Film ‘Turah’ menjadi wakil Indonesia dalam nominasi Oscar
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
‘Turah’ terpilih dari 130 judul film Indonesia terpilih
Jakarta, Indonesia –Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) baru saja mengumumkan perwakilan film Indonesia yang akan maju untuk proses seleksi pada acara tersebut Penghargaan Akademi (Oscar) kategori Film Berbahasa Asing Terbaik atau Film Berbahasa Asing Terbaik.
Menurut Christine Hakim, aktris senior dan ketua panitia seleksi film Turah yang terpilih menjadi wakil Indonesia. Film yang disutradarai oleh Wicaksono Wisnu Legowo terpilih dari lebih dari 130 judul film pilihan.
“Dalam hal ini kita tidak berbicara tentang lebih baik atau lebih buruk. Tapi mana yang lebih tepat? Jadi semua sepakat tidak akan mentransfer film-film yang menjadi bahan diskusi kami. Karena kami tidak ingin ada salah paham seolah-olah yang kami pilih lebih baik dari yang lain. “Kami memilih sesuai dengan apa yang kami anggap pantas untuk Oscar,” kata Christine saat ditemui di acara tersebut konferensi persSelasa 19 September.
(BACA JUGA: ‘Turah’, Film Berbahasa Daerah Berlatar Desa Nyata)
Ditanya tentang alasan akhirnya memilih Turah, kata Christine tentang nilai-nilai kejujuran dan kesederhanaan yang ditampilkan. “Salah satu kelebihan film ini adalah kejujuran dan kesederhanaannya. Baik itu dari segi tematik atau juga dari segi produksi. Sangat jujur fpembuat bauDalam penyampaiannya tidak ada pretensi untuk membuat film yang bersifat genit, mendidik secara budaya atau semacamnya. Atau ingin menjual kemiskinan. Tapi memang benar untuk menyampaikan kejujuran. Film ini memiliki pesan yang sangat kuat.”
Kalau soal teknis, kata Christine, Hollywood pasti juaranya. Namun Christine dan panitia seleksi tidak fokus pada hal teknis. Yang terpenting adalah bagaimana memprioritaskan kekuatan konten untuk ditonton penonton di luar Indonesia.
“Belajar dari film-film peraih Film Asing Terbaik, kalau mau dilihat secara teknis biasa saja. Seperti film Pemisahan dari Iran. Tentang perceraian. “Subjeknya sangat sederhana, namun drama yang diciptakannya sangat kuat sehingga pesannya kuat untuk masyarakat,” kata Christine lagi.
Reza Rahadian yang juga menjadi panitia seleksi tahun ini pun mengaku bangga jika film Turah akhirnya terpilih mewakili Indonesia. “Saya pribadi suka film Turah soalnya pertama kali nonton sama sutradara Taman Ismail Marzuki, jadi bukan sekedar juri saja. Saya bilang ini film yang tidak hanya mengangkat kearifan lokal saja, tapi film ini seperti Indonesia dalam medium kecil. “Diskusi, pola bicara, pola pengerjaan isu yang diangkat sangat menarik.”
Namun Reza mengaku tak mau berlebihan dengan harapannya agar film Turah bisa masuk nominasi Oscar di masa depan. “Saya tidak ingin menaruh harapan terlalu tinggi. Tapi kalau kita tidak punya sejarah panjang keterlibatan film-film Indonesia di Oscar, paling tidak kalau sering masuk 60 atau 40, 30, 10 besar, saya senang. Saya sudah bersyukur terima kasih Tuhan.” —Rappler.com