5 hal tentang kontes ‘Miss Supranational’
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Ajang ‘Miss Supranational’ diklaim menjadi salah satu dari tiga kontes kecantikan paling bergengsi di dunia
JAKARTA, Indonesia – Intan Aletrino kini tengah berjuang mewakili Indonesia di kompetisi tersebut Nona Supranasional 2016. Dia saat ini sedang menjalani masa karantina dan penilaian yang dimulai pada 17 November.
Malam utama Miss International 2016 sendiri akan berlangsung pada Jumat malam 2 Desember atau Sabtu 3 Desember dini hari di Mosir Hall of Sports, Krynica Zdroj, Polandia.
Bagi Anda yang belum familiar dengan kompetisi ini, berikut kami jelaskan lima fakta seputar ajang tersebut Nona Supranasional:
Markas Besar di Panama
Nona Supranasional adalah kontes kecantikan yang diprakarsai oleh Asosiasi Kecantikan Dunia yang berkantor pusat di Panama. Organisasi ini memiliki pengalaman 20 tahun di industri kontes kecantikan.
Dibandingkan dengan kompetisi kompetisi Lain halnya dengan Miss Supranational yang terbilang masih muda karena baru digelar sejak tahun 2009.
Pesaing Miss Supranational muncul
Pada tahun 2013, salah satu pendiri Asosiasi Kecantikan Dunia, Carsten Mohr, memutuskan untuk keluar dari organisasi tersebut dan mengadakan kontes kecantikan dengan nama yang sama. Namun ide Mohr ditolak mentah-mentah oleh komunitas kontes kecantikan.
Mempesona, mode dan keindahan alam
Peristiwa Nona Supranasional diklaim sebagai salah satu dari tiga ajang kecantikan paling bergengsi di dunia. Dengan tiga semboyan yang disandangnya, yaitu bersinar, mode Dan cantik alamikompetisi berfokus pada keindahan alam dan keanggunan.
Hal tersebut ditegaskan Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia Putri K. Wardani yang mengatakan bahwa Nona Supranasional mencari seseorang yang memiliki kecantikan alami.
Pelanggan Kostum Nasional Terbaik
Pada Miss Supranational dua tahun sebelumnya, Indonesia berhasil meraih gelar juara Kostum Nasional Terbaik berturut-turut, padahal Indonesia baru tiga kali mengikuti ajang tersebut.
Pertama, gelar tersebut diraih pada tahun 2014 oleh Estelita Liana dengan kostum bertema Prajurit Putri Kalimantan. Kemudian pada tahun 2015, Gresya Amanda kembali mengharumkan nama Indonesia berkat kostum bertemanya Toraja yang mistis oleh Dynand Fariz.
Ganda
Pada tahun 2009, saat kontes ini pertama kali diadakan, jumlah kontestan Miss Supranational hanya mencapai 40 negara. Namun kini, di tahun kedelapan penyelenggaraannya, sudah lebih dari 80 peserta dari seluruh dunia yang berpartisipasi.
BACA JUGA:
-Rappler.com.