Kiat untuk menjadi pengguna internet yang bertanggung jawab pada saat krisis
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Ada garis tipis antara berbagi informasi bermanfaat dan menyebarkan propaganda negatif serta misinformasi
JAKARTA, Indonesia — Media sosial menjadi salah satu platform yang paling banyak digunakan masyarakat saat terjadi krisis atau darurat, seperti ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu malam, 24 Mei 2017.
Informasi dan foto yang ditemukannya pun dengan cepat disebarkan ke akun media sosial masing-masing. Ada yang membantu, namun ada juga yang justru memperburuk keadaan, misalnya dengan menyebarkan gambar korban yang tidak boleh dibagikan. Belum lagi jika informasi yang dibagikan tidak benar atau bahkan menyesatkan.
Sebelum membagikan apa pun ke media sosial di masa kritis, setidaknya ada 3 hal yang sebaiknya dihindari masyarakat, yaitu:
- Transmisi informasi yang salah
- Tindakan sebelumnya yang harus diambil oleh otoritas atau pemerintah (mendahului tindakan pemerintah), Dan
- Perhatikan propaganda on line dari kelompok teroris
Kita juga perlu memahami bahwa ada perbedaan tipis antara berbagi informasi bermanfaat dan menyebarkan propaganda negatif serta misinformasi.
Berikut tips menjadi pengguna internet yang cerdas dan bertanggung jawab di saat darurat:
1. Berhati-hatilah dengan apa yang Anda bagikan
Hal-hal tertentu yang Anda bagikan dapat menyebabkan kepanikan dan memperburuk situasi. Hal-hal tersebut antara lain informasi rahasia, foto dan video pergerakan militer dari negara tersebut.
2. Baca selengkapnya, bukan hanya judulnya saja
Pertama periksa apakah sumbernya dapat dipercaya dan apakah informasinya berdasarkan bukti nyata. Hal lain yang perlu diperiksa adalah tanggal dikeluarkannya informasi, pastikan sesuai dengan waktu kejadian.
3. Kurangi rasa takut dengan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi
Informasi yang salah dapat menyebarkan ketakutan yang tidak perlu. Diketahui bahwa media berita palsu/fake news mampu menandingi popularitasnya dengan media berita yang terverifikasi. Oleh karena itu, teliti lebih jauh, sering kali URL berita palsu mirip dengan berita dari media terverifikasi.
4. Jangan menunjukkan rasa takut yang tidak perlu
Kelompok teroris seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diketahui menggunakan media sosial dan Internet untuk merekrut anggota dan menyebarkan propaganda. Pengguna media sosial dan media massa terkadang tanpa sadar berkontribusi terhadap penyebaran propaganda.
Kelompok teroris tumbuh karena publisitas yang mereka peroleh dari media dan masyarakat. Seperti yang diberitakan di situs web penunjuksalah satu cara yang dapat digunakan untuk memutus rantai tersebut adalah dengan tidak menyebarkan gambar visual dan video korban terorisme.
Ketika nyawa dan keamanan nasional dipertaruhkan, kita harus menjadi konsumen dan produsen media sosial yang bertanggung jawab. —Rappler.com
BACA JUGA: