Ubah sisa kulit telur menjadi patung keren
- keren989
- 0
Founder L-Craft Telur Indonesia Dhoni Fadliansyah Wahyu ingin membuktikan sampah bisa menjadi karya dengan nilai jual lebih baik
JAKARTA, Indonesia — Cangkang telur menentukan kehidupan embrio hewan. Embrio terlindungi dari perkembangannya dari dunia luar karena adanya cangkang telur.
Selain itu, cangkang telur menyediakan cadangan kalsium dan pertukaran gas bagi embrio sebelum menetas. Tapi apakah kulit telur ada gunanya bagi manusia?
Cangkang telur telah menarik perhatian banyak pihak, mulai dari peneliti hingga pekerja kreatif. Sebuah angka penelitian membuktikan potensinya yang sangat besar dari limbah cangkang telur.
Sejumlah peneliti pun tengah menggali potensi limbah cangkang telur sebagai bahan konstruksi ramah lingkungan. Bahkan potensi cangkang telur sebagai bahan pembuatannya sudah ditemukan RAM penyimpanan di komputer.
Cangkang telur juga menarik perhatian jiwa-jiwa kreatif. Beberapa orang menggunakan kulit telur untuk bisa mini ke tempat lilin.
“Saya sebenarnya ingin terus mengembangkan L-Craft. “Saya ingin membuktikan bahwa lulusan yang menggunakan S tidak hanya bercita-cita menjadi karyawan.”
Dhoni Fadliansyah Wahyu adalah pemuda asal Pamulang, Tangsel, yang juga mencoba memanfaatkan limbah cangkang telur.
“Di rumah ini orangnya suka makan telur, jadi banyak sekali sisa cangkang telurnya. “Saya hanya mengambil satu untuk bersenang-senang dan ditempel lalu dilukis,” kata Dhoni kepada Rappler beberapa waktu lalu saat berkunjung ke rumahnya.
Ia memanfaatkan limbah cangkang telur untuk membuatnya arca, semacam miniatur tokoh komik.
Sejak awal tahun 2014, pemuda berusia 25 tahun ini mulai memasarkan karyanya. Dengan nama L-Craft Indonesian Eggshell, ia menerima pesanan dari media sosial seperti mis Instagram Dan Facebook.
“Saat saya mencoba berpromosi, nama L-Craft terlintas di benak saya. Mungkin terinspirasi oleh Catatan kematian. “Saya suka karakter L dari Lawliet,” ujarnya.
Ia menilai satu patung dihargai Rp 50 ribu. Pertama kali berkreasi, Dhoni membuat karakter Wolverine dari komik Marvel, X-Men. Sekarang dia menerima beberapa pesanan.
“Sekarang lebih terbuka, tidak hanya dari karakter yang sudah ada, seperti karakter DC Comics atau Marvel Comics. Sekarang terima pesanan dari karakter asli, misalnya arca yang terlihat seperti anggota keluarga atau orang yang dicintai,” katanya.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pesanan bervariasi tergantung pada detailnya. Satu arca yang sederhana membutuhkan setidaknya satu hari.
“Kumpulkan, benarkah, sampah?”
Berhasil memperoleh gelar sarjana kimia dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tangsel, rupanya tak menyurutkan semangat Dhoni dalam menekuni dunia seni.
“Saya mempunyai hobi membuat kerajinan tangan sejak SD. “Mungkin karena saya juga suka nonton anime, jadi terinspirasi,” akunya.
Hobinya tidak selalu didukung oleh keluarganya.
“Kadang mereka bilang saya main-main dengan keluarga, tapi saya tidak peduli karena hobi ini membantu saya untuk tidak membeli mainan mahal dari luar,” ujarnya.
Saat pesanan sedang ramai, usaha Dhoni mendapat dukungan keluarga. Namun jika pesanannya sedikit, ia dianjurkan melamar pekerjaan di perusahaan tersebut.
Meski begitu, sulung dari dua bersaudara ini ingin terus mengembangkan usahanya.
“Saya sebenarnya ingin terus mengembangkan L-Craft. “Saya ingin membuktikan bahwa lulusan yang menggunakan S tidak sekedar bercita-cita menjadi karyawan,” akunya.
“Ketika L-Craft sudah maju, saya juga ingin membantu mereka yang kesulitan melamar pekerjaan karena kemampuan akademisnya.”
Kesulitan terbesar yang ia hadapi selama ini adalah pada bidang pemasaran produk. “Masalahnya lebih banyak di sektor promosi. Saya tidak begitu mengerti pemasaran,” dia berkata.
Teman-temannya yang bersekolah di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang menjadi pendorong dirinya untuk terus mengembangkan L-Craft. Mereka bertukar pikiran saat bertemu.
Dhoni berharap orang-orang yang bergelut di bidang yang sama dengannya tidak menyerah.
“Teruslah melakukan apa yang menurutmu bermanfaat. Meski tertulis ‘Mengumpulkan “Kenapa sampah, biarkan saja, yang terpenting bisa menunjukkan bahwa sampah bisa dijadikan karya yang nilai jualnya lebih baik,” ujarnya optimis. —Rappler.com