Setya Novanto Hilang, Bagaimana Nasib Ridwan Kamil di Pilgub Jabar?
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Selama petinggi Golkar tidak membabi buta membela Setya Novanto, pencalonan Ridwan Kamil tidak akan terpengaruh.
BANDUNG, Indonesia — Partai Golkar menegaskan dukungannya terhadap Ridwan Kamil sebagai calon gubernur pada pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018. Keputusan (SC) mendukung Wali Kota Bandung bahkan sudah diserahkan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto pada Kamis, 9 November 2017.
Namun saat ini Partai Golkar sedang menghadapi persoalan terkait Setya Novanto yang ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus korupsi KTP elektronik. Ketua DPR RI itu juga menghilang saat KPK berencana menjemput Novanto secara paksa di kediamannya di Jalan Wijaya Kebayoran Baru, Jakarta.
Lantas, apakah kasus Setya Novanto akan mempengaruhi elektabilitas Ridwan Kamil?
Pengamat politik Firman Manan menilai kasus Setya Novanto tidak akan mempengaruhi pencalonan Ridwan Kamil. Sebab, karakter pemilih pada setiap pilkada lebih mementingkan jumlah dibandingkan partai politik.
“Seringkali partai tidak terlalu penting bagi pemilih, asalkan sosoknya dianggap layak, punya kualitas pribadi, lalu punya visi dan misi program yang baik. “(Kriteria) lebih penting bagi pemilih, dibandingkan partai politik,” kata Firman saat dihubungi Rappler, Kamis, 16 November 2017.
Firman sendiri yakin Golkar sebagai partai politik yang matang bisa mengatasi permasalahan internalnya. Mengutip pengalaman masa lalu, Firman memperkirakan Golkar Setya akan mencopot Novanto jika dianggap membebani partai.
Elit Partai Golkar selanjutnya akan melakukan peninjauan terhadap struktur organisasinya untuk membuktikan kepada publik bahwa partai berlambang pohon beringin itu mendukung pemberantasan korupsi.
“Jika kita melihat Setnov ditahan, Golkar akan mengambil langkah strategis lalu melumpuhkan Setnov. “Dengan tidak lagi masuknya Setnov di elite Golkar, seharusnya hal ini tidak ada pengaruhnya terhadap Kang Emil,” kata pengamat politik Universitas Padjadjaran itu.
Firman juga mengingatkan, pelaksanaan Pilgub Jabar masih sekitar 7 bulan lagi, sehingga meski kasus Setya Novanto berdampak pada pencalonan Ridwan Kamil, masih banyak waktu untuk menyelesaikannya. memperbaiki.
“Pemilu masih jauh, 7 bulan lagi. Jadi, kalau kasus Setya Novato sekarang berdampak pada pencalonan Ridwan Kamil, maka dalam waktu yang tidak lama lagi akan pulih, kata Firman.
Sementara itu, Pengamat politik Universitas Parahyangan Asep Warlan Yusuf menilai kasus korupsi Setya Novanto akan berdampak pada pencalonan Ridwan Kamil, jika Golkar melakukan pembelaan yang tidak rasional terhadap pria yang belakangan disapa “Papa” itu.
“Jika para elite Golkar mati-matian membela Setya Novanto dengan cara yang tidak proporsional, intinya membela Setya Novanto apapun yang dilakukannya, maka Golkar akan kehilangan simpati, benar-benar kehilangan simpati. Dan ini akan mempengaruhi elektabilitas Ridwan Kamil, kata Asep.
Agar hal tersebut tidak terjadi, lanjut Asep, Golkar harus bisa memisahkan kasus Setnov dengan kebijakan pemberantasan korupsi Golkar. Menurut Asep, Golkar bisa belajar dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menghadapi permasalahan serupa pada Pilgub Jabar 2013 lalu.
Saat itu, Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq (LHI) ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi impor daging sapi saat Ahmad “Aher” Heryawan yang merupakan kader PKS bertarung di Pilgub Jabar. Meski demikian, Aher berhasil memenangkan Pilgub Jabar 2013 tanpa terpengaruh kasus korupsi Luthfi.
“PKS terpisah dari kasus LHI dan konsentrasi pada pilkada. Jadi tergantung Golkar. “Kalau Golkar proporsional dan tetap berkomitmen memberantas korupsi, maka aman,” kata Asep yang juga pakar hukum tata negara itu. —Rappler.com