Anies dan Sandi merespons perundungan di media sosial
- keren989
- 0
Mereka mengaku ingin fokus pada hal-hal yang penting dan mendesak bagi warga Jakarta
JAKARTA, Indonesia – “Selama masa kampanye penyerangan intimidasi di media sosial rasanya seperti peluru. Saat ini rasanya seperti ditusuk dengan tusuk gigi. Tidak sesakit sebelumnya. Karena fokus kami, saya dan Bang Sandi, fokus mengerjakan hal-hal penting dan mendesak, kata Anies Rasyid Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, Senin 13 November 2017.
Hampir sebulan setelah memimpin ibu kota untuk diresmikan pada 16 Oktober 2017, Anies dan Wakil Gubernur Sandiaga Salahuddin Uno mengundang sejumlah pemimpin redaksi media massa untuk melaporkan apa yang telah dilakukan, dan apa rencana solusinya. sejumlah permasalahan yang ada di Jakarta.
Dia bercanda tentang tubuhnya yang terlihat lebih ramping. “Karena harus memakai seragam dengan atasan dimasukkan ke dalam, perut harus rata,” ujarnya.
Pada bagian rencana dan solusi, Anies dan Sandi meminta agar informasinya disimpan sebagai bahan pengetahuan oleh media massa. “Posisi kami saat ini sebagai pelaksana program. Jadi memang harus melaporkan hasil eksekusinya. “Itu bukan lagi rencana,” kata Anies.
Karena fokus pada isu-isu mendesak, Anies mengaku jarang menyaksikan kehebohan yang muncul di linimasa media sosial.
“Kita sering terlambat mendengarkan, seperti tadi pagi, banyak yang bilang seperti Ananda Sukarlan kemarin melangkah keluar ketika saya memberikan pidato di acara Canisius. Setiap pagi saya masuk ke kantor dan langsung sibuk dengan pekerjaan, jadi saya tidak ambil pusing linimasameskipun pembaruan pembaruan ada,” katanya.
Anies menilai sikap Ananda Sukarlan yang keluar ruangan saat berpidato merupakan hal biasa.
Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Joko “Jokowi” Widodo ini, banyak hal yang dimiliki Pemprov yang dipimpinnya, bisa jadi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Setiap kebijakan selalu menimbulkan pro dan kontra.
“Dulu kita hanya punya dua telinga dan hanya dua mata, sekarang kita punya ribuan mata. Benar, kalau kita punya ribuan pengikut, berarti ribuan mata yang melihat kita, pandangan kita yang tadinya terbatas, kini menjadi lebih luas, kata Anies.
Fokus pada 3 minggu pertama
Tiga minggu pertama, Anies fokus pada urusan teknokratis, khususnya APBD. Ia mengaku lega karena beberapa program yang direncanakan masuk dalam perencanaan anggaran 2018.
“Fokus kita, sama-sama datang membawa amanah. Birokrasi di sini hadir dengan pengalaman dan pengetahuan. Kami akan bekerja sama di tempat ini untuk memenuhi semua yang telah dijanjikan. Dan itu butuh waktu,” kata Anies.
Anies dan Sandi bersyukur atas perhatian pemberitaan media massa yang luar biasa. “Tuhan mengutus banyak jurnalis untuk meliput kami, dan ini memberi kami kesempatan untuk menyampaikan informasi sekaligus mengoreksi disinformasi,” kata Anies.
Sebagai kepala daerah, Anies mencoba memahami terkadang ada permasalahan antara aspek kecepatan dan akurasi pemberitaan media.
Karena itu, Anies dan Sandi ingin membatasi penularan hal-hal yang masih menjadi pilihan, yang masih dibicarakan, sehingga tidak perlu menimbulkan perbincangan yang tidak produktif di masyarakat. “Kami berusaha lebih transparan saat menerapkannya manajemen yang baik,” kata Anies.
Diminta berpidato di hadapan Anies, Sandi mengatakan: “Jangan khawatir tentang penindasan, karena bagi saya setiap masukan itu positif. Apapun masukannya menurut saya semua berawal dari niat baik. Misalnya kontroversi penggunaan trotoar,” kata Sandigaga Uno yang mengatakan bahwa “setiap intimidasi Mudah-mudahan ini bisa mengurangi dosa-dosa kita.”
Sandi kemudian disapa untuk menggelar pertemuan terkait masalah kemacetan di sekitar Pusat Grosir Tanah Abang. Sandi menyampaikan beberapa opsi yang bisa dilakukan, namun meminta agar tidak dipublikasikan.
Beragam pertanyaan dilontarkan para pimpinan media yang hadir, mulai dari daur ulang, trotoar, pengelolaan jalan protokol, parkir mobil dan motor, keterbukaan terhadap pemberitaan media massa hingga pentingnya membangun kohesi sosial pasca Pilkada 2014.
Anies mengaku harus memeriksa 40 surat setiap pagi, termasuk peraturan yang harus ditandatangani. “Semuanya harus dibaca dengan cermat,” katanya – Rappler.com