Ada apa dengan Jokowi dan Biru?
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Jokowi membantah, belakangan ia memilih benda berwarna biru karena dikaitkan dengan warna partai politik tertentu
JAKARTA, Indonesia – Dalam sepekan terakhir, Presiden Joko “Jokowi” Widodo kerap terlihat memilih benda berwarna biru untuk dikenakan dalam beraktivitas. Mantan Gubernur DKI ini memilih payung berwarna biru untuk melindungi dirinya dari hujan deras yang melanda ibu kota pada Jumat, 2 Desember.
Jokowi saat itu menjadi sorotan karena tetap memilih berani menghadapi hujan deras agar bisa menunaikan salat Jumat bersama ratusan ribu jamaah di persimpangan Monumen Nasional. Selain kehadirannya yang menjadi perbincangan, publik juga menaruh perhatian pada payung biru navy yang dipilihnya.
Netizen pun ramai mencari merek payung tersebut dan di mana bisa mendapatkannya. Dalam situasi lain, Jokowi terlihat membeli sandal berwarna senada di sebuah mal di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Mantan Wali Kota Solo itu melalui akun media sosialnya mengatakan, sandal berwarna biru navy tersebut dijual dan buatan lokal. Jadi dia memutuskan untuk membeli.
Mampirlah ke Balikpapan Superblock untuk membeli sandal. Lumayan dapat diskon Rp 119 ribu. Produk Indonesia kualitasnya bagus – Jkw pic.twitter.com/MGD6PiHR0P
– Joko Widodo (@jokowi) 4 Desember 2016
Apa sebenarnya yang terjadi antara Jokowi dan Benda Biru?
“Tadi malam, warnanya banyak dan saya suka yang (warna) biru,” ujarnya kepada media yang ditemuinya di sela-sela kunjungan kerja ke Balikpapan, Senin 5 Desember.
Apakah pemilihan warna menunjukkan sikap terhadap partai politik tertentu? Sebab, saat Pilkada DKI, hubungan Jokowi dan Ketua Partai Demokrat yang berstatus biru itu sempat renggang.
“TIDAK ada. TIDAK ada (hubungannya),” ujarnya.
Ia beralasan penjual sedang memberikan diskon besar sehingga ia lebih tertarik untuk membelinya.
“Diskonnya 50 persen. Ternyata saya mendapat tambahan diskon 20 persen. Jadi dari Rp290 ribu menjadi Rp119 ribu, ujarnya.
Warna partai politik tertentu?
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menilai, sikap Jokowi melalui seringnya memilih warna biru belakangan ini kemungkinan besar ditujukan pada partai politik tertentu. Warna biru juga bisa mencerminkan sosok Jokowi yang kalem dan tidak suka konflik.
Jokowi, kata Siti, pasti ingin membangun Indonesia hingga akhir masa kepemimpinannya dengan harmonis dan merangkul orang lain. Hal ini berkaitan dengan semboyan yang sering dilontarkan Susilo Bambang Yudhoyono, yakni “ya kita bisa”.
“Bisa jadi Pak Jokowi terobsesi ke sana. Politik itu cair. Anda tidak bisa mengatakan bahwa Jokowi adalah anggota PDI-P atau Nasdem. Malah sekarang dia dekat sekali dengan Golkar, partai yang dulu menentangnya saat Pilpres, kata Siti saat dihubungi Rappler melalui telepon, Senin, 5 Desember.
Siti pun meminta masyarakat tidak naif. Karena dalam dunia politik segala sesuatu mungkin terjadi. Kepentingan itu di atas segalanya dan menyatukan mereka.
“Bagaimanapun, negara ini tidak akan bisa berkembang jika tidak ada stabilitas keamanan. Mengapa bisa bertahan 32 tahun di era Orde Baru? Karena pemerintah saat itu sangat menjamin stabilitas keamanan dan politik benar-benar terjaga, ujarnya lagi.
Jika faksi-faksi di antara kekuatan politik ini dibiarkan berlarut-larut, hal ini mungkin akan berdampak negatif terhadap kebijakan pemerintah. Terakhir, Indonesia semakin tertinggal dibandingkan negara lain. – dengan pelaporan oleh Santi Dewi/Rappler.com