Kegelisahan Adinia Wirasti mencermati fenomena penggunaan gadget
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Untuk mengurangi konsumsi perangkat, Adinia mengaku tidak menggunakan ponselnya minimal 4 jam sehari
JAKARTA, Indonesia —Aktris Adinia Wirasti saat ini sedang mempersiapkan syuting film terbarunya karya sutradara Ernest Prakasa yang bertajuk Sinyal sulit.
Wanita berusia 30 tahun ini mengaku senang bisa bekerja sama dengan Ernest di film terbarunya. Ernest sendiri berperan sebagai sutradara, penulis skenario, dan aktor dalam film ini. “Saya merasa memilikinya kimia kerja bagus dengan Ernest Prakasa. Saya termasuk pengagum tulisannya. Dia adalah penulis yang sangat baik, sutradara yang sangat baik. Dan untuk bekerja dengannya Saya merasa sangat tersanjung,” ucap Adinia lalu menemui di konferensi pers film Sinyal sulit di Comic Cafe, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa 5 September.
Selain alasannya ingin bekerja sama dengan Ernest, Adinia melihat jalan ceritanya Sinyal sulit sebagai penderitaan pribadinya. Sangat mengganggu melihat fenomena penggunaan Gawai Saat ini. Adinia berperan sebagai seorang ibu tunggal bernama Ellen.
“Film ini sesuai dengan judulnya, bercerita tentang masalah sinyal yang bermula dari kegelisahan saya ketika melihat orang-orang lebih menghargai apa yang mereka lihat di layar ponsel dibandingkan saat bertemu langsung. Kisah ini menceritakan tentang hubungan seorang ibu dan anak yang seperti ini. Dan ketika saya memasuki konflik sebagai janda korban perceraian, itu bukan lelucon. Ini adalah masalah yang serius solusinya harus ditemukan dan cara Ernest membungkus konflik ini dengan komedi sangat brilian. Prinsip saya kapananggukan dengan sutradara dan aku menyukai energinya, tentu saja aku ingin berakting.”
Ellen, tokoh yang diperankan Adinia, digambarkan sebagai seorang ibu tunggal yang berprofesi sebagai pengacara. Untuk peran tersebut, Adinia mengaku melakukan riset sebelum syuting. “Saya sudah bertemu dengan beberapa orang di bidang hukum. Ernest memberi Saya punya banyak pekerjaan rumah, saya harus membacanya, membacanya. Saya terus berbicara dengan Ernest, berkomunikasi dengannya, jika saya memiliki pertanyaan sekecil apa pun, saya berkomunikasi dengannya. Yang lebih penting adalah bagaimana saya menjadi seorang wanita berusia 35 tahun dengan seorang anak berusia 17 tahun. Jadi saya ingat bagaimana rasanya ketika saya berumur 17 tahun. Saya jarang menonton film untuk referensi, tapi untuk masalah sinyal saya menonton beberapa, seperti cerita tentang ibu dan anak dalam situasi orang tua tunggal.”
Syuting film Sinyal sulit Hal ini nantinya akan dilakukan di Sumba yang jelas tidak memiliki jaringan sinyal yang cukup kuat. Namun hal tersebut tidak menjadi kendala bagi Adinia. Karena ketika tidak ada sinyal, dia merasa memiliki waktu yang lebih baik. “Jadi ketika telepon berjalan Saya tidak mendapat sinyal seperti: ‘Oh, oke ini waktuku’. Jika berfungsi dan tidak ada sinyal, maka akan berfungsi memberkati sungguh,” kata Adinia.
Tanpa aba-aba, Adinia pun tak kehabisan aktivitas. Ditambah lagi, syuting di Sumba tidak pernah membosankan. “Hidupku tidak lengkap melalui Instagram atau Anda tahu media sosial lainnya.”
Tak sekadar membiasakan diri dengan tuntutan peran, Adinia mengaku membatasi penggunaan gadget sehari-hari di kehidupan nyata. Oleh karena itu, meski tidak ada sinyal, ia tidak cepat bosan. “Masalahnya, saya mulai terbiasa tidak memegang ponsel minimal 4 jam sehari. Karena kegelisahan saya, orang-orang bertemu di satu meja, tetapi semua orang seperti ini (sambil berpegangan telepon berjalan). Sebuah keluarga bisa bertemu, tapi pegang telepon. Dan saya tipe orang yang mengatakan saya ingin Lihat Lawan saya beruntung burung energi, seperti apa perasaanmu? Apa tanggapan Anda? Ini penting. Kami harus menyadari bahwa momen jauh lebih penting dan itulah yang sulit dicapai.”
Selain itu, Adinia sebisa mungkin menjaga pengendalian diri dan membatasi penggunaan Gawai. Jika tidak diperlukan, ia berusaha menghindarinya sebisa mungkin. “Kalau tidak perlu, sebenarnya tidak perlu. Terutama ketika saya sedang bekerja, syuting, mereview naskah dan kemudian melakukan pitching terlebih dahulu. Ngomong-ngomong, tim saya sudah paham kalau saya tidak angkat telepon, saya tidak angkat pesan tekstidak ada suara, berarti dia sedang melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan,” yang mengkhawatirkan tren fenomena tersebut pecandu gadget di masyarakat.
“Setahun terakhir dan semakin sering saya datang ke sini, saya semakin gugup karena semua orang punya begitu banyak hal Gawaipaling tidak lebih dari satu, jadi kalau ketemu kayaknya pecandu gadget.” —Rappler.com