Survei Pilgub Jabar: Elektabilitas Ridwan Kamil Tertinggi
- keren989
- 0
Jakarta, Indonesia – Lembaga survei Indo Barometer menempatkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di peringkat teratas pemilihan calon Gubernur Jawa Barat berdasarkan hasil survei mereka.
Survei bertajuk “Permasalahan Jabar dan Peluang Calon Gubernur 2018” ini dilaksanakan pada 27 Februari – 7 Maret 2017 dengan jumlah responden sebanyak 800 orang yang tersebar di 27 kabupaten kota di Jawa Barat. Margumen kesalahan survei ini sekitar 3,45 persen.
Alhasil, Ridwan Kamil berpeluang besar memenangkan pemilu orang nomor satu di Jawa Barat itu. Tingkat elektabilitas tertinggi diraih Wali Kota Bandung dengan tingkat kesukaan 93,9 persen, lebih baik dibandingkan nama lain yakni Celicca Nurrachadiana (90,6 persen), Dede Yusuf (85,2 persen), Netty Prasetiyani Heryawan (83,8 persen), dan Rieke Diah. Pitaloka (83,1 persen).
Saat responden ditanyai pertanyaan terbuka siapa yang akan dipilih menjadi Gubernur Jawa Barat jika pemilu digelar hari ini, muncul nama Ridwan Kamil (9,4 persen), Dedi Mulyadi (3,6 persen), Dede Yusuf (3,5 persen), Deddy Mizwar. (2,9 persen), dan Ahmad Heryawan (2,3 persen). Padahal Aher tidak bisa mencalonkan diri lagi karena menjabat Gubernur Jawa Barat dua periode. Menariknya, sekitar 77,1 persen responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
“Dari pertanyaan terbuka, kesadaran calon gubernur masih rendah. “77,1 persen pemilih belum memutuskan (calon mana yang akan dipilih),” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari saat mengumumkan hasil survei lembaganya di Bandung, Kamis 23 Maret 2017, dipaparkan.
Sementara itu, pria yang akrab disapa Kang Emil itu juga unggul dalam soal tertutup seleksi 14 calon gubernur. Di posisi lima besar ada Ridwan Kamil (22 persen), Deddy Mizwar (14,1 persen), Dede Yusuf (11,8 persen), Dedi Mulyadi (7,3 persen) dan Rieke Diah Pitaloka (2,4 persen). Sedangkan yang ragu-ragu atau tidak menjawab (34,6 persen).
Jika pilihannya ada pada 5 nama calon gubernur, Kang Emil tetap unggul dengan 25,3 persen. Sedangkan Deddy Mizwar (19,3 persen), Dede Yusuf (14,2 persen), Dedi Mulyadi (8,1 persen), Bima Arya Sugiarto (1,9 persen), dan yang tidak memutuskan atau menjawab (31,3 persen). “Masih banyak masyarakat di Jabar yang belum mengambil keputusan, tapi itu wajar,” kata Qodari.
Meski memiliki tingkat elektabilitas tertinggi, namun Ridwan Kamil memiliki tingkat popularitas paling rendah. Dibandingkan angka lainnya, Emil hanya mendapat 65,4 persen. Sedangkan tokoh lain yang lebih dikenal masyarakat Jawa Barat seperti; Deddy Mizwar (97,8 persen), Desy Ratnasari (92,1 persen), Dede Yusuf (91,3 persen), dan Rieke Diah Pitaloka (72,5 persen).
Jika dilihat dari hasil survei, nama Emil selalu bersandingan dengan Deddy Mizwar, calon pekerja yang saat ini menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat. Namun menurut Qodari, Emil masih berpeluang lebih besar untuk meraih kemenangan meski Deddy Mizwar lebih dikenal masyarakat.
Peluang Ridwan Kamil semakin besar mengingat kepuasan terhadap Wakil Gubernur petahana Deddy Mizwar hanya 42 persen. Biasanya kalau kepuasan petahana di bawah 50 persen, mereka cenderung rugi, kata Qodari.
Namun, lanjut Qodari, Pilkada Jabar masih dinamis karena masih akan digelar pada Juni 2018. “Menarik untuk terus disimak,” katanya.
Survei Indo Barometer juga mengungkap lima alasan responden memilih calon gubernur, yakni dekat dengan rakyat (13,7 persen), berkinerja baik (10,8 persen), cerdas/intelektual (9,0 persen), tegas (8,8 persen) dan berwibawa (7,9 persen). persen).
Partai politik yang memiliki pilihan tertinggi jika pemilu legislatif digelar hari ini adalah PDIP dengan perolehan suara 18,3 persen. Disusul Golkar 14,2 persen, Gerindra 7,2 persen, dan PKS 4,9 persen.
Tanggapan partai politik
Tingginya elektabilitas Ridwan Kamil menurutnya Andreas Hugo Pareira, merupakan modal awal yang cukup bagus. Namun Ketua DV PDIP berpendapat demikian Modal elektoral memang bukan faktor utama kemenangan Pilgub Jabar.
““Kalau melihat tingkat permintaan di Jabar, belum ada satupun sosok yang menunjukkan kualifikasi untuk berangkat ke sana,” kata Andreas yang hadir di acara yang sama.
Pernyataan Andreas merujuk pada hasil survei Indo Barometer terhadap lima prioritas perbaikan gubernur periode berikutnya, yakni. menciptakan lapangan kerja yang luas (19 persen), pembangunan infrastruktur (14,4 persen), pendidikan murah/gratis (6,8 persen), pengentasan kemiskinan (6 persen), dan pengendalian harga kebutuhan pokok (5,4 persen).
Posisi PDIP saat ini, kata Andreas, berada pada posisi proaktif, namun masih dalam koridor mekanisme dan prosedur yang ada di partai berlambang Banteng itu. Rencananya PDIP akan melakukan screening mulai Mei mendatang. “Proses penyaringannya dilakukan oleh DPD. “(Bisa diikuti) baik oleh kader maupun non kader,” kata Andres.
Di Jawa Barat, PDIP menjadi satu-satunya partai politik yang bisa mengajukan calon secara independen. Jumlah kursi DPRD Jabar memenuhi syarat pencalonan calon gubernur tanpa koalisi, yakni 20 kursi.
Sementara Partai Golkar yang memiliki 17 kursi harus berkoalisi dengan partai lain. Pengurus Partai Golkar Agun Gunanjar Sudarsa mengatakan partainya sangat percaya diri dengan perolehan kursi yang banyak. Namun, Agun mengatakan partainya belum menentukan calon gubernur mana yang akan bertarung di Pilgub Jabar.
Meski demikian, kata Agun, Golkar sejauh ini terus mendorong dan memfasilitasi Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi yang masih menjadi prioritas partai berlambang beringin tersebut.
“Meski nantinya akan ada survei internal, tidak menutup kemungkinan Golkar akan memutuskan di luar Ketua DPD Golkar Jabar, tapi harus kader Golkar, tegas Agun.
Terkait tingginya elektabilitas Rudwan Kamil, Agun menyatakan pihaknya boleh saja mengajukan calon Wali Kota Bandung, namun dengan pertimbangan tertentu. “Kita lihat saja siapa wakilnya,” ucapnya.
Sementara itu, politisi PPP berada di kubu M Romahurmuziy, Dony Ahmad Munir mengatakan, elektabilitas Ridwan Kamil yang tinggi akan menjadi prospek yang bagus dan akan didekati banyak pihak. Menurutnya, akan timbul suatu kondisi dimana Ridwan Kamil antara lain dipertaruhkan menjadi cawapres di Pilgub Jabar. “Akan banyak pula analisis terhadap partai-partai yang mengambil alih Ridwan Kami, dan juga memperebutkan posisi wakil gubernur,” ujarnya.
Mengisi jabatan wakil gubernur rupanya menjadi incaran Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dengan hanya memiliki 7 kursi di DPRD Jabar, PKB cukup sadar diri untuk tidak mencalonkan kadernya sebagai calon gubernur.
Sekretaris Jenderal DPP PKB Abdul Kadir Karding mengatakan partainya akan mendukung calon mana pun yang mengangkat kadernya menjadi wakil gubernur, siapa pun calon gubernurnya. Kadir mengatakan, meski PKB hanya partai menengah, namun memiliki kekuatan di wilayah Pantai Utara. “Calon gubernur yang tidak kuat di Pantura sebaiknya mengajak PKB sebagai mitranya,” kata Kadir.
Kadir menilai, masih ada potensi besar setiap sosok yang akan muncul jelang Pilgub Jabar. Partai politik juga masih mempunyai peluang untuk mengatur strategi. Menariknya lagi, Ridwan Kamil bersama Deddy Mizwar, bakalan berkeringat calon yang lain, candanya. —Rappler.com