Reza Rahadian bersyukur bisa terlibat dalam ‘Banda The Dark Forgotten Trail’
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Akhirnya saya bisa menjadi narator alami sebuah film dokumenter!” kata Reza
JAKARTA, Indonesia – Setelah sekian lama mengaku menyukai film dokumenter, baik di layar lebar maupun layar kaca, aktor Reza Rahadian akhirnya bisa mewujudkan mimpinya dan terlibat dalam sebuah proyek film. Band Jejak Gelap yang Terlupakan disutradarai oleh Jay Subiakto dan rumah produksi Lifelike Pictures.
Saat ditemui di konferensi pers film Banda Jejak Gelap yang Terlupakan di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Juli, Reza banyak membeberkan cerita pengalaman pertamanya berperan sebagai narator film ini.
“Wah seneng banget soalnya aku suka nonton film dokumenter, aku suka nonton Discovery Channel, itu yang dulu aku tonton waktu kecil. Dan menurut saya, mendengar suara, visual, dan akhirnya audio visual, rasanya berbeda dibandingkan saat memutar film, kata Reza.
Menurut pria kelahiran 5197 ini, ia sudah lama menjadi sosok yang peka terhadap suara dan pola dialog. Namun Reza mengaku sejauh ini belum menemukan media yang tepat untuk menyalurkan kepekaannya. Untungnya, setelah Reza bertemu dengan Jay Subiakto, ia mendapat kesempatan untuk terlibat dalam sebuah proyek film Banda Jejak Gelap yang Terlupakan.
“Itu adalah proyek yang harus saya ikuti. Menurutku ini pengalaman yang menarik, aku bersyukur bisa terlibat dalam proyek ini, akhirnya aku bisa menjadi narator dalam sebuah film dokumenter!”
Reza kembali mengatakan, ada perbedaan mendasar dari akting utuh, misalnya teater dan akting dengan suara. “Ada perbedaan, artinya secara vokal tidak harus samakuat di teater hanya proses 2 hari, sudah selesai 2 kali pertemuan, namun narasi kali ini menjadi tantangan tersendiri karena puisi yang dibacakan, menggunakan bahasa Perancis. Jadi mungkin kalau sudah dimulai seperti biasa, tidak akan ada yang tau tentang kita menulisPertama. Jadi saya baru tahu menulis-tidak cocok dengan Mas Jay yang berkata, ‘Eh, sampai jumpa rekaman Ayo “Pada hari besar itu, semuanya terjadi secara langsung dan spontan.”
Sayangnya, Reza mengaku tak sempat mengunjungi langsung Banda yang menjadi pusat cerita di film dokumenter ini. Namun hal tersebut tidak menghalangi Reza untuk menjalankan proyek ini dengan gembira dan penuh semangat.
“Menyenangkan karena dia adalah pendongeng, bukan? pendongeng Iya, selain dari cerita, selain dari sumber di film dokumenter itu sendiri, itu seperti dalang. Jadi buatku itu yang menyenangkan,” ujar Reza yang mengaku tak perlu melakukan perubahan pada karakter vokalnya saat tampil. Banda Jejak Gelap yang Terlupakan.
“Sebenarnya vokal, saya tidak bisa membuat karakter dari ini, hanya suara Reza Rahadian saja. Dari segi penekanan, intonasi disebabkan oleh pentingnya gambar. Jadi ada gambar-gambar yang sangat kelam dan bercerita tentang kesedihan, jadi mungkin cara saya menyajikan narasinya mungkin juga disesuaikan dengan gambar-gambar tersebut. Ada narasi, gambar tentang harapan, pertarungan sukses dan lain sebagainya, saya juga menghadirkannya dengan rasa yang berbeda. Oleh karena itu, semuanya tidak lepas dari gambaran yang disajikan dalam film dokumenter tersebut.”
Selain film dokumenter, Reza juga sangat menyukai sejarah. Sehingga kombinasi tersebut bisa ia rasakan ketika terlibat dalam proyek tersebut Banda Jejak Gelap yang Terlupakan. Pengalaman baru Reza selesai.
“Iya karena saya suka sejarah, saya suka nonton film dokumenter, meski tidak sesering menonton fiksi. Dan sebagai anak muda, saya merasa hal ini penting. Dapat menularkan semangat kepada generasi muda lainnya. Hingga saat ini, film dokumenter mempunyai kesan yang berat, melelahkan, atau bagi sebagian orang burung membosankan untuk ditonton. Kalau soal durasi, menurutku singkat, 94 menit, standar. Saya berharap banyak anak muda yang menonton dan hal seperti ini juga bisa menjadi viral. Semoga hal-hal penting pun bisa menjadi viral.”
BACA JUGA:
—Rappler.com