• November 27, 2024

Menikah dengan ibu rumah tangga yang HIV positif

JAKARTA, Indonesia – Dua pria perlahan menarik diri saat mengetahui Hartini positif mengidap HIV, virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Namun Muhammad Nur Firmansyah selamat.

Dua pekan setelah Hartini membeberkan statusnya sebagai Pengidap HIV dan AIDS (ODHA), pria yang akrab disapa Firman itu melamarnya sebagai calon istri.

Kecintaan -dan pengetahuannya tentang ODHA- membuat Firman menerima Hartini yang saat itu berstatus janda dan memiliki satu anak berusia 15 tahun.

“Yang saya tahu tentang ODHA, mereka bisa hidup normal. “Saya mencintainya dan menginginkan sebuah keluarga,” aku Firman.

Firman yang saat itu bekerja di sebuah perusahaan saham menikah dengan Hartini pada 9 November 2013. Sekarang mereka memiliki seorang anak berusia 15 bulan yang HIV-negatif.

“Sejak saya menikah dengannya, saya juga aktif ikut bersosialisasi. “Saya sekarang bekerja di sebuah LSM dan terus belajar tentang HIV/AIDS,” kata pria berusia 34 tahun itu.

Firman membawa kehidupan baru bagi Hartini yang saat mulai berkencan sudah aktif di Ikatan Wanita Positif Indonesia (IPPI).

“Tetapi saya tidak berani membeberkan status saya, padahal saat itu saya sering melibatkan Firman dalam acara HIV/AIDS,” aku Hartini.

“Kamu berhijab, kenapa bisa tertular HIV? Apakah Anda seorang pekerja seks? Apakah Anda menggunakan narkoba? Kenapa ODHA gemuk?”

Hartini belum membeberkan statusnya sebagai ODHA karena khawatir Firman akan meninggalkannya, hingga suatu saat Firman tidak sengaja meminjam sikat giginya.

“Saya tidak memberikannya. “Kemudian kami berebut sikat gigi,” kata Hartini yang bekerja sebagai konselor Pencegahan Infeksi Ibu dan Anak (PPIA).

“Terus saya bilang, ‘Kalau saya positif HIV gimana?’ Sebaliknya, ia menjawab: ‘Anda memang HIV positif, bukan?’ Saat itu saya gemetar, takut ditinggalkan dia, kata Hartini.

Namun ketakutan Tini tidak menjadi kenyataan. Pria yang dicintainya tidak pernah meninggalkannya hingga saat ini.

Jumlah ibu rumah tangga terbanyak kedua yang menderita AIDS

Pernikahan Tini sebelumnya gagal dan ia mewarisi virus HIV dari mantan suaminya. Dia adalah satu dari ribuan ibu rumah tangga yang tertular HIV dari suaminya.

Data Kementerian Kesehatan tahun 2012 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 6,7 juta laki-laki yang menjual seks dan mengakibatkan 4,9 juta perempuan menikah dengan laki-laki berisiko tinggi tertular HIV.

Hingga tahun 2015, tercatat 9.000 ibu rumah tangga terjangkit HIV.

Ibu rumah tangga menempati posisi kelompok penderita AIDS tertinggi kedua setelah karyawan dengan jumlah 1.044 kasus pada tahun 2014.

Hartini baru mengetahui dirinya mengidap HIV setelah putranya yang berusia sembilan bulan meninggal dan didiagnosis mengidap HIV positif.

“Dulu saya tidak percaya anak saya tertular karena saya dulu mengira HIV adalah penyakit menular seksual yang hanya menulari pekerja seks dan pecandu narkoba, padahal saya seorang ibu rumah tangga yang sangat percaya pada suami saya,” ujarnya.

Saat itu, suami Hartini menolak menjalani tes HIV dan berasumsi anaknya tertular virus di rumah sakit.

Hingga tahun 2008, kesehatan Hartini terus menurun. Ia mengalami gejala HIV positif seperti pilek berkepanjangan, jamur di mulut, penurunan fungsi hati, anemia berat, dan penurunan tajam persentase sel darah putih.

“Begitu saya tahu saya positif HIV, saya mengurung diri di kamar selama sebulan,” kata Hartini.

Namun kemudian dia menyadari bahwa tidak ada cara lain untuk hidup selain berdamai dengan HIV.

“Saya cepat berdamai dan tidak mencari-cari dari mana virus ini berasal. Keterbukaan ini juga bukan soal membantu diri sendiri, tapi bagaimana membantu orang lain,” ujarnya.

Hartini kemudian memutuskan mengungkap statusnya sebagai ODHA pada tahun 2011.

“Dulu hanya keluarga yang tahu. Tapi saya tidak ingin ada lagi perempuan seperti saya,” kata perempuan berusia 35 tahun itu.

Tampil di hadapan publik sebagai ODHA bukanlah hal yang mudah, menurut Hartini.

“Orang-orang bertanya: ‘Kamu pakai hijab, kenapa kamu tertular HIV? Apakah Anda seorang pekerja seks? Apakah Anda menggunakan narkoba? Kenapa ODHA gemuk?” kata Hartini menirukan ucapan orang-orang di sekitarnya.

Namun Hartini bertekad untuk menghapuskan pandangan salah di masyarakat tentang ODHA, dan menyampaikan bahwa ODHA juga mempunyai hak yang sama dengan warga negara Indonesia.

“Dengan saya hadir, masyarakat bisa melihat bahwa ODHA itu baik, bahkan bisa meningkatkan kualitas hidupnya,” ujarnya.

Bahkan, Hartini mengaku memiliki visi dan misi hidup sejak menjadi ODHA. Sebelumnya, dia menyebut dirinya ibu rumah tangga yang naif.

“Setelah menjadi ODHA, saya mempunyai visi dan misi hidup, sebelumnya tidak. Meski hidup sebagai wanita bukan berarti tak bisa berbuat apa-apa. “HIV bukanlah akhir dari segalanya,” katanya.

Hartini menikmati hidupnya meski harus mengonsumsi obat anti retroviral (ARV) secara konsisten sepanjang hidupnya untuk menekan pertumbuhan virus.

Ia pun menjalani proses kelahiran normal dan tetap memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayinya di tengah kontroversi pemberian ASI di kalangan ODHA.

“Saya senang, sama seperti yang lain juga bahagia. Saya berdamai dengan virus HIV, saya bahkan menjadi teman. “Virusnya baik-baik saja dan di bawah kendali saya,” katanya. —Antara Report/Rappler.com

BACA JUGA:

Keluaran SDY