Kisah heroik seorang ibu yang menyelamatkan anaknya dari penculikan
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Berbekal batu, seorang ibu di Aceh berduel melawan penculik anaknya
PIDIE, Indonesia – Nurhayati (36), warga Gampong Genting Timur, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie, Aceh, menghentikan penculikan anak kandungnya bernama Arka Rizkillah Bin Zulkifli (4 bulan) usai berduel dengan pelaku yang tidak diketahui identitasnya. . belum diketahui.
Peristiwa itu terjadi pada Senin malam 20 Maret 2017 sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu Nurhayati menidurkan Arka di ayunan kain. Sedangkan suaminya Zulkifli Bin Alibasyah (30) tidak ada di rumah.
Pelaku membawa Arka keluar dari ayunan saat Nurhayati sedang tidur. Ia tidur tak jauh dari ayunan kain tempat Arka berbaring. Namun tak lama kemudian Nurhayati terbangun. Ia merasakan ayunan itu dan terkejut karena Arka tidak ada di sana.
Nurhayati tiba-tiba panik. Kemudian dia melihat pintu belakang dan jendela tempat tidur terbuka. Ia kemudian mengambil batu yang ada di samping tempat tidur lalu bergegas menuju dapur di belakang rumahnya. Di sana ia mendapati pelaku menodongkan pisau ke arah anaknya.
Nurhayati pun histeris melihat hal tersebut sebelum akhirnya melemparkan batu yang ada di tangannya ke arah pelaku. Lemparan tersebut mengenai tangan pelaku sehingga menyebabkan pisau yang dipegang pelaku terjatuh.
Namun ternyata lemparan Nurhayati tak membuat pelaku jera, ia kembali mengambil pisaunya. Hal serupa juga dilakukan Nurhayati, ia pun mengambil kembali batu yang dilemparnya dan kembali melemparkannya ke arah pelaku hingga mengenai punggungnya.
Bak adegan film Hollywood, Nurhayati buru-buru mengambil anaknya yang diletakkan di atas dapur. Tak mau menyerah begitu saja, pelaku akhirnya berduel dengan Nurhayati.
Pelaku menjambak rambut Nurhayati. Hingga berteriak minta tolong kepada warga sekitar, pelaku melepaskan rambut Nurhayati, kemudian pelaku kabur karena mengetahui situasi sudah tidak aman lagi.
Meski ibu korban dan pelaku sempat berduel, namun kondisi bayi tersebut selamat dan alhamdulillah untuk saat ini dalam keadaan selamat, kata Kapolsek Batee Iptu Much Aji, Selasa, 21 Maret 2017.
Dari keterangan ibu korban kepada polisi, Much Aji mengatakan, ciri-ciri pelaku bertubuh tinggi kurus, rambut cepak, warna kulit tidak jelas, serta mengenakan kemeja lengan pendek dan sepatu berwarna abu-abu.
Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki kasus penculikan tersebut. “Saat ini kami sedang melakukan penyelidikan mendalam atas kejadian yang memicu rumor penculikan tersebut,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pidie AKP Syamsul kepada wartawan di Sigli, Selasa, 21 Maret 2017.
Ia juga mengimbau warga menghidupkan kembali pos keamanan keliling (poskamling) di desa-desa. “Kami mengimbau warga berhati-hati dan berupaya menghidupkan kembali pos pengamanan tersebut,” ujarnya.
Belakangan ini masyarakat Aceh dihebohkan dengan isu penculikan anak. Minggu, 19 Maret 2017 lalu, seorang pemuda tegang diserang warga Desa Reuleung Geulumpang, Kuta Malaka, Aceh Besar setelah diduga sebagai penculik anak. Setelah ditangkap, polisi memastikan pemuda tersebut memang tidak waras, lalu dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh.
Tak hanya itu, seorang perempuan yang belum diketahui identitasnya juga diamankan Senin pekan lalu oleh warga Gampong Pinto Makmur, Kecamatan Bungkah, Kabupaten Aceh Utara. Ia juga diduga sebagai penculik anak.
Nasib serupa juga dialami dua perempuan paruh baya asal Aceh Barat dan Aceh Barat Daya (Abdya). Senin lalu, keduanya nyaris diserang massa di Desa Babah Lhung, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Abdya, karena diduga sebagai penculik anak. Setelah diperiksa polisi, mereka diketahui adalah dua orang pengemis. —Rappler.com