Kurangi penyebaran HIV/AIDS dengan 3M
- keren989
- 0
Ayo, tes HIV. Cari tahu lebih lanjut di sini.
Dari sekian banyak kelompok masyarakat yang mendapat perhatian besar untuk menanggulangi dan mencegah virus HIV dan AIDS, upaya pendidikan selama ini lebih banyak terfokus pada kelompok seperti pekerja seks komersial, komunitas gay dan transgender, atau pengguna narkoba dan jarum suntik.
Namun ada kelompok yang tidak dianggap sebagai populasi kunci yang justru berperan cukup menentukan dalam penyebaran virus HIV/AIDS, yaitu mereka yang masuk dalam kategori “Pria mobile dengan uang”, atau pria yang menetap dan sangat mobile.
Mungkin karena mereka adalah orang-orang yang bersih, berpakaian sesuai mode terkini, bertubuh menarik karena punya uang untuk perawatan tubuh, tinggal di kawasan mewah dan jalan-jalan keliling dunia serta menginap di hotel-hotel mewah.
Mereka dianggap bersih. Padahal kelompok ini merupakan kelompok yang sangat dekat dengan virus HIV (Defisiensi imun manusia Viris). Mengapa? Sebab mereka merupakan masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi, baik untuk keperluan pribadi maupun bisnis, serta memiliki daya beli yang kuat. Besar kemungkinannya mereka menggunakan uangnya untuk hiburan yang membuat mereka berisiko tertular HIV, misalnya untuk membeli jasa pekerja seks komersial dan tidak menggunakan kondom. Atau berhubungan seks dengan kenalan baru, juga tidak menggunakan kondom.
Jadi mengapa kita harus peduli dengan kelompok ini? Beberapa orang akan berargumentasi bahwa mereka adalah orang-orang kaya yang tidak membutuhkan bantuan, meskipun mereka kemudian jatuh sakit akibat tertular virus HIV. Pendapat tersebut salah karena berpotensi menjadi penghubung penyebaran virus HIV ke masyarakat luas.
Bayangkan, jika mereka tertular virus HIV dari hiburan seksual yang mereka lakukan saat bepergian, lalu kembali ke rumah, mereka berhubungan seks di rumah dengan pasangannya, yang tentunya tidak menggunakan kondom tidak akan menggunakan Pasangannya, baik laki-laki atau perempuan, otomatis akan tertular juga.
Yang terjadi pada siklus penularan virus HIV, dalam perkembangannya penularan tidak hanya terjadi di tempat prostitusi atau di hotel saja. Namun hal itu juga terjadi, dan sudah banyak terjadi dalam rumah tangga. Di ranjang keluarga, antara suami dan istri.
Oleh karena itu setiap tempat kerja baik perusahaan swasta, instansi pemerintah atau organisasi lainnya wajib memberikan perhatian terhadap karyawannya. Karena sebagian besar karyawannya berada di “pria mobile dengan uang“. Melindungi pegawai dari virus HIV dan AIDS sekaligus menjaga keberlangsungan organisasi karena pegawai merupakan aset penting suatu organisasi
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, hingga September 2014, jumlah penduduk Indonesia yang terinfeksi virus HIV sebanyak 150.296 orang. Saat ini terdapat 55.796 orang yang berstatus AIDS. Sementara itu, 9.796 orang meninggal karena penyakit terkait AIDS.
Ini adalah angka yang mengkhawatirkan. Namun yang lebih mengerikan lagi adalah angka yang tertera. Bagaimana dengan mereka yang terinfeksi tetapi tidak tercatat? Atau yang sudah berstatus AIDS, tapi entah kenapa tidak ada laporannya? Tentu jumlahnya akan lebih besar. Berapa banyak perempuan dan laki-laki tak berdosa yang tertular dari suami dan istri mereka?
Apakah Anda termasuk dalam kategori risiko?
Jumlah orang di Indonesia yang tertular virus HIV semakin meningkat. Dan banyak dari mereka yang tertular virus HIV tidak tahu harus berbuat apa, sehingga status tubuhnya menjadi AIDS, keadaan dimana daya tahan tubuhnya sudah melemah dan rentan terhadap penyakit lain akibat virus HIV yang sudah ada di dalam tubuhnya berkembang pesat karena mereka tidak diberikan perawatan medis. .
