• November 15, 2024
Investasi Jepang di Indonesia berlanjut dengan hilangnya proyek kereta kecepatan tinggi

Investasi Jepang di Indonesia berlanjut dengan hilangnya proyek kereta kecepatan tinggi

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Investasi Jepang di Indonesia mencapai 2,9 miliar dolar AS pada tahun 2015, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

JAKARTA, Indonesia – Hilangnya proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang prestisius membuat Jepang agak kesal dengan pemerintah Indonesia. Hal itu terungkap dalam siaran pers Menteri Transportasi Jepang, Akihiro Ota.

“Jepang akan mengkaji ulang seluruh hubungan bisnis dengan Indonesia, terutama di bidang pertanahan, infrastruktur, dan transportasi,” kata Ota dalam konferensi pers di kantornya di Tokyo, 2 Februari.

Namun bagi Jepang, kepentingan investasi di Indonesia terlalu banyak dan penting untuk diganggu hanya karena proyek kereta kecepatan tinggi.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, investasi Jepang di Indonesia terus tumbuh seiring dengan kepercayaan para pelaku usaha asal Negeri Sakura tersebut terhadap iklim usaha dan industri.

Banyak investasi Jepang mengalir ke industri manufaktur dan jasa yang juga menciptakan lapangan kerja.

“Kami mengapresiasi kontribusi Jepang dalam pengembangan industri di Indonesia. Apalagi aliran modal juga mengarah pada industri yang bernilai tambah, antara lain komponen baja untuk otomotif, makanan, minuman, dan petrokimia, kata Saleh usai bertemu Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yazuaki Tanuzaki, di kantor Kementerian yang diterima dari Perindustrian. Kamis 3 Maret.

Jepang sejauh ini merupakan investor terbesar di sektor otomotif di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengajak investor Jepang untuk memperkuat posisinya dengan meningkatkan kontribusinya terhadap pengembangan industri kendaraan bermotor.

“Selain melanjutkan produksi kendaraan global yang berorientasi ekspor, kami juga memperkuat struktur industri otomotif dengan melakukan investasi di sektor hulu bahan baku dan suku cadang serta melakukan aktivitas secara bertahap. penelitian dan Pengembangan di Indonesia dengan melibatkan sumber daya manusia lokal,” kata Saleh.

Dubes Tanizaki mengatakan pemerintah Jepang berharap kemitraan kedua negara, baik pemerintah maupun pelaku usaha, dapat terus berlanjut. Menurut dia, investasi Jepang di Indonesia mencapai 2,9 miliar dolar AS pada tahun 2015, yang berarti meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

“Investasi yang berbasis komitmen juga menggembirakan. “Tahun 2015 nilainya 8 miliar dolar AS dan meningkat 95 persen dibandingkan tahun 2014. Saya berharap angka ini menjadi realisasi investasi,” kata Tanizaki.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi Jepang di Indonesia mencapai 12,1 miliar dolar AS dalam lima tahun terakhir, dimana 90 persennya berada di sektor manufaktur.

Pada tahun 2014 saja, nilai investasi Jepang mencapai 2,7 miliar dolar AS, turun 2 miliar dolar AS dari 4,7 miliar dolar AS pada tahun 2013.

Di bidang pembangunan infrastruktur, Tanizaki mengatakan pemerintah Jepang mendukung upaya tersebut karena akan mendorong pertumbuhan ekonomi, menurunkan biaya logistik, meratakan pembangunan industri, dan mendorong investasi.

Di bidang infrastruktur ketenagalistrikan, Jepang menerima bagian dari kerja sama yang mendalam kemitraan publik-swasta (KPBU) untuk proyek PLTU di Batang, Jawa Tengah. PLTU Batang merupakan proyek ketenagalistrikan terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Proyek listrik berkapasitas 2 x 1.000 MW senilai Rp 54 triliun ini sempat tertunda selama empat tahun. Presiden Joko “Jokowi” Widodo meninjau dimulainya proyek ini pada akhir Agustus 2015.–Rappler.com

BACA JUGA:

pengeluaran hk hari ini