Garuda Indonesia menyebut penundaan penerbangan tersebut akibat erupsi Gunung Agung
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Penumpang merasa kecewa karena tidak mendapat penjelasan memadai dari pihak maskapai Garuda Indonesia
JAKARTA, Indonesia – Ratusan penumpang maskapai Garuda Indonesia mengamuk di meja layanan pelanggan Terminal 3 Soekarno-Hatta pada Jumat malam, 1 Desember. Mereka mengaku kecewa karena penerbangan ke beberapa kota tertunda bahkan ada yang dibatalkan.
Tayangan media menunjukkan para penumpang menyerbu konter pelayanan pelanggan dan meminta penjelasan. Mereka bahkan mengusir petugas polisi yang bermaksud menenangkan situasi.
Para penumpang mengaku kecewa karena tidak mendapat penjelasan memadai dari maskapai pelat merah tersebut. Komisioner KPAI Erlinda Yuliana menjadi salah satu penumpang yang penerbangannya ditunda oleh Garuda.
“Kami semua kompak dan pasti kami katakan kesalahannya bukan pada kami, pada akhirnya ada kompensasi yang cukup baik, namun kurang baik bagi kami yang mengadakan pertemuan atau dijadikan narasumber,” kata Erlinda. media malam Jum’at kemarin.
Ia mengatakan, situasi serupa tidak hanya dialami di Bandara Soekarno-Hatta, tapi juga di bandara lain. Kebingungan pun diungkapkan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (CM) MD Mahfud lewat akun Twitternya. Ia mengaku sudah menunggu selama empat jam, namun tak ada satupun petinggi Garuda yang bersedia memberikan penjelasan.
Padahal, dia punya agenda ke Semarang dan rekan-rekannya sudah menunggu di sana.
Duh @IndonesiaGaruda Setelah tertunda lebih dari 2 jam, penumpang disuruh menuju gerbang 23 untuk diterbangkan ke Semarang pada pukul 13.45. Pukul 13.45 jadwal Sedi, tampilan Gerbang Minotor menghilang. Petugas menghilang sehingga tidak ada yang bertanya. Oh Tuhan. Apa yang sebenarnya terjadi?
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) 1 Desember 2017
Terakhir, Garuda menjelaskan penyebab lamanya penundaan penerbangan tersebut karena masa pemulihan operasional penerbangan yang sebelumnya terdampak erupsi Gunung Agung, Bali. Padahal, bandara I Gusti Ngurah Rai mulai beroperasi pada Rabu sore. Sedangkan bandara di Lombok sudah beroperasi.
“Pada saat penutupan bandara di Bali dan Lombok akibat erupsi Gunung Agung, Garuda Indonesia membatalkan lebih dari 300 penerbangan sehingga menyebabkan awak dan pesawat terdampar di beberapa bandara luar (domestik dan internasional), sehingga perlu dilakukan penyesuaian secara besar-besaran. dilakukan untuk penugasan awak dan pesawat,” kata Garuda pernyataan tertulis Kemarin.
Keterlambatan di berbagai sektor penerbangan Garuda, kata mereka, terjadi karena total trafik penerbangan di Bali setiap harinya menyumbang 30 persen dari total penerbangan harian Garuda Indonesia, kata mereka.
Selain menyalahkan letusan Gunung Agung, Garuda Indonesia juga menyebut faktor lain yang menyebabkan tertundanya penerbangan, yaitu cuaca buruk.
Hal ini juga menjadi kendala besar terkait penundaan penerbangan Garuda Indonesia hari ini, kata mereka.
Menurut Garuda, keselamatan penerbangan menjadi prioritas utama maskapai nasional.
Dilayani dengan baik
Informasi keterlambatan ratusan penumpang akhirnya ditanggapi Kementerian Perhubungan. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengingatkan kita untuk selalu memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang pesawat sesuai ketentuan yang berlaku. Sebab pelayanan yang baik merupakan kunci kelangsungan bisnis maskapai.
Pelayanan yang diberikan harus disesuaikan dengan PM nomor 89 tahun 2015 tentang manajemen penundaan penerbangan, kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 2 Desember.
Ia mengingatkan, erupsi Gunung Agung belum tuntas sehingga masih perlu kewaspadaan dan kemungkinan pembukaan dan penutupan bandara masih bisa dilaksanakan. Apalagi Indonesia memiliki banyak gunung berapi aktif sehingga masih perlu kewaspadaan untuk mengantisipasi kejadian serupa di daerah lain.
Oleh karena itu, Agus mengimbau pihak penyelenggara penerbangan dan ground handling dapat bekerja sama membantu memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang.
“Pengelola bandara bisa menyediakan tempat istirahat yang nyaman bagi penumpang. Sedangkan ground handling bisa bekerja lebih cepat, namun tetap menjaga aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, sehingga penundaan penerbangan bisa diminimalisir, ujarnya.
Tak lupa, Agus juga mengimbau penumpang bersabar karena gangguan kali ini disebabkan oleh bencana alam di luar kendali manusia.
Mari kita semua berdoa agar erupsi Gunung Agung segera berakhir dan operasional penerbangan nasional dapat kembali normal, ujarnya. – Rappler.com
BACA JUGA: