• November 26, 2024
Pesawat TNI AU jatuh di Indonesia, menewaskan seluruh penumpangnya

Pesawat TNI AU jatuh di Indonesia, menewaskan seluruh penumpangnya

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pesawat tersebut jatuh hanya 4 menit sebelum jadwal pendaratannya, menandai kecelakaan lain yang menimpa angkatan bersenjata.

JAKARTA, Indonesia – Pesawat Hercules C-130 milik TNI AU jatuh pada Minggu pagi, 18 Desember, setelah menghantam Gunung Pugima di Kampung Minimo, Distrik Maima, Jayawijaya, Papua. Semua 13 penumpang di dalamnya tewas.

Juru Bicara Polda Papua Mustopa Ahmad Kamal mengatakan, pesawat tersebut jatuh di pegunungan.

“Pesawat itu ditemukan di distrik Maima. Tim sudah berada di lokasi dan sedang mengevakuasi kru,” kata Kamal kepada Rappler.

Dia menambahkan bahwa seluruh kru tewas. Di dalam pesawat terdapat 3 pilot, 8 teknisi, seorang navigator dan seorang perwira militer, serta makanan dan semen.

“12 awak dan pilot, menurut laporan awal, semuanya tewas,” ujarnya.

Petugas penyelamat menemukan puing-puing pesawat segera setelahnya. Ke-13 jenazah tersebut telah ditemukan, menurut Angkatan Udara.

Dalam jumpa pers di Jakarta, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadiyan Sumintaatmadja menyampaikan belasungkawa kepada keluarga anggota TNI AU yang gugur.

“Pertama, kami menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya anggota TNI AU yang semuanya bertugas. Kami mendoakan kekuatan bagi keluarga yang berduka untuk menghadapi cobaan ini,” kata Hadiyan.

“Kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas tragedi yang tidak terduga ini. Kita doakan arwah para prajurit diterima di sisi Allah SWT,” ujarnya.

Rekor penerbangan yang buruk

Menurut Sumintaatmadja, pesawat Hercules bernomor registrasi A-1334 itu jatuh di sekitar Bandara Wamena, Papua. Dia mengatakan pesawat itu digunakan untuk pelatihan pilot.

Meski belum diketahui penyebabnya dan penyelidikan masih berlangsung, Sumintaatmadja mengatakan, laporan awal menyebutkan kecelakaan itu disebabkan cuaca buruk. Ia menambahkan, pesawat tersebut dirawat dengan baik.

Indonesia memiliki catatan keselamatan penerbangan yang tidak merata. Pesawat terbang biasa digunakan untuk transportasi di daerah terpencil dan pegunungan Papua dan cuaca buruk telah menyebabkan beberapa kecelakaan dalam beberapa tahun terakhir.

Insiden fatal ini merupakan yang terbaru bagi militer Indonesia yang rawan kecelakaan.

Pada bulan November, kecelakaan helikopter tentara menewaskan 3 orang di Kalimantan, sementara 3 lainnya tewas ketika sebuah helikopter militer menabrak sebuah rumah di Jawa Tengah pada bulan Juli.

Sekitar 12 orang tewas pada bulan Maret ketika helikopter militer lainnya jatuh saat cuaca buruk di Sulawesi di Indonesia tengah.

Namun kejadian terparah dalam beberapa waktu terakhir terjadi pada Juni 2015, ketika pesawat Hercules C-130 TNI AU jatuh di lingkungan sekitar Kota Medan, menewaskan 142 orang dan menimbulkan kerusakan luas.

Kronologi

Kronologis kejadiannya dibawah ini:

05.35 WIB: Pesawat berangkat dari Timika menuju Wamena sekitar pukul 06.13 WIB dan dijadwalkan tiba. Pesawat itu tidak pernah tiba dan jatuh 4 menit sebelum perkiraan pendaratan.

06:02 WIB: Pesawat bersentuhan dengan Menara Wamena Wamena hingga mendarat di landasan pacu

06:08 CET: Menara melaporkan melihat pesawat di langit

06:09 CET: Pesawat kehilangan kontak dengan menara

Di bawah ini adalah daftar kru:

Walikota Marlon A Kawer (Instruktur Penerbangan)
Kapten J Hotlan F Saragih (Penerbang BR)
Letnan Hanggo Fitradhi (Penerbang II)
Letnan Arif Fajar Prayogi (Navigator I)
Letnan Lukman Hakim (penerjemah siaran radio)
PELTU Suyata (Mesin Tol Udara I)
PELTU Khusen (pesawat pencegat II)
Sersan Khudori (pesawat pencegat II)
PELTU Agung Tri W (Master Beban I)
Pelda Supreme S (Master Beban II)
Sersan Fatoni (Master Beban II)
Serda Suyanto (kru tambahan)
Kapten Rino (Layanan Penumpang dari Radar Unit 242 di Biak) – dengan laporan dari Agence France-Presse/Rappler.com

lagu togel