Ketiga pelatih ini terancam mengikuti jejak pemecatan Hans-Peter Schaller
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Masa persiapan yang panjang dan pelatih baru dari luar negeri tidak menjamin performanya akan lebih baik.
JAKARTA, Indonesia — Ketatnya persaingan kompetisi Go-Jek Traveloka League (GTL) 1 2017 membawa dampak buruk. Hanya dua minggu kemudian, salah satu pelatih harus dicopot dari kursinya. Hans Peter Schaller, pelatih asal Austria, harus hengkang dari klub Bali United FC yang mengumumkan pemutusan kontrak kerja sama pada Rabu 26 April.
Mereka tidak mengadakan konferensi pers mengenai keputusan ini. Namun langsung diumumkan di situs resminya. Perbedaan pandangan menjadi salah satu penyebabnya.
“Kami dari manajemen menyatakan tidak akan lagi menggunakan jasa Hans-Peter Schaller sebagai pelatih kepala. Ada beberapa hal yang berbeda visi antara kami dan Hans-Peter Schaller. “Namun terlepas dari itu, kami tetap mengucapkan terima kasih kepada pelatih Peter dan berharap kedepannya semakin sukses kemanapun karir membawamu,” ujar CEO Bali United, Yabes Tanuri, dalam rilis resmi.
Meski tak dijelaskan secara detail alasan pemecatan, namun penyebabnya mudah ditebak: hasil buruk di dua laga awal. Saat berkunjung ke Stadion Gelora Ratu Pamelingan, pangkalan rumah Madura United, Serdadu Tridatu takluk 2-0.
Kemudian, bermain di kandang sendiri menjamu Persipura Jayapura, Bali United kembali gagal mencetak gol. Tak heran jika para penggemarnya kesal dan mengkritik strategi yang diterapkan sang pelatih karena tim kesayangannya kalah 1-2.
Menjadi Bali United sebagai tim ayam sayur. Mereka kalah dua kali di game pertama dan tidak mencetak poin, kebobolan empat kali, dan hanya mencetak satu gol, meninggalkan mereka di posisi terbawah zona degradasi klasemen GTL 1 2017.
Schaller sendiri masih kesulitan memastikan keputusan buruk yang ditunjukkan tim Bali United kepadanya.
Tiga nama pelatih diperebutkan
Pelatih klub GTL 1 yang berada di zona degradasi memang patut khawatir dan khawatir akan terdepak dari posisinya. Jika melihat klasemen saat ini dan perolehan poin saat tampil tandang atau di kandang sendiri, klub-klub seperti Persiba Balikpapan, Persegres Gresik, Borneo FC, dan Mitra Kukar sedang dalam masa-masa sulit.
Timo Scheunemann, pelatih Persiba, diperkirakan menjadi korban berikutnya. Pasalnya tim Beruang Madu sejauh ini sudah dua kali kalah. Kekalahan ini kemungkinan besar akan terjadi pada laga ketiganya, saat menjamu Arema FC Senin mendatang, 1 Mei.
Pelatih lain yang bakal dipecat adalah Hanafi, pelatih Persegres. Penampilannya kurang bagus karena hanya mendapat satu poin. Usai bermain imbang 1-1 dengan Persipura di Stadion Mandala Jayapura, Persegres takluk 1-3 di kandang Semen Padang, Gresik.
Pelatih Borneo FC Dragan Djukanovic juga patut mendapat evaluasi. Pemusatan latihan jangka panjang yang dilakukan Borneo FC nampaknya tak membuahkan performa gemilang. Mereka hanya mampu bermain imbang 2-2 melawan PS TNI di Bogor, lalu kalah 0-1 melawan Sriwijaya FC pada pekan lalu. Hasil yang sangat buruk bagi pelatih sekaliber Dragan yang mempertahankan posisinya dari musim lalu.
Melihat kualitas dan materi tim, Borneo patut memilikinya pemain tenda, Sriwijaya FC bisa mengatasinya. Pada kenyataannya, Pusat Pelatihan Bahan yang memakan waktu lama dan mahal tidak membuat tim Pesut Etam bisa meraih kemenangan.
Jafri Sastra juga masuk radar pelatih sebagai ancaman. Mereka hanya mendapat satu poin dari dua pertandingan. Padahal, di tim tersebut ada sosok Mohamed Sissoko, pemain tenda yang merupakan mantan pemain Liverpool dan Juventus.
Kalah 1-2 melawan Barito Putera dan bermain imbang 1-1 melawan PSM, tentu bukan hasil bagus bagi tim asal Tenggarong, Kalimantan Timur ini.
Menarik untuk ditunggu apakah ada yang akan dipecat lagi di minggu ketiga hingga minggu keempat atau kelima, ketika pihak klub menyadari dan menghitung bahwa peluang mereka untuk terdegradasi semakin besar. —Rappler.com