• October 11, 2024
Polisi menduga ada keterlibatan asing dalam kasus perdagangan ginjal tersebut

Polisi menduga ada keterlibatan asing dalam kasus perdagangan ginjal tersebut

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

RSCM membantah terlibat dalam kasus perdagangan ginjal

JAKARTA, Indonesia — Polisi mencurigai adanya keterlibatan sindikat asing dalam kasus perdagangan ginjal.

“Ini sudah menjadi jaringan. Mudah-mudahan jaringannya nanti bisa kita ungkap, kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan, Kamis 4 Februari.

Kemungkinan ini muncul karena harga organ tubuh manusia di luar negeri cukup mahal sehingga dimanfaatkan sindikat ini, kata Anton.

Dia mencontohkan harga ginjal di China yang dibayarkan hingga Rp 2 miliar.

“Di sini masih ratusan juta rupiah,” ujarnya.

Namun polisi masih belum memiliki bukti.

Sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menetapkan tiga tersangka kasus penjualan ginjal usai melakukan penggeledahan di RS Ciptomangunkusumo Jakarta Pusat.

Dalam melakukan aktivitas ilegal tersebut, pelaku menawarkan sekitar Rp 70-90 juta kepada masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah dengan syarat bersedia menyerahkan ginjalnya.

Ginjal tersebut dijual kepada pembeli dengan harga Rp 200 juta hingga Rp 300 juta, kata Kepala Divisi Analisis dan Evaluasi Bareskrim Polri Kompol Hadi Ramdani kepada media.

Menurut polisi, ada kerja sama jaringan yang melibatkan dokter dan calo dalam perdagangan ilegal tersebut.

Ketiga tersangka ditangkap berdasarkan Pasal 64 ayat 3 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan: “Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperdagangkan dengan dalih apapun.”

RSCM membantah terlibat

Sementara itu, Direktur Utama RSCM, dr. Dr. CH Soejono mengatakan, pihaknya tidak terlibat dalam praktik perdagangan organ ginjal.

“Kalau jual beli itu di luar cakupan Rp. “Proses transplantasi yang kami lakukan hanya sesuai prosedur,” kata Soejono, Jumat, 5 Februari.

Ia menjelaskan, hingga saat ini RSCM memiliki tim advokasi transplantasi ginjal yang bertugas menyeleksi calon donor ginjal untuk mencegah kemungkinan jual beli ginjal.

Seleksinya berupa wawancara mendalam untuk mengetahui bahwa tindakan pendonor mendonorkan ginjalnya dilakukan tanpa ada tekanan.

“Calon pendonor harus diperiksa dulu, dinilai apakah sudah dewasa, mengalami gangguan jiwa atau tidak, tertekan atau tidak, mampu mengambil keputusan sendiri atau tidak, apa rencananya ke depan pasca operasi,” dia berkata.

Tim tersebut terdiri dari beberapa dokter, termasuk psikiater forensik, ahli nefrologi, dan ahli medis. Mereka bertugas memeriksa kesehatan fisik dan mental pasien calon pendonor.

Soejono mengatakan, tidak semua permohonan operasi transplantasi ginjal diterima di RSCM. Pihaknya mencatat sebanyak 30 persen permohonan operasi transplantasi ginjal di RSCM ditolak karena tidak lolos tahap verifikasi tim advokasi.

“Kami menolak tiga puluh persen karena ada yang ketahuan berbohong, ada pula yang ternyata (pengguna narkoba). “Tujuan kami untuk melindungi, mencegah calon donatur yang benar-benar mempunyai hati yang murni untuk membantu masyarakat,” ujarnya.

Selain verifikasi oleh tim advokasi, RSCM juga meninjau berkas riwayat kesehatan calon pendonor untuk memastikan yang bersangkutan layak menjalani operasi transplantasi ginjal. —Antara Report/Rappler.com

SDY Prize