• October 11, 2024
4 tanda tanya seputar proyek kereta cepat Jakarta-Bandung

4 tanda tanya seputar proyek kereta cepat Jakarta-Bandung

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Mulai dari dasar hukum hingga dampak lingkungan

JAKARTA, Indonesia – Sejumlah tanda tanya seputar proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengemuka dalam diskusi publik yang digelar Lembaga Kebijakan dan Hikmah Publik Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah pada Jumat, 5 Februari di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. diadakan. .

Apa pun?

1. Apakah proses pengambilan keputusan dalam pembangunan kereta api berkecepatan tinggi tidak dapat dipertanggungjawabkan?

Salah satu Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas dalam sambutannya di awal diskusi mempertanyakan akuntabilitas proses pengambilan keputusan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mengaku prihatin dengan potensi korupsi di balik proses tersebut.

“Meminjam (teori) Klitgaard, unsur korupsi adalah diskresi dikurangi tanggung jawab atau akuntabilitas. “Nah, unsur itu ada dalam proyek ini,” kata Busyro.

2. Landasan hukum pembangunan bermasalah?

Peraturan Presiden (Perpres) 107 Tahun 2015 yang menjadi landasan hukum proses pembangunan dinilai bermasalah dan dipertanyakan legalitasnya.

“Dalam PP 107 Tahun 2015, banyak aturan yang dilanggar dan dielakkan. Misalnya persyaratan yang harus dilengkapi oleh pengusaha (pihak yang terlibat dalam proyek). “Kemarin saya ngobrol dengan salah satu staf ahli Menteri Perhubungan ternyata ada yang kurang lengkap,” kata anggota komisi transportasi DPR RI itu. HA Bakri sambil menunjukkan salinan keputusan presiden.

Pembicara lainnya, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio, mengamini pernyataan Bakri. “Perpres 107 (Tahun 2015) memang cacat,” ujarnya.

Bagi Anda yang belum membacanya, berikut dokumen lengkap Perpres 107 Tahun 2015:

Keputusan Presiden Nomor 107 Tahun 2015

3. Apakah pembangunan kereta api berkecepatan tinggi akan berdampak negatif terhadap lingkungan?

Meski telah dilakukan kajian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), namun data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang turut dipaparkan dalam diskusi tersebut mengungkapkan bahwa keberadaan infrastruktur kereta api cepat Jakarta-Bandung keberadaan air tanah sumber daya sepanjang jalur pembangunan.

Faktanya, sumber air tersebut sejauh ini telah memenuhi kebutuhan air di lima wilayah, termasuk sebagian DKI Jakarta.

4. Apakah keberadaan kereta api berkecepatan tinggi akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik?

“Kalau hanya untuk angkut orang pun tidak apa-apa (tidak perlu membangun kereta cepat Jakarta-Bandung). Namun bukan hanya itu saja. “Kereta kecepatan tinggi ini akan sukses jika menjadi bagian dari proses transformasi Indonesia ke arah yang lebih baik,” kata Ketua Umum Persatuan Transportasi Indonesia, Danang Parikesit.

Danang kemudian mencontohkan soal pembangunan Moda Raya terpadu (MRT) di ibu kota yang jika dilihat dari biaya dan kapasitas transportasi sebenarnya bukanlah kebijakan yang tepat. Namun wajar jika keberadaan MRT bisa membuat Jakarta bertransformasi menjadi lebih baik.

“Nah, kajian inilah yang saya harap akan muncul dari pemerintah,” kata Danang. Sayangnya, menurut pakar transportasi Universitas Gadjah Mada ini, hingga saat ini ia belum pernah menemukan kajian serupa mengenai pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. — Rappler.com

BACA JUGA:

Sdy siang ini