• November 22, 2024
Indonesia mengutuk serangan teroris di London

Indonesia mengutuk serangan teroris di London

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Sejauh ini, korban tewas akibat serangan teroris tersebut berjumlah empat orang. Pelaku penyerangan gedung Parlemen Inggris juga tewas ditembak.

JAKARTA, Indonesia (Update) – Pemerintah Indonesia mengutuk aksi teroris yang terjadi pada Rabu, 22 Maret di kawasan dekat gedung Parlemen Inggris, London. Akibat kejadian tersebut, lima orang tewas, termasuk satu pelaku.

Sementara 40 orang lainnya mengalami luka-luka. Beberapa diantaranya adalah pelajar. Melalui akun Twitter yang diunggah pada Kamis pagi, 23 Maret, Kementerian Luar Negeri menyebutkan sejauh ini belum ada WNI yang menjadi korban serangan teroris tersebut.

Mereka juga menyertakan nomor kontak KBRI London bagi keluarga di Indonesia yang ingin mengetahui teman atau anggota keluarganya pasca serangan teroris.

Sementara itu, KBRI London mengimbau kepada seluruh WNI yang berada di London untuk tidak melintasi beberapa titik yaitu Parliament Square, Whitehall, Westminster dan Lambeth Bridge, Victoria Street, Victoria Street serta persimpangan Broadway dan Victoria Embankment. Himbauan ini sejalan dengan rekomendasi Kepolisian Inggris.

“Bagi WNI yang saat ini berada di London, dimohon untuk tetap menjaga komunikasi dengan sesama WNI dan menghindari bepergian di kawasan tersebut,” kata KBRI London melalui akun media sosialnya.

Sementara itu, otoritas Inggris akhirnya merilis nama salah satu korban meninggal dunia. Dialah Keith Palmer, polisi yang berjaga di luar gedung Parlemen Inggris saat pelaku mencoba masuk.

Berdasarkan data kepolisian Inggris, Palmer yang berusia 48 tahun telah bertugas sebagai polisi selama 15 tahun. Namun, otoritas keamanan menolak mengomentari identitas terduga pelaku. Kepala kontra-terorisme Inggris, Mark Rowley, mengatakan dia yakin serangan itu diilhami oleh tindakan terorisme internasional.

Di saat yang sama, Rowley juga mengatakan bahwa komunitas Muslim merupakan komunitas yang paling terkena dampak dari kejadian tersebut.

“Oleh karena itu, kita semua harus sadar bahwa komunitas Muslim di Inggris akan merasa tidak nyaman saat ini, terutama mengingat perilaku ekstremis sayap kanan. “Jadi, kita perlu terus bekerja sama dengan seluruh tokoh masyarakat ke depan,” kata Rowley saat memberikan siaran pers di London, seperti dikutip BBC.

Tidak akan takut dengan terorisme

Sadiq Khan, Walikota London, mengatakan pemerintah akan menyiagakan lebih banyak personel polisi, baik bersenjata maupun tidak, pasca serangan teroris di Jembatan Westminster. Ini semua demi menjaga keamanan kota London.

“Saya ingin meyakinkan semua warga London dan wisatawan bahwa tidak perlu khawatir. Kota ini tetap menjadi tempat teraman di dunia. “London adalah kota terbesar di dunia,” kata Khan mencoba meyakinkan masyarakat pasca serangan teroris terjadi di kota yang dipimpinnya.

Ia juga mengatakan warga London tidak akan pernah takut terhadap aksi terorisme. Serangan teroris dimulai pada Rabu sore sekitar pukul 14.40 waktu setempat. Pelaku yang mengendarai kendaraan mengarahkan mobilnya ke pejalan kaki di Jembatan Westminster. Seorang wanita terlihat terjatuh dari jembatan. Belum diketahui apakah dia salah satu korban yang tertabrak atau sengaja melompat untuk menyelamatkan diri.

Pelaku kemudian turun dari mobil dan berlari menuju gedung parlemen sambil membawa pisau. Saat dia ingin melompat, Palmer memblokirnya. Namun, pelaku justru menikamnya hingga tewas. Pelaku ditembak mati oleh petugas polisi lainnya dengan senjata. – Rappler.com


uni togel