• November 24, 2024

Saluran air di lokasi Warungboto, tempat sebelum pernikahan putri Presiden Jokowi

YOGYAKARTA, Indonesia – Masyarakat Yogyakarta mengenal peninggalan kuno ini dengan nama Situs Warungboto karena terletak di Desa Warungboto, Kecamatan Umbulharjo. Namanya melejit dan santer diberitakan di media massa setelah menjadi lokasi pemotretan sebelum pernikahan Putri Presiden Joko Widodo.

Lokasi situs tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta. Dari jantung wisata Malioboro hanya berjarak 6 kilometer ke arah timur. Di lokasi inilah, awal Oktober lalu, pasangan Kahiyang Ayu dan Bobby Afif Nasution menggelar sesi foto prewedding. “Pukul 4 sore ada delapan mobil dalam rombongan,” kata Iwan Yuliantoro (44 tahun), warga sekitar lokasi, saat sesi foto, Rabu 1 November 2017.

Sebenarnya situs ini bernama Pesanggrahan Rejowinangun. Saat ini Rejowinangun merupakan nama sebuah kecamatan di Kabupaten Kotagede Kota Yogyakarta. Dalam catatan Direktorat Jenderal Kebudayaan, wisma ini dibangun pada tahun 1785 oleh KGPAA Hamengkunegara, putra mahkota Keraton Yogyakarta.

Hamengkunegara yang naik takhta pada tahun 1792 dan bergelar Sultan Hamengku Buwono II dikenal sebagai raja yang banyak membangun wisma pada masa pemerintahannya. Pada masanya, pesanggrahan difungsikan sebagai tempat peristirahatan di luar keraton. Selain Rejowinangun, wisma lain yang dibangun oleh Hamengku Buwono II adalah Ambarketawang, Tamansari dan Krapyak.

Pesanggrahan Rejowinangun dilengkapi dengan kolam renang dan tempat ibadah. Jejak keduanya masih bisa dinikmati hingga saat ini. Setahun yang lalu, pemerintah melestarikan tempat ini. Situs yang semula hanya tersisa puing-puing itu dibangun kembali hingga terlihat bentuknya.

Kolam ini terletak di tengah. Ada dua kolam di sini, berbentuk lingkaran dan persegi panjang di sebelah timur. Dahulu ornamen di tengah kolam berbentuk lingkaran mengeluarkan air yang berasal dari dalam tanah. Air tersebut kemudian dialirkan ke kolam berbentuk persegi sebelum dialirkan ke Sungai Gajah Wong melalui saluran air di sebelah selatan lokasi.

Iwan mengenang masa kecilnya, sekitar usia 6 tahun, ia sering mandi di kolam itu. Rumah itu berada tepat di sebelah selatan lokasi. Saluran drainase dari sumber hingga sungai kini berubah menjadi parit di depan rumahnya. “Saya belajar berenang untuk pertama kalinya dari di kolam itu,” katanya.

Menurutnya, masih ada kolam renang lain selain kedua kolam renang tersebut. Letaknya tepat di sebelah timur kedua bendungan. Bentuknya memanjang ke utara. Saat itu, warga memanfaatkan sumber air di kolam tersebut untuk mandi dan mencuci. Saat masih duduk di bangku SMA, Iwan bercerita bahwa ia pernah mencelupkan benih ikan ke kolam ketiga di lokasi tersebut. Sayangnya, kolam tersebut sudah tidak ada lagi karena ambruk ke dalam tanah.

Yang tersisa dari situs ini hanyalah sumber airnya. Pada tahun 1991, debit air dari sumbernya semakin kecil. Baru pada musim hujan debitnya kembali meningkat. Saat musim kemarau tiba, menyusut lagi. “Tahun 2000 tidak keluar lagi,” ujarnya.

Beberapa tahun kemudian, katanya, air keluar dari mata air yang berada di tengah kolam. Padahal debitnya terlalu kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Beberapa saat airnya mengucur, lalu mata air itu berhenti mengeluarkan air. Sampai sekarang.

Daerah yang banyak airnya kehilangan mata air

Umbulharjo berasal dari dua kata. Umbul artinya sumber air dan harjo artinya sibuk. Nama Umbulharjo yang kini menjadi nama kecamatan tersebut setidaknya menunjukkan masa ketika wilayah tersebut melimpah dengan air. “Tapi sekarang airnya susah,” kata Iwan.

Saat musim kemarau, kata dia, banyak sumur warga yang kering dan tidak menghasilkan air. Agar airnya keluar, mereka harus “menyuntikkan” sumur lebih dalam. Kebanyakan lubang lubang terjadi di wilayah sebelah barat lokasi yang kontur tanahnya lebih tinggi.

Sumur warga di sebelah timur lokasi yang kontur tanahnya lebih rendah masih lebih bahagia. Meski beberapa di antaranya juga mengalami nasib yang sama seperti lubang di sebelah barat lokasi.

Ernawati (44 tahun) salah satunya. Wanita yang tinggal di sebelah timur lokasi mengatakan sumurnya tidak pernah kering. “Mungkin karena lebih dekat ke sungai,” ujarnya, Kamis 2 November 2017.

Ia yakin air mancur di sekitar lokasi masih ada. Meski jumlahnya terus menurun. Hampir setiap hari, menurutnya, banyak pemancing di Sungai Gajah Wong. Dari mereka ia mengetahui bahwa di tepian sungai terkadang terlihat air mengalir dari mata air. “Lihat saja air di sungai sudah bisa tidak terlalu mendung,” ujarnya.

Halik Sandera, Direktur Forum Lingkungan Hidup Yogyakarta, mengatakan ada dua faktor yang mempengaruhi keberadaan sumber daya air. Kondisi aliran sungai dan perubahan lahan.

Air di Cekungan Yogyakarta berasal dari daerah tangkapan air di lereng Merapi. Di lereng Merapi, sejumlah sungai yang mengalir ke Yogyakara berhulu.

Masalahnya saat ini, kata dia, penambahan pasir di lereng Merapi sedang dilakukan secara masif. Penambangan tidak hanya terjadi di bantaran sungai, tapi juga merambah lahan yang semula ditumbuhi tanaman. Kondisi ini mengurangi tutupan lahan. Air hujan langsung mengalir ke sungai dan menghilang. Daerah resapan air berkurang.

Pada saat yang sama, konversi lahan di Kota Yogya pun terjadi tak kalah masifnya. Gedung-gedung baru sedang dibangun, hotel-hotel sedang dibangun. Ruang terbuka yang dulunya digunakan untuk menampung air hujan juga semakin berkurang. Meskipun pengambilan air tanah dalam masih dilakukan.

Bisa ditebak, persediaan air dalam semakin menipis dan mempengaruhi kondisi sumber daya air permukaan. “Penarikan air tanah cukup tinggi, namun proses pengisiannya lambat,” ujarnya, Kamis, 2 November 2017.

Karena dua alasan tersebut, lanjutnya, permukaan air tanah di Yogya turun. Dalam penelitian yang dilakukan pemerintah, ditemukan permukaan turun 20 hingga 30 sentimeter. Ada sejumlah cara untuk mengendalikan semakin berkurangnya sumber daya air.

Salah satunya dengan menambah jumlah sumur resapan. Agar airnya tidak langsung hilang dan tertampung di dalam tanah,” ujarnya.

Seorang pengunjung mengambil foto di lokasi Warungboto Yogyakarta, Sabtu 4 November 2017 sore.  Awal Oktober lalu, situs ini menjadi lokasi pemotretan prewedding putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu.  Foto oleh Fariz Fardianto/Rappler

—Rappler.com

slot gacor hari ini