Negara-negara perlu bekerja sama, terbuka terhadap investor asing
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pesan APEC yang disampaikan Jusuf Kalla berfokus pada upaya kerja sama antar negara anggota untuk memacu pertumbuhan dan pembangunan
MANILA, Filipina – Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menekankan kerja sama antar negara sebagai kunci pembangunan ekonomi di antara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).
Pada hari ke-7 KTT APEC pada Rabu, 18 November, Kalla mengatakan kerja sama merupakan inti dari upaya mendorong kelancaran arus barang dan jasa, sehingga memacu pertumbuhan dan pembangunan di kawasan Asia-Pasifik.
“Indonesia terus membuka perekonomiannya kepada pengusaha dan investor asing, termasuk negara-negara APEC. Sebagai imbalannya, kami berharap negara lain juga melakukan hal yang sama,” kata Kalla.
Kalla mewakili Presiden Indonesia Joko Widodo atau yang dikenal dengan Jokowi di DPRD di Manila. Dalam wawancara sebelumnya dengan Rappler Indonesia, Kalla mengatakan bahwa pesannya pada KTT tersebut akan fokus pada “manfaat kerja sama” antara negara-negara anggota.
“Kami akan fokus pada manfaat kerja sama bagi perekonomian Indonesia, seperti bagaimana perdagangan, investasi, IKM, inklusi lembaga keuangan akan terpengaruh atau (bagaimana hal ini dapat ditingkatkan), situasi di Indonesia, dengan kerja sama,” ujarnya. berkata.
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang kuat dan potensi pertumbuhan di sektor manufaktur, kata Kalla.
Pemerintah Indonesia, tambahnya, saat ini fokus pada penguatan sektor pertanian dan industri manufaktur untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memastikan lapangan kerja yang stabil bagi 250 juta penduduknya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kalla menekankan pentingnya “kerja sama yang kuat” antara pemerintah dan dunia usaha.
Strategi perekonomian Indonesia
Sama seperti negara tetangganya, Filipina, pertumbuhan inklusif menjadi semboyan pemerintah Indonesia dalam menerapkan berbagai kebijakan untuk menjamin keberlanjutan ekonomi.
Kalla mengatakan Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat, dengan lebih dari 60 juta penduduk Indonesia diperkirakan akan menjadi kelas menengah pada dekade mendatang.
Namun tantangan bagi Indonesia adalah mengatasi ketidakpastian perekonomian global dengan menerapkan kebijakan tertentu untuk meningkatkan daya saing dan menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi investasi.
Beberapa dari strategi ini termasuk meningkatkan infrastruktur dan meluncurkan paket stimulus untuk mendorong kesetaraan peluang di antara dunia usaha, memberikan pinjaman yang terjangkau bagi usaha kecil dan menengah, dan mengembangkan tambahan zona ekonomi khusus.
“Paket-paket ini akan merangsang dunia usaha, meningkatkan pasar lokal dan mendorong lebih banyak investasi,” kata Kalla.
Masalah lainnya: TPP, masalah kabut asap
Fokus Indonesia dalam meningkatkan perdagangan terjadi ketika Jokowi berjanji untuk bergabung dengan Kemitraan Trans-Pasifik – sebuah pakta perdagangan yang didukung AS yang akan menciptakan kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia.
Ketika ditanya mengenai ekspektasi Indonesia terhadap TPP, Kalla menggemakan pernyataan Jokowi sebelumnya bahwa negara saat ini sedang mempelajari bagaimana pakta perdagangan tersebut akan mempengaruhi dunia usaha dan investasi di Indonesia. (MEMBACA:TPP harus menarik Indonesia menjadi lebih sukses lagi)
Perjanjian TPP dipandang oleh sebagian orang sebagai penyeimbang kekuatan ekonomi Tiongkok di kawasan.
Kalla juga mempertanyakan krisis kabut asap yang melanda Asia Tenggara. Kebakaran hutan di Indonesia dianggap sebagai penyebab kabut asap yang melanda negara-negara terdekat seperti Singapura dan Malaysia. (INFOGRAFI: Krisis kabut asap di Asia Tenggara)
Kalla meminta maaf atas bahaya kabut asap dan menjelaskan bahwa situasi tersebut diperburuk oleh fenomena El Niño yang mempengaruhi pola cuaca di seluruh cekungan Pasifik.
Ia menambahkan bahwa Indonesia tidak ingin kabut asap akibat kebakaran hutan berdampak pada negara tetangganya, namun “kita tidak dapat mengendalikan anginnya.”
Seiring dengan upaya Indonesia untuk mengendalikan situasi ini, Kalla juga menyerukan kerja sama internasional dan menyatakan optimisme bahwa perundingan perubahan iklim di Paris bulan depan akan menjadi langkah maju dalam memperkuat komitmen lingkungan hidup.
Menggarisbawahi fokus kunjungannya, Kalla mengakhiri sesinya dengan jawaban dua kata ketika ditanya pesan apa yang ingin ia sampaikan kepada delegasi APEC: “Silakan datang.” – Rappler.com