Aksi Ahok menyalakan lilin di Yogya diwarnai suara tembakan
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteks, selalu merujuk ke artikel lengkap.
Suara tembakan berasal dari senapan polisi untuk membubarkan sejumlah provokator di tengah aksi.
YOGYAKARTA, Indonesia – Massa menyalakan lilin di perempatan Tugu Pal Putih Yogyakarta pada Rabu malam, 10 Mei. Mereka mengenakan pakaian putih dan menyalakan lilin sambil menyanyikan sejumlah lagu kebangsaan sebagai bentuk dukungan terhadap negara kesatuan Republik Indonesia.
Pita hitam ditempelkan di lengan atau menyilang di dada sebagai simbol duka bagi Indonesia. Mereka merasa sedih karena terpidana Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dipenjara karena dianggap menghina Islam.
“Ini aksi spontan yang kami sebarkan melalui media sosial. Kami sudah mendapat izin dari kepolisian sejak tadi siang,” kata Koordinator Aksi Aliansi Peduli Pancasila untuk Indonesia (Merapi), Pedro, yang ditemui di sela-sela aksi, Rabu malam, 10 Mei 2019.
Aksi dibuka sekitar pukul 19.00 WIB dengan membacakan tiga sikap peserta aksi, yakni penolakan rasisme, penolakan sentimen agama, dan menginginkan penegakan hukum Indonesia menjadi pilar utama. Poin terakhir terkait kasus penistaan agama yang tengah dihadapi Ahok.
Usai menyampaikan sikap, peserta aksi kemudian menyalakan lilin dan menyanyikan sejumlah lagu kebangsaan, seperti Indonesia Raya, Bunga Musim Gugur, Syukur dan Garuda Pancasila.
“Pertempuran ini masih panjang. Massa rakyat ini menjadi jaringan bagi kami untuk terus memperkuat tekad NKRI terhadap sentimen rasis, agama, dan lainnya,” ujarnya.
Namun di tengah aksi tiba-tiba terdengar empat kali suara ledakan. Sejumlah pengunjuk rasa dan warga sekitar menyebut letusan tersebut merupakan suara tembakan petugas polisi.
Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Tommy Wibisono mengatakan, tembakan dilepaskan ke udara setelah situasi di lapangan. Berdasarkan laporan yang diterimanya, sejumlah provokator berusaha membuat keributan dengan berteriak di dekat massa.
“Itu (erupsi) sesuai dengan kondisi di lapangan. (Provokasi), teriak-teriak, suruh bubar,” kata Tommy.
Insiden itu membuat aksi terhenti dan suasana sedikit tegang. Koordinator aksi kemudian meminta peserta memadamkan lilin dan segera membubarkan aksi secara diam-diam sebelum pukul 21.00 WIB. Namun tak lama setelah kejadian tersebut, para peserta kembali melanjutkan penampilan dengan menyalakan lilin dan menyanyikan lagu kebangsaan.
“Kami telah mengerahkan petugas dalam jumlah yang memadai, baik berpakaian sipil maupun bertugas. Cukup kita dukung kegiatan ini, Kapolda dukung saya. Semoga Yogja aman,” ujarnya lagi.
Para peserta mengaku mengetahui adanya aksi di Tugu karena membaca undangan yang dibagikan melalui Instagram. Dalam akun pesan singkat WhatsApp, disebar undangan acara dengan tagar Jogja untuk Ahok dan Keadilan untuk Ahok.
Salah satu peserta, Ade Intan mengaku bersimpati dengan kasus Ahok. Menurutnya, mantan Bupati Belitung Timur itu dikorbankan dengan semakin stabilnya situasi Indonesia.
“Ahok itu korban, banyak fitnah tapi tidak ditindak, kenapa Ahok? Mungkin karena dia etnis Tionghoa dan Kristen, jadi bebannya,” kata Ade yang ikut aksi usai membaca foto dari Instagram, Rabu malam lalu. – Rappler.com