Pakar lintas disiplin mendesak pemerintah menghentikan reklamasi Teluk Jakarta
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Mereka juga meminta fase B dan C dihapus dari program NCICD
JAKARTA, Indonesia – Sekelompok ahli interdisipliner dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, reklamasi Teluk Jakarta tidak membawa manfaat baik bagi masyarakat sehingga harus dihentikan.
“Itu (daur ulang) menambah parah kerusakan lingkungan di Teluk Jakarta, berpotensi meningkatkan ancaman banjir dan merugikan kehidupan banyak orang,” ujar Koalisi Pakar Interdisipliner dalam makalah bertajuk Selamatkan Teluk Jakarta.
Menurut mereka, keberadaan 17 pulau reklamasi tersebut akan memperlambat kecepatan arus yang dapat meningkatkan sedimentasi di pesisir teluk, perairan dangkal antara pulau-pulau reklamasi dan/atau antara pulau-pulau reklamasi dan daratan.
Hasil simulasi sebelum dan sesudah pembangunan 17 pulau reklamasi menunjukkan bahwa kehadiran pulau-pulau baru meningkatkan durasi “wash time” alami teluk untuk mengencerkan material (sedimentasi, logam berat dan bahan organik) yang masuk ke teluk dari daratan. ,” mereka berkata.
Beberapa anggota Koalisi Pakar Interdisipliner tersebut adalah Henny Warsilah, Jan Sopaheluwakan, Wahyoe Hantono, Alan Koropitan, Marco Kusumawijaya, Rameyo T. Adi, serta Reiza Patters dan JJ Rizal.
Mereka mengaku melakukan penelitian dengan biaya sendiri sepanjang tahun 2016.
Mereka mengakui Teluk Jakarta memang sudah tercemar, namun reklamasi 17 pulau akan menambah tingkat pencemaran. “Proses daur ulang yang sudah dan akan dilakukan harus dihentikan,” kata mereka.
Mereka juga meminta pemerintah membatalkan tahap B dan C Pembangunan Pesisir Terpadu Ibu Kota Nasional (NCICD).
“Fase A NCICD disebut sebagai kebijakan tanpa penyesalan diperlukan untuk melindungi Jakarta dari banjir rob dapat dilanjutkan. …..Proyek NCICD fase B dan C tidak diperlukan,” tulis mereka.
NCICD Fase A bertujuan untuk melindungi Jakarta dari bahaya banjir dengan memperkuat tembok atau tanggul di pesisir dan sungai serta pompa, perbaikan drainase perkotaan dan upaya memperlambat penurunan tanah (penurunan permukaan tanah).
Ftahap B bertujuan untuk membangun tembok laut raksasa (GSW) di lepas pantai dan danau resapan air yang berdekatan dengan GSW, dan tahap C akan membangun danau resapan air di sebelah timur Teluk Jakarta dan terhubung dengan proyek GSW.
Meskipun ada dukungan dari NCICD fase A, kata para ahli Penguatan tanggul harus dibarengi dengan penghentian pengambilan air tanah, peningkatan kualitas air sungai, dan rehabilitasi Teluk Jakarta dari pencemaran.
Pemerintah memperkirakan biaya proyek NCICD akan mencapai US$21,5 miliar dolar dan selesai pada tahun 2080. – Rappler.com