Polda Metro Jaya menyebut aksi pada 9 Juni itu tidak perlu dilakukan
- keren989
- 0
Kapolda Metro Jaya menilai, dari pada ikut aksi, lebih baik berdoa untuk situasi Indonesia yang lebih sejahtera.
JAKARTA, Indonesia – Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan menilai Aksi Bela Ulama yang semula dijadwalkan digelar hari ini, tak perlu dilakukan. Tindakan tersebut, kata Iriawan, sudah tidak dibutuhkan lagi oleh masyarakat.
“Kenapa lagi kamu bertindak? TIDAK sudahlah,” kata Iriawan di Polda Metro Jaya, Kamis, 8 Juni.
Dia meyakinkan, personel kepolisian tidak melakukan tindak pidana terhadap ulama seperti yang dituduhkan. Dalam kasus hukum pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, polisi memeriksa puluhan saksi untuk menggali bukti.
“Tidak ada kriminalisasi. Bagaimana ya? “Saksi ahlinya ada 26 orang, saksinya ada 50 orang, mau dikriminalisasi apa?” dia berkata.
Ia mengingatkan, Ketua Majelis Wali Amanat Muhammadiyah Din Syamsudin dan Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakinkan tidak akan ada tindakan pidana. Hanya kebetulan kasus yang diusut polisi melibatkan ulama. Oleh karena itu, mantan Kapolda Jabar ini mengingatkan agar tidak menganggap hal tersebut sebagai kriminalisasi.
“Ngomong-ngomong, orang ini (Rizieq) adalah seorang ulama. Seperti yang terjadi. Jadi itu bukan sebuah pembenaran, jangan, TIDAK Bisa. Masih banyak ulama yang TIDAK Ada masalah. “Yah, itu (Rizieq) yang jadi masalah,” ujarnya.
Apalagi, setiap orang, kata Iriawan, harus berkedudukan sama di hadapan hukum. Hal ini juga berlaku bagi ulama.
“Apakah itu seorang sarjana? TIDAK bersalah TIDAK dihukum, TIDAK “Itu bagus,” kata Iriawan.
Terkait aksi yang terjadi pada Jumat, 9 Juni, Iriawan mengaku belum mendapat pemberitahuan dari pihak penyelenggara. Lebih lanjut, berdasarkan informasi yang diterima Polda Metro Jaya, Masjid Istiqlal yang dijadikan titik pelaksanaan aksi menolak kegiatan tersebut. Ia menegaskan, pemerintah tidak akan memperdulikan seruan kriminalisasi.
“Untuk apa? Acara tetap ada. Betapapun terkendali, pemerintah tidak takut. Saya diancam akan menahan diri, TIDAK masalah. Hukum ditegakkan. Tidak ada kriminalisasi. “Saya bersalah kalau (melakukan) kriminalisasi,” ujarnya.
Iriawan mengajak masyarakat untuk tidak ikut serta dalam aksi tersebut. Daripada ikut aksi, ia menilai sebaiknya warga banyak berdoa dengan cara yang positif. Ia mengatakan, doa untuk kesejahteraan jauh lebih bermanfaat dibandingkan tindakan.
“Tetap aman saja, berdoa saja semoga keadaan tertib, pangan melimpah, dan masyarakat sejahtera. “Itu saja yang kami doakan,” kata Iriawan.
Aksi berlanjut
Menanggapi imbauan untuk tidak ikut aksi, Ketua Presidium 212 Ansufri Idrus Sambo meyakinkan aksi akan terus berlanjut. Ia beralasan masjid adalah rumah umat, sehingga tidak bisa dilarang. Mereka masih berencana mengambil tindakan dan meminta izin.
“Masjid itu rumah Tuhan dan milik umat, kami sudah memberi pemberitahuan dan meminta izin. Tapi jika TIDAK “Jika diberi izin, Insya Allah akan terus kami laksanakan,” kata Sambo saat dikonfirmasi, Kamis pekan lalu.
Sambo mengatakan panitia telah menyiapkan kendaraan komando dalam aksi tersebut. Rencananya mobil tersebut akan ditempatkan di luar bangunan masjid, namun tetap di kawasan Istiqlal. Di tempat itu mereka akan memberikan pidato.
Sayangnya, saat dipastikan siapa yang datang, Sambo memilih tutup mulut. Pria yang pernah menjabat Ketua Operasional Pariwisata Al Maidah itu enggan membahas isi tuntutannya.
Ia juga enggan menjelaskan pengurus alumni 212 yang hadir dalam acara tersebut. Ia hanya mengklaim aksi tersebut akan dihadiri ratusan ribu orang.
Harapannya 500.000 sampai 1.000.000, ujarnya.
Namun dalam tuntutannya kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM), Alumni 212 meminta pembebasan ulama yang ditahan aparat kepolisian. Beberapa orang seperti Sekjen Forum Umat Islam Al Khathath, Rachmawati Soekarnoputri, Sri Bintang Pamungkas, dan Ratna Sarumpaet ditangkap karena diduga terlibat rencana makar dalam berbagai aksi protes besar-besaran pada tahun 2016.
Aksi Bela Ulama pada 9 Juni lalu juga merupakan bagian dari rangkaian persiapan menyambut kedatangan Rizieq ke Indonesia. Saat ini Rizieq yang menjadi tersangka kasus percakapan pornografi masih berada di Arab Saudi. Rizieq juga berstatus tersangka atas kasus pencemaran nama baik Pancasila di Jawa Barat. – Rappler.com