Siswa berjalan sejauh 32 kilometer untuk melarikan diri dari Kota Marawi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kampus satelit Mindanao State University di Kota Iligan disiapkan menampung mahasiswa yang dievakuasi dari kampus utama di Kota Marawi
LANAO DEL NORTE, Filipina – Mahasiswa kampus utama Mindanao State University (MSU) yang nekat meninggalkan Kota Marawi di Lanao del Sur, terpaksa menempuh perjalanan hingga 32 kilometer menuju Kota Iligan, Lanao del Norte pada Rabu, 24 Mei. . ….
Eduardito Maruhom, pejabat kampus satelit MSU di Kota Iligan, mengatakan mereka mendapat laporan bahwa 9 mahasiswanya memilih berjalan kaki karena tidak mendapat tumpangan untuk mengungsi dari bentrokan di sana.
“Anak-anak berjalan dari Marawi ke Iligan,” kata Maruhom kepada Rappler. “Ada 9 orang. Siswa miskin lelah dan lapar.”
Ribuan warga telah meninggalkan Marawi untuk menghindari bentrokan antara kelompok teroris Maute dan pasukan pemerintah. Presiden Rodrigo Duterte menempatkan seluruh Mindanao di bawah darurat militer dan mengatakan dia akan memperluas cakupan jika teroris mendapatkan pijakan di kelompok pulau lain.
Para siswa belum mencapai Kota Iligan ketika Rappler berbicara dengan Maruhom pada Rabu sore. Maruhom mengatakan, jaraknya sekitar 32 kilometer.
Para pelajar berusaha mencari tumpangan di pinggir jalan, namun Maruhom mengatakan sebagian besar pemilik kendaraan di Kota Marawi juga mengungsi keluarganya sendiri.
Pemilik kendaraan sendiri tidak seberuntung itu. Lalu lintas padat karena warga berbondong-bondong mengungsi. Apa yang biasanya memakan waktu satu jam perjalanan pada hari-hari biasa membutuhkan waktu hingga 7 jam bagi banyak dari mereka.
Semua kendaraan yang memasuki Kota Iligan diperiksa dengan cermat. Penumpang disuruh turun dari busnya agar tasnya diperiksa satu per satu. Ada juga jalur terpisah untuk kendaraan pribadi.
@rapplerdotcom Di sini, di pos pemeriksaan, penumpang diminta turun dari bus agar tasnya bisa diperiksa satu per satu. Jalur terpisah untuk kendaraan pribadi @rapplerdotcom pic.twitter.com/ym8o1A262B
— Carmela Fonbuena (@carmelafonbuena) 24 Mei 2017
Namun sejauh ini tidak ada keluhan. “Lebih aman kalau ada pos pemeriksaan. Tapi itu juga sebuah perjuangan. Mereka meminta kami semua turun dari bus demi alasan keamanan tambahan,” kata Melissa Saavedra kepada Rappler.
Kampus MSU di Kota Iligan bersiap menampung mahasiswa yang mengungsi MSU-Marawi. Namun Maruhom mengatakan, pemondokan itu tidak bisa mengikutsertakan orang tuanya.
“Kami sudah menyiapkan tim tanggap darurat kampus. Ia siap menerima siswa. Makanannya sudah siap,” kata Maruhom.
Mahasiswa yang sempat menumpang dump truck yang disediakan berbagai rombongan diharapkan tiba di kampus Iligan pada Rabu larut malam.
“Dalam cara kami, kami mengulurkan tangan membantu kami. Kami akan menerima mahasiswa dari kampus utama MSU. Kami akan menampung mereka di sini,” kata Maruhom.
MSU-Marawi adalah kampus terbesar dan memiliki sekitar 20.000 mahasiswa. Maruhom mengatakan kampus Iligan dapat menampung hingga 2.000 mahasiswa yang tidak dapat menemukan akomodasi di tempat lain. – Rappler.com