Tidak ada pembakaran kitab suci
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Menurut Kapolda Boy Rafli Amar, kitab yang dibakar itu memuat asal muasal agama tertentu, bukan kitab sucinya.
JAYAPURA, Indonesia – Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar membantah ada pembakaran kitab suci di area markas Korem 172 PWY seperti yang ramai diberitakan di media sosial. Yang dibakar adalah buku tentang asal usul agama. Boy menarik kesimpulan sementara berdasarkan penyelidikan awal.
“Dari hasil pemeriksaan sementara, yang dibakar adalah kitab asal usul agama, bukan kitab suci. Polisi masih mendalami siapa yang menyebarkan rumor di media sosial yang memancing atau memicu kemarahan warga, kata Boy saat ditemui, Jumat, 26 Mei.
Kodam 17 Cendrawasih menyatakan, mereka menginterogasi salah satu anggota TNI terkait pembakaran buku agama.
“Saya bertanggung jawab atas kejadian ini. “Jika ada anggota yang terbukti akan diproses secara terbuka dan transparan,” kata Pangdam 17 Cendrawasih George E. Supit di hari yang sama.
Isu pembakaran kitab suci di Papua berawal dari anggota Korem 172 TNI, Prja Wira Yakhti yang sedang membersihkan kawasan. Dia menemukan kotak itu di gudang, lalu isinya dibakar begitu saja tanpa diperiksa. Diduga ada yang melanjutkan proses pembakaran tersebut lalu menyebarkannya di media sosial dengan membuat narasi seolah-olah yang dibakar personel TNI adalah kitab suci agama tertentu.
Foto tersebut lantas memicu kemarahan warga Padangbulan, Jayapura. Pada Kamis 25 Mei sekitar pukul 13.30 WIB, warga memblokir jalan utama jalur Abepura-Sentani, khususnya depan markas Korem 172.
Diserang oleh massa
Kapolres Jayapura AKBP Tober Sirait langsung menuju lokasi untuk menenangkan massa. Namun, Tober justru diserang massa.
Tober datang ke lokasi bersama asistennya, Bripda Nyoman. Sebelum keadaan bertambah parah, beberapa warga yang mengenali wajah Tober langsung membantu membawanya ke mobil. Tober dan Nyoman dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Akibat pemukulan tersebut, baik Tober maupun Nyoman mengalami luka serius. Tober mengalami luka di dada kiri, kepala lebam akibat lemparan batu, dan lebam di badan.
Sementara itu, pekerja bantuan tersebut mengalami luka di pelipis kiri, hidung patah, dan punggung terkoyak akibat dilempar dan dipukul dengan benda tumpul dan tajam. – Rappler.com