Idrus Marham menunjukkan surat keputusan pendukung Partai Golkar kepada Ridwan Kamil
- keren989
- 0
BANDUNG, Indonesia – Partai Golkar menegaskan dukungannya terhadap Ridwan Kamil sebagai calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2018 mendatang. Dukungan tersebut ditunjukkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Idrus Marham saat mengunjungi rumah dinas Wali Kota Bandung di Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, pada Sabtu 4 November 2017.
Idrus menunjukkan kepada Ridwan Kamil asli surat keputusan (SC) dukungan yang ditandatangani pada 24 Oktober 2017 oleh Ketua Umum Partai Golkar Setyo Novanto dan dirinya sebagai Sekjen.
Namun Idrus hanya bisa menunjukkan surat tersebut karena berdasarkan mekanisme partai, Ketua DPD Partai Golkar Jabar berwenang menyerahkan surat keputusan pendukung tersebut.
“Mekanisme penyerahannya sesuai aturan Partai Golkar, akan diserahkan kepada DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat dan selanjutnya akan diserahkan kepada DPD Partai Golkar Jawa Barat yang didampingi pemenang Pilkada Jawa I. kira-kira ke Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil),” kata Idrus yang didampingi Nurul Arifin, Kepala Bagian Media dan Pengumpulan Pendapat DPP Golkar.
Idrus mengatakan, MA harus diserahkan kepada Ridwan Kamil oleh Ketua DPD Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi paling lambat pekan depan. Pengurus pusat rencananya akan menyampaikan keputusan tersebut kepada Ketua DPD Jabar pada Rabu 8 November 2017.
Dalam SK tersebut disebutkan Partai Golkar resmi mendukung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur bersama kader Partai Golkar Daniel Mutaqien Syafiudin sebagai calon wakil gubernur pada Pilgub Jabar 2018. Dengan terbitnya surat keputusan ini, Idrus memastikan pencalonan Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien sudah final.
“Surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal bersifat final. Tidak ada lagi jika, sudah selesai. “Tinggal apa yang terjadi ke depan, kita dekat dengan rakyat, kita yakinkan rakyat bahwa Kang Emil lah yang terbaik untuk memimpin Jabar ke depan,” kata Idrus yang mengenakan kemeja putih.
Pernyataan Idrus pun menjelaskan mengenai SK palsu yang beredar dan kasusnya kini diproses Polda Jabar. Idrus menegaskan, surat tersebut bukan dari Partai Golkar karena tidak dilengkapi nomor surat dan tanggal serta tanpa stempel.
Idrus yakin keputusan pengurus pusat akan dipatuhi oleh kader Partai Golkar di daerah, termasuk Dedi Mulyadi, sesuai mekanisme partai yang ada.
““Saya yakin kader-kader Golkar yang militan, yang benar-benar militan dan memahami peraturan yang ada, saya percaya mereka akan melaksanakan keputusan ini,” ujarnya.
Idrus menampik kabar adanya disharmoni antara pengurus pusat dan pengurus DPD Partai Golkar akibat beralihnya dukungan pengurus pusat dari Dedi Mulyadi ke Ridwan Kamil. Idrus pun membantah rumor pemecatan Dedi sebagai Ketua DPD.
“Bapak Dedi Mulyadi selaku ketua tentunya akan melaksanakan keputusan tersebut dan tentunya Dedi Mulyadi akan tetap menjadi ketuanya. Saya bertanggung jawab, kalau ada rumor ada yang mau berubah, tidak akan ada yang berubah. (Jabatan) hanya dapat digantikan apabila ada tanda tangan ketua umum dan sekretaris jenderal. Jadi jelas, saya jamin dan saya jamin Dedi tidak ada perubahan, kata Idrus.
Di tempat yang sama, Ridwan Kamil mengucapkan terima kasih atas dukungan Partai Golkar terhadap pencalonannya sebagai gubernur di Pilgub Jabar. Menurut Emil, dukungan tersebut menjadi bukti bahwa partai berlambang pohon beringin itu bertindak rasional.
“Alhamdulillah atas kepercayaannya Golkar sangat rasional melihat aspirasi masyarakat dan mewujudkan dukungan hari ini, kata Emil.
Emil menyatakan akan mematuhi mekanisme Partai Golkar yang akan menyerahkan surat tersebut secara resmi melalui Ketua DPD Jabar. Usai menerima surat tersebut, Emil bertekad terus bekerja keras untuk terus meningkatkan elektabilitasnya.
“Saya patuhi prosedur Partai Golkar, tunggu (pengajuan MA) minggu depan, setelah itu saya tidak akan berubah, saya akan tetap bekerja keras, tidak kendur untuk memastikan elektabilitas bisa meningkat setiap bulannya. Saya mohon dukungannya,” ujarnya.
