Generasi Muda dengan Khilafah.”
Selain itu, mereka juga memasang poster bertuliskan “Mengaji Ya, Pacaran Tidak, Belajar Ya, Valentinan Tidak”, “Pacaran Ilegal, Jaga Kehormatan”, “Hati-hati dengan Bahasa Gaul Bebas, Waspadai Budaya Barat”, “Nyaman”. “. untuk juga memiliki Khilafah”. —dengan laporan ANTARA/Rappler.com