Manchester City vs Real Madrid: Pengalaman bukan jaminan
- keren989
- 0
Jam terbang Los Blancos di Liga Champions memang jauh lebih tinggi. Namun The Citizens kini berbeda.
JAKARTA, Indonesia – Sejak 2011, Manchester City tidak pernah melewatkan Liga Champions. Namun, setiap kali juara Eropa itu tampil di sebuah ajang, mereka selalu dipandang sebelah mata.
Namun, musim ini mulai berbeda.
Kejutan pertama tim diberi julukan tersebut Masyarakat Hal itu muncul ketika mereka mampu lepas dari “kutukan” babak 16 besar. Ya, klub milik Abu Dhabi United Group ini memang tak pernah mampu melewati fase itu. Mereka lolos dengan mengalahkan juara Ukraina Dynamo Kyiv (0-0, 3-1).
Kejutan City tak berhenti sampai di situ. Pasukan Manuel Pellegrini membalikkan prediksi para pengamat yang lebih mengunggulkan Paris Saint-Germain (PSG) di babak perempat final. City mengalahkan tim Prancis dengan agregat 3-2.
Alhasil, penampilan mereka di Liga Champions pun dipenuhi rekor. Untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, mereka berhasil mencapai perempat final dan semifinal.
Sayangnya, lawan di babak semifinal adalah pengoleksi 10 trofi Liga Champions: Real Madrid. City akan menghadapi raksasa Spanyol di Etihad Stadium, kandang City, pada Rabu 27 April pukul 01.45 WIB.
Real jelas lebih berpengalaman dalam memburu Si Kuping Besar—julukan trofi Liga Champions. Mentalitas mereka untuk tampil di level teratas sepakbola masih utuh.
Selain itu, sejumlah pemain utama Real merupakan pemain yang sama yang meraih gelar Liga Champions ke-10 pada 2013-2014. Mereka termasuk Sergio Ramos, Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Gareth Bale dan Luka Modric.
Pemain baru yang baru datang, Toni Kroos pun tak asing lagi dengan trofi tersebut. Hal tersebut ia raih bersama Bayern Munich pada 2012-2013.
Pertahanan Real lemah
Namun tradisi unggul tersebut tidak menjamin mereka akan mudah lolos ke laga final. Pasalnya City kini mulai mengalihkan fokusnya ke Liga Champions setelah peluang juara di dalam negeri semakin hilang.
Pada laga melawan Stoke City, 23 April misalnya. Pellegrini tetap mempertahankan tim utamanya. Sergio Aguero hanya bermain 65 menit sedangkan David Silva bermain 57 menit. Raheem Sterling dan Kevin De Bruyne bahkan tidak bermain sama sekali.
Dengan hanya “setengah” kekuatan mereka mampu mengalahkan Stoke 4-0. Dua gol City bahkan dicetak oleh striker muda Kelechi Iheanacho. Kemenangan tersebut terasa istimewa karena berlangsung di Etihad Stadium. Di tempat yang sama mereka akan menjamu Real.
Di tengah produktivitas gol Vincent Kompany dan kawan-kawan, situasi berbeda dialami Real. Performa pertahanan mereka menjadi sorotan. Kemenangan 3-2 atas Rayo Vallecano diwarnai dengan kebobolan dua gol.
Situasi semakin sulit karena Karim Benzema akan absen. Posisinya akan digantikan oleh Lucas Vazquez.
Pellegrini pun kehilangan salah satu pemain utamanya, Yaya Toure. “Dia sedikit kesakitan saat melawan Stoke. “Sampai hari ini dia belum pulih,” kata Pellegrini dikutip oleh Sports Mole.
Posisi Toure akan digantikan oleh Fernando yang berduet dengan Fernandinho.
Absennya Toure tidak akan menjadi masalah bagi City. Sebab, dalam dua laga terakhir Liga Champions, mantan pemain Barcelona itu juga nyaris tak memberikan kontribusi. Dia tidak bermain di leg pertama dan hanya maju ke depan waktu terluka di leg kedua.
Duet Fernando dan Fernandinho sejatinya mulai solid. Kedua gelandang dengan kualitas bertahan ini tidak pandai menjaga penguasaan bola seperti Toure. Namun, mereka sangat kuat ketika mendorong lawannya.
Alhasil, City kehilangan penguasaan bola dalam dua laga melawan PSG. Namun permainan mereka juga lebih efektif. Pertahanan mereka semakin kuat meski Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan terus menyerang.
Faktanya, gelandang bertahan PSG itu tak mampu mengatasi tekanan intens yang diberikan para pemain City.
Situasi serupa bisa saja terjadi pada Real. Apalagi jika mereka mudah kehilangan bola di areanya. City bisa menghukum mereka seperti yang mereka lakukan saat melawan PSG.
Pelatih Real Zinedine Zidane melihat peluang kedua tim sama. Namun, atmosfer timnya mulai berbeda di babak semifinal Liga Champions. “Saya merasakan ada atmosfer yang sama ketika kami meraih gelar ke-10 kami,” ujarnya seperti dikutip Marca. —Rappler.com
BACA JUGA: