
Duterte merevisi EO Kebebasan Informasi
keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Presiden ingin perintah eksekutif itu dilaksanakan paling lambat minggu 11 Juli
MANILA, Filipina – Jika semuanya berjalan sesuai rencana, mandat untuk mengungkapkan seluruh catatan di departemen eksekutif kepada publik akan menjadi perintah eksekutif (EO) kedua yang dikeluarkan Presiden Rodrigo Duterte.
Duterte mengatakan dia sudah memiliki rancangan perintah eksekutif Kebebasan Informasi yang ingin dia terapkan pada minggu 11 Juli.
“Saya memutuskan untuk mempercepat prosesnya. Saya sekarang memiliki salinan drafnya. Ini satu-satunya perintah eksekutif, Kebebasan Informasi,” katanya dalam pidato yang disiarkan saluran milik pemerintah PTV4 pada Kamis, 7 Juli.
Konsep tersebut disampaikan kepadanya usai rapat Kabinet hari itu. Duterte mengatakan dia masih “harus meninjaunya secara pribadi.”
Namun dia ingin EO tersebut segera diimplementasikan.
“Paling lambat minggu depan akan dilaksanakan,” ujarnya.
Duterte membaca baris pertama draf EO: “Pengoperasian hak konstitusional rakyat di lembaga eksekutif atas informasi dan kebijakan negara serta keterbukaan publik secara penuh dan transparansi dalam pelayanan publik serta pemberian pedoman untuk itu.”
Ia mengingatkan masyarakat bahwa EO hanya mencakup cabang pemerintahannya, yakni eksekutif. Ini mencakup semua departemen yang diwakili dalam Kabinetnya.
“Saya tidak bisa mengikat dua pihak lainnya, yaitu lembaga peradilan dan Kongres, karena adanya pemisahan kekuasaan,” katanya.
Presiden menambahkan bahwa “terserah Kongres” apakah mereka ingin mengesahkan undang-undang kebebasan informasi.
Draf EO FOI dibuat setelah berkonsultasi dengan kelompok media seperti Pusat Jurnalisme Investigasi Filipina (PCIJ) dan Hak untuk mengetahui, sekarang juga! Koalisikata Martin Andanar, sekretaris komunikasi.
Andanar menjadi bagian dari konsultasi yang diadakan pada Rabu 6 Juli.
Membuka catatan dan transaksi pemerintah kepada publik adalah salah satu janji kampanye Duterte. Dia menyatakan akan mendukung RUU FOI namun akan mengeluarkan perintah eksekutif FOI meski tanpa RUU tersebut.
Mantan Presiden Benigno Aquino III menyebut FOI sebagai salah satu prioritas legislatifnya untuk tahun 2015. Dia juga mendukungnya sehari setelah pidato kenegaraan terakhirnya pada bulan Juli tahun lalu. (BACA: Mengapa Filipina Membutuhkan Undang-Undang Kebebasan Informasi)
Senat telah mengesahkan RUU KIP versi ke-3 dan pembacaan terakhir pada 10 Maret 2014, namun masih menunggu persetujuan versi DPR hingga saat ini. – Rappler.com