Oleh karena itu, diperlukan perhatian yang lebih besar terhadap masalah ini. Diperlukan suatu program pendidikan yang mudah dipahami masyarakat, program pendidikan yang disesuaikan dengan kelompok masyarakat agar bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yang dapat dipahami dengan baik dan diingat selamanya. Termasuk program pendidikan untuk”pria mobile dengan uang“Dia.
Generasi muda merupakan kelompok masyarakat yang perlu mendapat pengajaran yang lebih tepat dan komprehensif agar pemahamannya tidak sepotong-sepotong. Mereka menjadi salah satu sasaran pendidikan karena mereka berada pada usia produktif, mempunyai semangat tinggi dalam berinteraksi dengan orang lain, dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar untuk mengenal orang lain, serta berwisata ke banyak tempat. Tanpa pendidikan yang layak, mereka akan memasuki kehidupan dimana virus HIV hidup: perilaku seksual yang tidak aman dan tidak bertanggung jawab, atau penggunaan jarum suntik narkoba.
Menurut Kementerian Kesehatan, 18.352 remaja berusia 20-29 tahun terinfeksi HIV. Mereka yang masih dalam kategori usia produktif, yakni antara 30 – 39 tahun, terjangkit virus HIV sebanyak 15.890 orang. Lebih muda dari itu, yakni 15–19 tahun, sebanyak 1.717 orang terjangkit virus HIV. Jika tidak ada pendidikan yang layak, maka jumlahnya akan bertambah. Atau jumlah orang yang terinfeksi ini akan menulari orang lain.
Sebenarnya, ada tiga hal yang perlu diketahui generasi muda mengenai penularan virus HIV, yaitu:
1. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
2. Jangan berhubungan seks dengan seseorang yang bukan pasangan tetap Anda
3. Jangan menggunakan obat dengan jarum suntik, apalagi yang digunakan berulang kali dan bergantian dengan orang lain.
Menggunakan kondom merupakan pertahanan terakhir untuk melindungi diri dari virus HIV atau penyakit menular seksual lainnya. Tapi sekali lagi, kita tidak akan membutuhkan kondom jika kita bisa melakukan dua hal di atas.
Selain orang yang melakukan hubungan seks tanpa pengaman dengan pasangan berbeda, penyebaran virus ini juga mengancam orang yang pasangannya (tanpa sepengetahuannya) melakukan hubungan seks dengan orang lain tanpa menggunakan kondom; mereka yang melakukan perawatan kuku dan kulit dengan alat orang lain; dan mereka yang mencukur kepalanya dengan pisau cukur orang lain. Begitu pula dengan mereka yang pernah mendapat transfusi darah dari orang yang riwayat kesehatannya tidak jelas.
Jika Anda termasuk dalam kategori tersebut, segera lakukan tes darah Tes Sukarela dan Konseling (VCT) di rumah sakit atau klinik kesehatan yang menyediakan VCT ini. Jika Anda diketahui mengidap HIV positif, jangan panik karena dokter akan memberi tahu Anda obat apa yang harus Anda minum untuk mencegah kondisi tubuh Anda berubah menjadi AIDS. Sudah banyak contoh mereka yang tertular virus HIV namun masih hidup hingga saat ini karena perawatan medis yang tepat.
Pada akhirnya, kita harus kembali ke gaya hidup sehat. Jauhi hal-hal yang membuat kita tertular HIV, jika kita termasuk dalam kategori berisiko maka lakukan tes darah VCT sesegera mungkin, dan jika ditemukan positif, jalani perawatan medis dan minum obat yang diperlukan secara rutin. —Rappler.com
Artikel ini sebelumnya telah diterbitkan di Magdalena.co.
Ramdani Sirat memiliki pengalaman 22 tahun di bidang komunikasi, CSR dan jurnalisme. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Biro Kantor Berita Antara di New York, AS (2001 – 2004), Spesialis Komunikasi dan Juru Bicara PT Freeport Indonesia (2006 – 2012), Head of CSR PT Gadjah Tunggal Tbk (2013) dan saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Koalisi Bisnis Indonesia untuk AIDS (www.ibca.or.id).