Pertimbangkan menteri mana yang akan menggantikan Jokowi
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia—Rencana bergerak lagi kabinet kembali menghangat sejak 10 Maret. Isu ini dilontarkan oleh Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo sendiri saat mengevaluasi waktu tunggu bongkar muat barang atau waktu tinggal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Saat itu, Jokowi menyebut salah satu penyebab reshuffle kabinet jilid pertama adalah masalah waktu tinggal “Saya tunggu. Kalau enam bulan tidak bergerak sama sekali, ada menteri yang akan saya copot,” kata Jokowi saat meresmikan Pusat Logistik Berikat di Cilincing.
“Jangan biarkan lebih banyak korban terkait waktu tinggal, jangan main-main lagi,” katanya lagi.
Dalam perombakan kabinet pertama pada Agustus 2015, Jokowi mencopot sejumlah menteri, termasuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Susilo. Dia digantikan oleh Rizal Ramli, mantan Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Keuangan di Kabinet Bersatu.
Tapi bagaimana pun, bukannya kabinet rapi, para asisten pejabat Jokowi malah jadi gaduh lagi. Salah satunya adalah menteri baru Rizal Ramli.
Baru sehari dilantik, Rizal Ramli sudah bikin heboh. Lawannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla, tak main-main.
Rizal mempertimbangkan untuk menambahkan nomenklatur menteri. Yang dimaksud Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, dengan penambahan Sumber Daya.
Namun, geger kabinet Jokowi bukan hanya karena ulah Rizal. Beberapa menteri lainnya juga menjadi berita utama di media. Masalah berkisar dari pencatutan atas nama presiden hingga menteri yang dianggap berkinerja buruk.
Menteri mana yang akan diganti?
Sumber Rappler di Istana mengatakan Jokowi sedang mengevaluasi setengah dari anggota kabinetnya. Sumber lain di istana menyebut Jokowi akan mengganti 8 menteri dari kabinet kerja.
Tapi tidak ada nama yang berasal dari sumbernya. Sulit, sangat ketat (infonya). Jokowi dikabarkan memang menggelar briefing tentang nama-nama menteri yang akan diganti.
Rappler mencoba mendata beberapa nama menteri yang mengambil langkah kontroversial.
Namun, dari catatan Rappler, beberapa nama menteri tersebut masuk dalam radar reshuffle karena dianggap kontroversial.
Pertama adalah Rizal Ramli. Selain berselisih dengan Jusuf Kalla, Rizal Ramli juga sempat berbeda pendapat dengan Menteri BUMN Rini Soemarno. dari masalah Pelindo II hingga pembelian pesawat Airbus A350 oleh Garuda.
Beberapa bulan sebelum RJ Lino ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, Rizal meminta Rini memecat Dirut Pelindo II.
Adapun Garuda, Rizal juga mengecam keras langkah Garuda Indonesia membeli pesawat A350 untuk penerbangan jarak jauh ke Eropa. Menurut Rizal, Selama ini penerbangan Garuda Indonesia ke Eropa membuat perusahaan pelat merah itu merugi.
Rizal juga mengecam Menteri ESDM Sudirman Said dengan program kelistrikannya. Rizal menilai target pemerintah membangun listrik 35.000 MW bukan saja tidak masuk akal dari segi waktu, tetapi juga tidak ekonomis dari segi investasi. Menurut Rizal, kebutuhan listrik Indonesia masih jauh di bawah perkiraan pemerintah. Pernyataan Rizal itu pun memancing reaksi keras dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Yang kedua adalah Sudirman, menteri energi dan sumber daya mineral. Menteri ini pernah mengambil langkah kontroversial dengan melaporkan Ketua DPR saat itu, Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan (MKD) DPR karena diduga memanfaatkan nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Yusuf Kalla. Untuk memperkuat tuduhannya, Sudirman menyerahkan rekaman percakapan antara Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan Direktur Freeport saat itu, Maroef Sjamsoedin. Kasus ini berakhir dengan pengunduran diri Setya Novanto sebagai Ketua DPR.
Sudirman juga dinilai berseberangan dengan Jokowi dalam kasus kilang shale gas Blok Masela di Maluku. Sudirman ingin kilang gas cair dibangun di laut (luar negeri) karena dianggap lebih murah, sedangkan Rizal menginginkannya di darat. Jokowi akhirnya memutuskan membangun kilang di darat. Konflik Masela memunculkan rumor bahwa Soedirman akan mundur dari kabinet, namun rumor tersebut sirna setelah sang menteri membantahnya.
Ketiga, Menteri BUMN Rini Soemarno. Rini memang sudah lama digosipkan bakal diganti. Megawati Soekarnoputri, ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, partai pendukung Jokowi, pernah menyindirnya di depan Jokowi.
“Karena itulah BUMN memiliki fungsi dan menjadi alat negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berbeda dengan yang terjadi sekarang. BUMN diperlakukan seperti swasta,” kata Megawati saat membuka rapat kerja nasional PDI Perjuangan yang dihadiri Presiden Jokowi.
Keempat adalah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Jonan adalah salah satu menteri yang paling banyak dibicarakan. Apalagi setelah konflik antar ojek on line Dan luring dan kemudian taksi on line Dan luring. Pada 2015, Jonan melarang ojek on line (GoJek dan Grab) beroperasi, tetapi larangan tersebut dicabut sehari setelah intervensi langsung dari Jokowi.
Konflik on line Dan luring Hal ini juga terjadi antara taksi aplikasi Uber dan GrabCar dengan taksi konvensional. Jonan menyerukan agar aplikasi Uber dan Grab diblokir karena tidak memenuhi persyaratan sebagai moda angkutan umum.
Jonan juga dianggap ‘melawan’ Jokowi dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Jokowi meletakkan batu pertama untuk proyek tersebut tetapi program kereta ekspres langsung dihentikan karena masalah administrasi. Jonan juga dianggap gagal mencegah kecelakaan transportasi di Indonesia.
Kelima adalah Menteri Sosial Media Khofifah Indar Parawansa. Menteri Khofifah pernah mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia berencana mengeluarkan peraturan untuk menghukum pelaku kekerasan seksual terhadap anak melalui kebiri.
Pernyataan menteri ini memancing protes, terutama dari Komnas Perempuan. Terakhir, dia ingin Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender disembuhkan dengan metode motivasi, yang bertentangan dengan sikap Organisasi Psikiatri Dunia.
Menteri yang kinerjanya buruk
Selain lima menteri di atas, Rappler juga mencatat laporan Kementerian PAN yang menyatakan lima menteri masuk kategori kinerja cukup rendah.
Menteri mana ini? Ini tabelnya.
Dari tabel tersebut, setidaknya Menpora Imam Nahrawi, Menteri Kota, Pembangunan Kota Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Puspayoga, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Perlindungan Yohana Yembise.
Adapun nama-nama menteri yang kontroversial dan berkinerja buruk, hingga saat ini tidak ada ide, nama mereka masuk dalam daftar kabinet shuffle.
Apakah menteri kontroversial yang akan membuat daftar atau menteri yang kurang mampu, atau kombinasi keduanya?
Istana juga tidak yakin. Johan Budi SP, juru bicara kepresidenan, mengatakan kepada Rappler bahwa tidak ada kegiatan terkait reshuffle tersebut. “Kalau soal reshuffle atau tidak, itu presiden yang tahu,” ujarnya, Kamis (31/3).
Jadi, menurut Anda, siapa saja menteri yang akan direshuffle oleh Presiden Jokowi? —dengan laporan dari Uni Lubis/Rappler.com
BACA JUGA