Perhatikan tren penyimpanan dan penjualan barang bekas di Indonesia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Menurut survei, 73% masyarakat Indonesia punya “harta” senilai hingga Rp 3 juta yang tersembunyi di lemarinya!
JAKARTA, Indonesia — Sudah menjadi rahasia umum jika masyarakat Indonesia gemar berbelanja. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang semakin memudahkan dalam berbelanja on line. Sayangnya, kebiasaan ini juga bisa membuat rumah dan lemari semakin dipenuhi tumpukan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi.
korsel, pasar iklan baris seluler baru-baru ini melakukan survei terhadap 1.000 masyarakat Indonesia berusia 20-40 tahun, yang menunjukkan bahwa 73% masyarakat Indonesia memiliki “harta” senilai hingga Rp 3 juta yang disembunyikan di lemari mereka!
Salah satu barang yang paling banyak disimpan adalah barang dagangan mode. Sebanyak 85% masyarakat Indonesia terbiasa menyimpan hingga 30 barang mode tidak terpakai di lemari mereka. Masyarakat Indonesia memakai pakaiannya maksimal 15 kali sebelum menjadi tidak dapat digunakan. Penyebab utamanya adalah perubahan bobot atau tampilan produk mulai terlihat usang.
Survei dari Carousell juga menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia senang berbagi karena banyak yang memilih untuk memberikan produk mode yang tidak berlaku untuk kenalan/keluarga atau disumbangkan untuk amal. Jual produk kegemaran secara teratur on line adalah pilihan kedua bagi mereka.
Kini banyak masyarakat Indonesia yang berjualan dan membeli di pasar kesukaan, Namun sebagian besar dari mereka masih belum menyadari adanya “harta” tersembunyi berupa benda-benda yang tidak terpakai atau kurang dimanfaatkan di rumahnya.
Masih keluar dari survei Carousell mengungkapkan, meski 8 dari 10 masyarakat Indonesia membeli barang kesukaan, 82% masih menyimpan setidaknya 29 barang tak terpakai di rumah, dan lebih dari 60% di antaranya merasa bisa mendapat penghasilan hingga Rp 5 juta jika menjual semua barang tersebut.
Menghasilkan uang tambahan adalah alasan paling populer bagi orang Indonesia untuk menjual barang kegemaran (lebih dari 75%). Mayoritas masyarakat Indonesia (lebih dari 70%) memilih untuk menyimpan hasil penjualannya, diikuti dengan mendonasikan atau membelanjakannya untuk anggota keluarga atau kenalan (lebih dari 67%), dan menggunakannya untuk liburan impian (lebih dari 40%).
Pasar kegemaran berkembang pesat telah menjadi solusi yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia untuk mengikuti tren terkini. Saat barang dibeli kegemaranKeinginan untuk mencari produk langka atau barang unik menjadi motivasi utama 72% masyarakat Indonesia.
Simak beberapa hasil survei Carousell pada infografis di bawah ini.
—Rappler.com