
Apa yang kita ketahui sejauh ini tentang penembakan polisi Dallas
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Penembak mengatakan dia membenci dan ingin membunuh orang kulit putih Amerika, terutama petugas polisi
JAKARTA, Indonesia – Lima petugas polisi tewas, sementara 7 korban lainnya terluka dalam aksi protes di Dallas, Amerika Serikat pada Kamis, 7 Juli. Pelaku diketahui merupakan mantan anggota militer berkulit hitam yang berperan sebagai penembak jitu.
Selain personel polisi, 2 warga sipil juga terluka. Media Amerika menyebutnya sebagai serangan paling mematikan terhadap aparat penegak hukum sejak 11 September 2001.
Berikut fakta yang kami ketahui tentang kejadian tersebut sejauh ini:
Apa yang sebenarnya terjadi?
Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di Dallas, Texas pada hari Kamis, 7 Juli untuk memprotes penembakan fatal oleh polisi terhadap dua pria kulit hitam minggu ini di Louisiana dan Minnesota. Penembakan tersebut telah menghidupkan kembali perdebatan emosional mengenai penggunaan senjata api oleh personel polisi dan tuduhan rasisme serta kesenjangan dalam penargetan.
Petugas polisi kulit putih dituding lebih sering menyasar kelompok minoritas, terutama warga Amerika keturunan Afrika.
Sekitar pukul 21.00 demonstrasi berakhir ricuh dan tiba-tiba terdengar suara tembakan. Salah satu pelaku sengaja menembakkan peluru ke arah petugas polisi.
Penembakan itu terjadi tidak jauh dari Dealey Plaza, tempat Presiden John F. Kennedy dibunuh pada tahun 1963.
Berapa jumlah korban tewas?
Sebanyak lima petugas polisi, termasuk satu petugas polisi transit Dallas, tewas. Sementara itu, 7 personel polisi terluka dan 2 warga sipil.
Identitas korban meninggal dunia adalah:
A. Brent Thompson: seorang polisi berusia 43 tahun dan 6 orang anak. Dia baru saja menikah dua minggu sebelum kematiannya. Thompson beberapa kali terlibat dalam pelatihan polisi di Irak dan Afghanistan dan dia juga bekerja sebagai kontraktor militer swasta.
B. Patrick Zamarripa: Lulusan Angkatan Laut yang bertugas di Irak. Dia bergabung dengan Kepolisian Dallas 5 tahun yang lalu dan ditugaskan ke Pasukan Patroli Sepeda Motor. Zamarripa meninggalkan seorang putri berusia 2 tahun dan seorang putra angkat.
C. Michael Krol: Penduduk asli Michigan yang bergabung dengan kepolisian Dallas pada tahun 2007
D. Michael Smith: ayah dari dua anak. Dia bergabung dengan Kepolisian Dallas pada tahun 1989
e. Lorne Ahrens: Penduduk asli California yang telah bertugas di Kepolisian Dallas selama 14 tahun. Beliau meninggalkan 2 orang anak
Siapa yang melakukannya?
Polisi sebelumnya memperkirakan kejahatan ini dilakukan oleh dua pelaku penembakan. Namun Menteri Keamanan Dalam Negeri Jeh Johnson membenarkan pelaku bertindak sendirian.
Polisi memastikan identitas pelaku adalah Micah Xavier Johnson dan berusia 25 tahun. Pria kulit hitam ini adalah penduduk Dallas di kawasan Mesquite.
Dia tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya dan digambarkan sebagai seorang penyendiri. Saat polisi memeriksa rumahnya, mereka menemukan berbagai bahan pembuat bom, amunisi, dan senjata.
Ia juga mendaftar sebagai anggota Angkatan Darat AS selama 6 tahun dan ditugaskan ke Afghanistan. Meski disebut-sebut bertindak sendiri, Gubernur Texas Greg Abbott menyatakan akan terus menyelidiki masalah tersebut. Dia meyakinkan bahwa dia akan menangkap semua penjahat yang membantu Johnson.
Apa motifnya?
Kepala Polisi Dallas David Brown mengatakan selama negosiasi antara petugas polisi dan Johnson, mereka mendengar bahwa pria berusia 25 tahun itu marah atas penembakan tersebut.
“Dia bilang dia ingin membunuh orang kulit putih, terutama petugas,” kata Brown.
Pemerintah pusat telah memastikan bahwa tidak ada kaitan antara penembakan tersebut dan organisasi teroris. Namun jejak Johnson di Facebook mengatakan sebaliknya. Dia adalah bagian dari kelompok aktivis kulit hitam radikal yang termasuk dalam daftar ujaran kebencian di Southern Poverty Law Center.
Beberapa di antaranya yang tercatat adalah Houston New Black Panther Party (NBPP) dan ISIS yang diketahui kerap mengutarakan ekspresi anti-Semit dan anti-kulit putih. Dia bergabung di sana selama 6 bulan beberapa tahun yang lalu. – Rappler.com
BACA JUGA: