• November 23, 2024

DPR adalah lembaga yang paling korup di mata masyarakat

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

DPR mengambil alih posisi Polri yang kerap dianggap sebagai institusi paling korup di Indonesia.

JAKARTA, Indonesia – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kembali dianggap masyarakat sebagai lembaga paling korup. Setidaknya demikian yang terungkap dalam hasil survei yang dirilis Transparency International Indonesia (TII). Dari data Global Corruption Barometer (GCB) 2017 versi Indonesia yang diterbitkan TII, 54 persen responden menilai lembaga yang mewakili rakyat adalah lembaga yang paling korup. Survei GCB versi bahasa Indonesia tahun 2017 dilakukan dengan mewawancarai 1.000 responden berusia 18 tahun ke atas yang tersebar di 31 provinsi.

Wawancara responden dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon. Responden diberikan pertanyaan berdasarkan 5 indikator yaitu masyarakat terhadap korupsi, tingkat korupsi, kinerja pemerintah, suap dalam pelayanan publik dan korupsi di lembaga pemerintah.

Menurut TII, GCB yang diluncurkan pada Selasa, 7 Maret, merupakan hasil survei terhadap pandangan masyarakat atau masyarakat secara umum mengenai praktik korupsi atau suap di negaranya selama 12 bulan terakhir. Pengalaman pribadi mereka menjadi tolok ukur kinerja lembaga negara atau publik dalam memberantas praktik korupsi atau suap.

Alhasil, DPR menjadi lembaga tingkat atas yang disebut-sebut kerap melakukan praktik korupsi. Di tingkat paling bawah ada birokrasi, DPRD, Dirjen Pajak, dan kepolisian. Temuan ini cukup menarik mengingat masyarakat biasanya menilai Polri adalah institusi paling korup.

Penilaian masyarakat yang menyebut DPR sebagai lembaga paling korup didukung oleh fakta bahwa sejak 2004 hingga 2013, terdapat 74 anggota DPR yang terlibat kasus korupsi. Sementara itu, 2.545 anggota DPRD Provinsi terlibat kasus korupsi dan 431 anggota DPRD Kabupaten/Kota terlibat praktik serupa. Data tersebut diolah oleh TII Kementerian Dalam Negeri dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Dalam pemaparan TII juga terungkap bahwa 64 persen responden menilai tingkat korupsi di Indonesia meningkat dalam 12 bulan terakhir.

“Juga tidak lepas dari masifnya pemberitaan media mengenai kasus korupsi yang berhasil diungkap KPK,” kata Sekjen TII Dadang Trisasongko, Selasa pekan lalu.

Masyarakat pun menilai pemerintah telah melakukan pemberantasan korupsi dengan baik. Hal ini didukung oleh 640 dari 1.000 responden yang berpendapat demikian.

“GCB mencerminkan optimisme dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Di tengah besarnya korupsi yang terungkap, terdapat juga optimisme. “Masyarakat yakin pemerintah serius (berantas korupsi),” kata Dadang.

Namun survei juga mengungkap sebanyak 32 persen mengaku melakukan suap. Sedangkan ketika pertanyaan serupa diajukan kepada warga di Jepang, angkanya sangat beragam, yakni hanya 0,4 persen. Di Thailand angkanya sedikit lebih tinggi dibandingkan Indonesia yakni 41 persen.

Rekomendasi TII

Lantas, bagaimana cara meningkatkan kinerja DPR agar tidak menjadi lembaga paling korup? TI Indonesia merekomendasikan agar lembaga legislatif dan partai politik lebih berupaya mencegah korupsi politik.

Posisi DPR kini menggantikan Polri dan berada di posisi teratas. TI juga memberikan rekomendasi agar akses dan jaminan yang diberikan kepada pelapor/saksi/korban kasus korupsi terus ditingkatkan.

Dari hasil survei, 38 persen responden mengaku takut dengan akibat yang akan mereka terima jika melaporkan tindakan korupsi. Sementara itu, 14 persen responden mengaku tidak tahu harus melapor ke mana jika mengetahui adanya tindakan korupsi.

Sebanyak 12 persen responden justru antipati karena menganggap tidak ada gunanya melaporkan kasus tersebut karena tidak ada tindak lanjut.

TI juga memberikan rekomendasi terkait program Sabre Pungli (Sapu Bersih Pungli) yang digagas pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Berdasarkan survei terhadap responden GCB tahun 2017, terlihat bahwa praktik suap belum sepenuhnya hilang.

Suap tersebut dilakukan ke berbagai institusi, seperti sekolah, rumah sakit, dukcapil, air/listrik, polisi, dan pengadilan, kata Dadang.

Masyarakat, kata dia, berharap Sabre Pungli bisa terus menjaga inovasi dan memberikan rasa aman kepada pelapornya. TI juga berharap masyarakat semakin berani melakukan berbagai langkah untuk memberantas praktik korupsi di Indonesia. – Rappler.com

uni togel