‘200 hingga 250’ teroris bertahan di Kota Marawi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana dan Panglima Angkatan Darat Jenderal Eduardo Año – masing-masing administrator dan pelaksana darurat militer – mengunjungi Kota Marawi pada hari ke-12 terjadinya krisis
KOTA MARAWI, Filipina – Sebanyak 500 teroris lokal dan asing bersekongkol untuk merebut Kota Marawi pada 23 Mei, menurut perkiraan penyesuaian pemerintah yang dirilis pada Sabtu, 3 Juni.
Masih ada “200 hingga 250” dari mereka yang tersisa, kata Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana dalam konferensi pers di ibu kota provinsi Lanao del Sur di Kota Marawi pada hari Sabtu.
Pemerintah melaporkan bahwa hingga 120 teroris tewas dalam bentrokan sengit yang menyebabkan hampir semua warga mengungsi dari kota. (BACA: ISIS Ada di Filipina – Lorenzana)
“Kecuali yang lain yang tidak kami perhitungkan, kami mungkin mencari 200 hingga 250 lainnya yang masih ada. Jika mereka sebanyak itu dengan senjata api dan amunisi yang cukup, maka mereka masih bisa bertarung dengan baik. Ini memberi kami masalah dalam membersihkan area tersebut,” kata Lorenzana.
Lorenzana membawa serta para perwira tinggi militer negara itu dalam kunjungan pertamanya ke Kota Marawi sejak krisis dimulai.
Yang terburuk sudah berakhir?
Panglima Angkatan Darat, Jenderal Eduardo, mengatakan krisis ini sudah berakhir.
“Kami telah mengatasi situasi ini. Ini soal membersihkan area yang tersisa. Kami telah menguasai Bangolo,” kata Año.
Pemerintah gagal memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan tanggal 2 Juni untuk mengakhiri krisis ini, namun Lorenzana meyakinkan warga Marawi bahwa para teroris kini dikepung oleh pasukan. Namun, medannya masih menjadi tantangan bagi pasukan. (BACA: Perang kota masih menjadi tantangan bagi tentara di Marawi)
“Wilayah Bangolo, kawasan pusat bisnis, sudah dikepung pasukan. Mudah-mudahan, tidak ada pejuang di dalam yang kami coba netralkan yang bisa keluar,” kata Menteri Pertahanan.
Saat ditanya, Lorenzana mengatakan dia tidak akan menetapkan batas waktu lain untuk mengakhiri krisis ini. “Pasukan kami, yang dipimpin oleh Jenderal Bautista dan Jenderal Galvez, akan melakukannya secara perlahan. Saya belum bisa bilang sekarang berapa hari lagi, tapi kami akan selesaikan secepatnya,” ujarnya.
Menanggapi pertanyaan, Año menepis kekhawatiran bahwa kelompok teror lokal bisa mendapatkan bala bantuan dari daerah terdekat.
“Ini adalah inti dari darurat militer. Kami mengontrol area lain. Kami memiliki pos pemeriksaan untuk mencegah bala bantuan,” kata kepala AFP. – Rappler.com