• September 30, 2024

Kota Surabaya, Depok dan Tangsel

Dominasi petahana masih kuat pada pilkada di Surabaya dan Tangsel. Di Depok, kekuatan mesin politik PKS bisa jadi kunci kemenangan

JAKARTA, Indonesia — Besok, Rabu, 9 Desember, pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2015 akan berlangsung, sebagian di antaranya digelar di Kota Depok, Surabaya, dan Tangerang Selatan (Tangsel).

Pasangan calon manakah yang akan unggul? Hal ini kami diskusikan dengan sejumlah pengamat politik.

Airin-Davnie masih menjadi kandidat kuat di Tangsel

Pengamat sekaligus CEO Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan mengungkapkan, petahana Airin Rachmy Diany-Benyamin Davnie masih menjadi kandidat kuat pemenang Pilkada Tangsel 2015.

Saya melihat petahana masih kuat karena didukung oleh masyarakat menengah ke bawah dan juga perempuan, kata Djayadi kepada Rappler, Selasa, 8 Desember.

(BACA: Pilkada Tangsel 2015: Wilayahnya Kosong, Penuh Potensi Kejutan)

“Nantinya juga tergantung pada partisipasi masyarakat menengah atas di Tangsel yang mencapai 30 persen. “Kalau mereka bisa sampai ke TPS (tempat pemungutan suara), mungkin pertarungannya akan ketat,” ujarnya.

Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berada di belakang pasangan Airin-Davnie.

Pengamat Charta Politika Yunarto Wijaya sependapat dengan Djayadi. “Airin menang. “Pasangan lainnya masih jauh untuk bisa mengejar ketertinggalan,” kata Yunarto.

Pasangan lain yang bersaing dengan Airin-Benyamin adalah Ikhsan Modjo-Li Claudia dan Arsid-Elvier Ariadiannie.

Ikhsan-Li Claudia didukung oleh Partai Demokrat dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), sedangkan Arsid-Elvier mendapat dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Hati Nurani Rakyat (Hanura).

(BACA: Ucapan Calon Wali Kota Tangsel Soal Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur)

Loyalis PKS mengakar di Depok

Sementara itu, Djayadi di Depok menilai mengukuhkan mesin politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bisa menjadi kunci kemenangan calon wali kota mereka, yakni Idris Abdul Shomad yang berpasangan dengan Pradi Supriatna dari Partai Gerindra.

Partai Demokrat juga mendukung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota.

“Kalau kita menerima PKS mengakar di Depok, maka mereka (Idris-Pradi) punya potensi untuk unggul. Pemilih PKS loyal dan umumnya mengikuti pilihan partainya dalam pilkada. Berbeda dengan pemilih partai lain yang cair dan lebih melihat angka, kata Djayadi.

(BACA: Pilkada Depok: PKS Wajah Lama, PDI Perjuangan Wajah Baru)

Untuk Depok, Yunarto juga sependapat dengan Djayadi, meski menurutnya jarak antar calon tidak sejauh di Tangsel.

Pasangan Idris-Pradi akan ditantang oleh pasangan Dimas Oky-Babai Suhaimi yang didukung Partai (PDI-P), Golkar, PAN, PKB, dan Nasdem.

(BACA: Calon Wali Kota Depok Buka Suara masalah pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan ekonomi)

Risma sebagai petahana punya keunggulan

Risma bersama pasangan calon wakil walikota Surabaya Wisnu Sakti Buana membaca buku yang dibagikan KPK saat menghadiri pengarahan dan keterangan calon kepala daerah dan penyelenggara pilkada Jatim di Unesa, Surabaya, hadir di Jatim. .  , pada 12 November 2015. Foto oleh Zabur Karuru/Antara

Dari Surabaya, Pengamat politik Kota Pahlawan yang juga akademisi Universitas Airlangga, Suko Widodo memperkirakan kemenangan akan menjadi milik pasangan mapan Tri “Risma” Rismaharini-Whisnu Sakti Buana.

“Nyonya. Risma berhasil menduduki posisinya sebagai petahana membangun modal sosial. “Saya pikir petahana akan selalu mendapat keuntungan,” kata Suko kepada Rappler.

(BACA: Pilkada Surabaya: Sulit Hentikan Maju Risma-Whisnu)

Apalagi menurut data yang dimiliki Suko, 79% warga Surabaya ternyata kurang antusias menyambut pilkada.

Dua persen bahkan skeptis dan hanya 19% yang antusias. Sebagai akibat, jumlah pemilih Pilkada Surabaya diprediksi tidak akan berlangsung meriah.

(BACA: Visi Misi dan Pekerjaan Rumah Menanti Calon Wali Kota Surabaya)

Padahal, peluang pasangan rival Risma-Whisnu yakni Rasiyo-Lucy Kurniasari –yang diusung Partai Demokrat dan PAN– terletak pada bagaimana mereka mampu mengoptimalkan perolehan suara “massa mengambang” yang berpotensi mencoblos. tidak memilih, atau abstain. — Rappler.com

BACA JUGA:

Result Sydney