Emil menyatakan, dukungan Partai Golkar merupakan dukungan luar biasa yang diterimanya. Apalagi, Golkar yang punya 17 kursi di DPRD Jabar semakin memantapkan posisinya sebagai calon gubernur pertama yang mendapat tiket kontestasi Pilgub Jabar. Dengan bertambahnya 17 kursi dari Golkar, dukungan Emil melampaui syarat minimal pencalonan yakni 38 kursi.
“Hukumnya adalah semakin banyak dukungan, semakin baik daripada tidak ada dukungan atau sedikit dukungan. Struktur Partai Golkar luar biasa, 17 kursi plus puluhan kepala daerah. Artinya alat tersebut ada. Jadi sangat signifikan dan kita tinggal menyelaraskan visi misi Partai Golkar yang bekerja dengan gaya kerja saya, kata Emil.
Diakui Emil, dukungan Partai Golkar tanpa mahar, hanya visi misi memperjuangkan kepentingan rakyat. Menurutnya, hubungannya dengan Partai Golkar merupakan hubungan dua arah yang saling menguntungkan. Emil menjelaskan, jabatannya sebagai Wali Kota Bandung yang terkenal dengan banyak karyanya akan memperkuat eksistensi Golkar di masyarakat.
“Saya kira tidak ada mahar apa-apa kecuali visi misi memperjuangkan kepentingan rakyat. Karena kalau masyarakat puas dengan kerja saya dan masyarakat tahu Golkar mendukung saya, maka Golkar nantinya akan mendapat simpati masyarakat Jabar, kata Emil.
Sementara soal calon wakil gubernur yang akan mendukungnya, Emil menyerahkan sepenuhnya pada musyawarah partai koalisi yakni Golkar, PKB, PPP, dan Nasdem.
Koalisi akan bertemu, silakan dibahas, nanti saya ikuti hasil musyawarahnya, kata Emil.
Kader Partai Golkar dukung?
Klaim Idrus Marham yang menyebut kader Partai Golkar akan mendukung keputusan pengurus pusat yang mencalonkan Ridwan Kamil terkesan terlalu terburu-buru. Pasalnya, protes terhadap keputusan tersebut muncul sejak dukungan terhadap Ridwan Kamil masih dalam bentuk wacana. Sejumlah kader akar rumput Partai Golkar Jawa Barat menyatakan menolak pencalonan Ridwan Kamil dan tetap mendukung Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur di Pilgub Jabar.
Protes tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk petisi yang diunggah ke website perubahan.org. Petisi bertajuk Mempertaruhkan Loyalitas Kader Partai Golkar Jabar ini diunggah pada Kamis, 2 November 2017 oleh Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Bandung, Aat Safaat Hodijat.
Betapa sakitnya saya dan mungkin seluruh pengurus, kader, anggota dan simpatisan PG (Partai Golkar) di Jawa Barat mendengar pernyataan Sekjen Idrus Marham di media massa bahwa calon gubernur yang dilantik bukan Dedi. Mulyadi. Alasannya sederhana, karena hasil survei menunjukkan elektabilitas mereka kalah dengan nama lain, yakni yang bukan kader PG, sehingga DPP PG lebih punya hak dan keuntungan untuk mengusung calon gubernur yang bukan PG. kader dan kader PG hanya bisa diposisikan sebagai calon gubernur,” tulis Aat dalam petisinya.
Sebagai kader Partai Golkar, Aat mengajukan 4 poin petisi politik, yaitu:
1. Keputusan DPP PG dalam menetapkan calon gubernur dan wakil gubernur saat ini harus diuji oleh DPD PG Jabar dan DPD PG Kota/Kabupaten, apakah sesuai dengan misi partai dan konstitusi partai. .. ?
2. Jika tidak sesuai misi dan konstitusi partai, saya minta DPD PG Jabar dan DPD PG Kota/Kabupaten Jabar berjuang secara konstitusional.
3. Kepada para Ketua DPD PG Kota/Se Kabupaten Jawa Barat, pegang teguh sumpah atau janji Panca Bhakti yang akan menjaga persatuan dan kesatuan dengan karakter setia. Kini saatnya menunjukkannya demi harga diri dan kehormatan kolektif anggota Partai Karya di Jawa Barat.
4. Tidak ada kepastian di dunia ini selain datangnya kematian dan tidak ada keputusan manusia yang tidak dapat diubah kecuali keputusan Allah. Mengubah keputusan DPP PG jika terdapat kesalahan di dalamnya atau DPP PG akan menghadapi kesetiaan Kader PG se-Jabar terhadap Konstitusi Partai.
Petisi yang dimulai dua hari lalu ini telah mendapat 2.351 tanda tangan hingga pukul 19.30 WIB, Sabtu 4 November 2017.
Berbagai alasan dilontarkan warganet yang mendukung petisi tersebut. Mayoritas menyatakan dukungannya terhadap Dedi Mulyadi dan ada pula yang menginginkan Jabar lebih baik. – Rappler.com