5 hal yang perlu Anda ketahui tentang terapi hiperbarik
- keren989
- 0
Terapi hiperbarik dapat menyembuhkan berbagai gangguan kesehatan dan menjaga kecantikan.
JAKARTA, Indonesia – Terapi hiperbarik masih belum banyak diketahui masyarakat yang akhir-akhir ini sedang marak terjadi akibat kebakaran di salah satu ruangan Rumah Sakit Angkatan Laut (AL) Mintohardjo, Jakarta Pusat, pada Senin, 14 Maret. Berikut lima hal yang perlu Anda ketahui tentang perawatan yang menggunakan oksigen murni pada tekanan di atas 1 atmosfer absolut (ATA):
1. Sudah ada sejak tahun 1960 dan hanya diperuntukkan bagi penyelam TNI Angkatan Laut
Situs resmi Ikatan Dokter Hiperbarik Indonesia mengungkapkan bahwa terapi oksigen hiperbarik pertama di RSAL Dr. Ramelan, Surabaya, 1960. Saat itu, terapi hiperbarik difokuskan pada penderita penyakit dekompresi yang mengalami penurunan tekanan darah dalam tubuh, hal yang biasa dialami para penyelam TNI Angkatan Laut.
Sejak tahun 1960 hingga 1990, layanan terapi ini hanya terbatas di RSAL dan RS Pertamina. Namun, pada tahun 1995, rumah sakit swasta dan pemerintah mulai menyediakan layanan hiperbarik. Alasannya karena penyelam non-militer juga membutuhkan terapi ini. Selain itu, oksigen murni juga dapat mengobati penyakit klinis selain dekompresi.
2. Dibawa ke ruang terapi khusus
Pertama, pasien akan dibawa ke ruang terapi khusus. Selanjutnya petugas akan mendudukan mereka di kursi untuk dipasangkan masker oksigen. Ada juga jenis alat lain, di mana pasien bisa menjalani terapi sambil tidur dan tidak memakai masker – melainkan semacam tudung transparan yang menutupi kepalanya.
Banyaknya sesi terapi tergantung pada masalah yang dialami pasien. Untuk keracunan darah bisa diselesaikan dalam tiga kali pertemuan. Namun, masalah yang lebih serius, seperti gangguan saraf dan organ lainnya, memerlukan 20-40 kali perawatan. Satu sesi terapi hiperbarik berlangsung sekitar dua jam.
3. Menyembuhkan berbagai macam penyakit
Terapi oksigen hiperbarik diprioritaskan bagi penyelam yang menderita penyakit dekompresi dan keracunan gas. Oksigen murni yang dikirim ke dalam tubuh meningkatkan kadar kandungannya hingga tiga kali lipat, membantu mempercepat pelepasan gas beracun sekaligus memenuhi kebutuhan seluruh sel.
Oksigen yang merupakan salah satu zat yang sangat dibutuhkan tubuh ternyata memiliki manfaat lain. Website RSAL Mintohardjo Hyperbaric Center mengungkapkan bahwa terapi ini juga dapat menyembuhkan berbagai jenis luka, termasuk luka akibat diabetes dan luka bakar.
Selain itu, orang yang mengalami trauma kecelakaan seperti bengkak dan nyeri bahkan patah tulang juga disarankan untuk menjalani terapi ini. Oksigen dapat mempercepat pertumbuhan jaringan dan tulang yang rusak; Pada saat yang sama, ini juga mengurangi pembengkakan dan nyeri.
Beberapa masalah lain yang juga dapat diatasi dengan terapi hiperbarik adalah: gangguan saraf seperti stroke dan neuropati; gangguan telinga seperti tuli mendadak; rasa pusing; penyempitan pembuluh darah mata; gangguan pencernaan; infeksi jamur pada organ dan kulit; untuk alergi.
4. Meningkatkan kebugaran dan menjaga kecantikan
Karena kebutuhan oksigen tercukupi, kinerja sel-sel tubuh pun meningkat. Terapi rutin, menurut situs RS Gading Pluit, dapat menjaga kebugaran jaringan sel tubuh. Oksigen akan merangsang percepatan regenerasi dan memulihkan kelelahan fisik. Pasalnya, terapi hiperbarik juga dapat memperbaiki pola tidur pasien yang menderita insomnia.
Tidur yang cukup dan kondisi tubuh yang sehat otomatis membantu memperbaiki kondisi kulit. Oksigen juga merangsang pembentukan jaringan kolagen sehingga meningkatkan elastisitas dan kehalusan kulit.
5. Risiko terapi hiperbarik
Setiap menjalani sesi terapi hiperbarik, pasien akan selalu didampingi oleh perawat atau dokter untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Awalnya, pasien akan merasakan nyeri pada telinga 5 hingga 10 menit pada awal terapi. Perasaannya digambarkan sama seperti berada di dalam pesawat yang hendak lepas landas.
Website Mayo Clinic menyebutkan bahwa terapi hiperbarik juga dapat menyebabkan rabun jauh sementara (miopia), akibat perubahan pada lensa mata. Selain itu, akibat tekanan udara, terdapat risiko cedera telinga seperti keluarnya cairan dan pecahnya gendang telinga.
Ada pula risiko paru-paru tidak berfungsi (barotrauma) akibat perubahan tekanan udara. Oksigen dalam jumlah tinggi juga dapat menyebabkan keracunan pada pusat saraf utama.
Selain itu, ruang terapi hiperbarik pasti memiliki kadar oksigen yang tinggi sehingga sensitif terhadap luka bakar. Oleh karena itu, pasien dan tenaga kesehatan harus sangat berhati-hati untuk memastikan tidak ada percikan sedikit pun. Selama terapi, pasien dan staf tidak boleh membawa peralatan elektronik, serta perawatan rambut dan tubuh yang mengandung minyak bumi dan dapat menjadi sumber penyulut api.
Setelah terapi, pasien biasanya merasa sangat lelah dan lapar.
Kebakaran yang terjadi di ruang terapi hiperbarik RSAL Mintohardjo diduga akibat percikan api yang berasal dari alat bernama ruang. Kebakaran yang membesar dalam waktu singkat ini memakan korban jiwa hingga empat orang. -Rappler.com
BACA JUGA: