Warga Malang diancam bom palsu untuk meminta uang
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pelaku meminta uang sebesar Rp10 juta apakah keluarga Arman ingin selamat dari bom tersebut
MALANG, Indonesia – Arwan Sarafitoto, warga Desa Ganjaran, Kabupaten Malang, tak menyangka mendapat ancaman bom dari orang misterius pada Jumat, 9 Juni. Teror tersebut disampaikan melalui pesan singkat melalui nomor kontaknya.
SMS dikirim pukul 04.30 pagi, kata Arwan.
Pesan singkat tersebut ditujukan ke ponsel milik istrinya, Juwariyah, 43 tahun. Tiba-tiba Arwan dan istrinya merasa takut. Sehingga mereka melaporkan ancaman teroris bom tersebut ke polisi setempat.
Teroris mengaku memasang bahan peledak di depan rumah Arwan dan mengendalikannya dari jarak jauh. Jika ingin nyawanya terselamatkan, mereka harus menyediakan uang sebesar Rp10 juta.
“Itu mengandung “Sekarang kamu tidak perlu bersemangat, kamu tidak perlu macam-macam dengan orang yang membuatmu marah, membuatmu merasa malu. Sudah waktunya bagi saya untuk membalas dendam. Saya menaruh bahan peledak di rumah Anda, saya melengkapi remote control. Aku tidak akan segan-segan meledakkan rumahmu. Tolong patuhi apa yang saya katakan. “Siapkan Rp 10 juta kalau mau aman,”ucap Arwan yang membaca isi pesan singkat tadi siang.
Setelah membaca pesan tersebut, ia menemukan sebuah kotak kardus yang terbungkus rapi di teras depan rumah. Beberapa pejabat kota datang ke rumah korban setelah keluarga melaporkan kejadian tersebut. Mereka memastikannya dengan mendatangi rumah korban sebelum melanjutkan laporan ke polisi.
Teror palsu
Tak lama kemudian, tim penjinak bahan peledak Divisi B Brimob Ampeldento Polda Jatim menyisir rumah korban. Hasilnya, ditemukan karton yang diduga berisi bahan peledak.
Tim Jihandak kemudian mencari lokasi rumah korban, memasang garis polisi dan mencegah warga memasuki kawasan berbahaya. Polisi pun mengevakuasi seluruh penghuni rumah
ke daerah yang aman.
Lokasi sudah diamankan, kata Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung.
Namun setelah diusut, ternyata teror tersebut palsu. Di dalam kotak kardus itu bukan bom, melainkan batu bata yang dilengkapi serangkaian kabel.
Kini, penyidik Polresta Malang tengah mendalami siapa pelaku teror bom palsu tersebut. Polisi menyita telepon genggam milik korban untuk menganalisa teror. Termasuk menelusuri nomor yang digunakan untuk teror.
Sedangkan diduga bermotif ekonomi karena ada uang tebusan, ujarnya. – Rappler.com