• April 19, 2025
Antiklimaks Debat Final Pilkada DKI

Antiklimaks Debat Final Pilkada DKI

JAKARTA, Indonesia – Debat Pilkada DKI Jakarta sudah memasuki episode terakhir. Sayangnya perdebatan yang terjadi pada Rabu malam 12 April 2017 di Hotel Bidakara tidak sehebat perkiraan sebelumnya.

Saling kritik antar pasangan calon hanya terjadi pada segmen akhir, dimana masing-masing pasangan diberi kesempatan bertanya kepada pasangan lainnya.

Pada segmen ini, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama misalnya, menyoroti sikap calon gubernur Anies Baswedan yang dinilainya kontradiktif apakah mendukung atau menolak daur ulang.

“Pada 13 Oktober, Pak Anies menolak daur ulang. Namun pada 8 Februari, Pak Anies ingin beralih fungsi menjadi lahan publik. “Tanggal 17 Maret nanti kita ke pengadilan,” kata Ahok.

Ahok mengatakan, dalam perdebatan itu pun Anies juga terang-terangan menolak daur ulang. Padahal, lanjut Ahok, dari 17 pulau hasil reklamasi, ada pulau yang sudah beroperasi.

“Apa yang akan kita lakukan dengan pulau yang sudah dibangun?” ujar Ahok. “Keputusan pemerintah pusat zaman Pak Harto, bagaimana kita membatalkannya? Padahal menyerap 1,2 juta lapangan kerja.”

Anies tidak memposisikan diri secara jelas dalam kasus daur ulang tersebut. Dalam kesempatan itu, ia menjawab jika menjadi gubernur, ia akan memanfaatkan pulau reklamasi tersebut untuk kepentingan umum.

Saat ini, ia menilai daur ulang tidak berpihak pada nelayan yang tinggal di pesisir utara Jakarta. “Ketika kita membangun pulau-pulau di sana dan menjadi pemukiman mewah, maka yang menikmati bukanlah para nelayan,” kata Anies.

(Membaca: Ahok mempertanyakan konsistensi Anies dalam mendaur ulang)

Perdebatan pun memanas ketika Ahok menilai program perumahan dengan uang muka 0 persen yang diusung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno hanyalah retorika belaka.

“Itu terlalu retoris,” kata Ahok. Ia mengaku bingung dengan program tersebut, apakah untuk kepemilikan rumah tapak atau apartemen. “Apakah rumah yang kamu sediakan ini adalah rumah pedesaan atau apartemen?”

Dalam kesempatan itu, Anies menyebut pemahaman Ahok mengenai uang muka 0 persen salah. Menurutnya, dia dan Sandiaga Uno tidak memesan rumah pada program uang muka 0 persen.

“Yang kita bicarakan adalah instrumen pembiayaannya. Sehingga siapapun bisa membeli rumah, baik rumah pedesaan maupun apartemen,” kata Anies. Ia mengatakan, 49 persen warga Jakarta belum memiliki rumah sendiri.

Anies mengatakan, program DP 0 persen dicanangkan karena berpihak pada rakyat. “Perkirakanlah dirimu dengan masyarakat awam, agar mereka menemukan solusinya. “Inilah perbedaan mendasarnya,” kata Anies.

(Membaca: Soal DP Rumah 0 Persen, Ahok: Itu Terlalu Retoris)

Isu lain yang diangkat dalam perdebatan ini adalah transportasi. Anies menjanjikan tarif angkutan umum di Jakarta sebesar Rp5 ribu. Ini juga akan menghubungkan semua transportasi ke dalam satu sistem.

“Kami ingin semua moda transportasi terkoneksi, mulai dari bus, LRT, MRT. Hari ini kami masih berpisah. “Dengan satu sistem, Rp5 ribu, semuanya,” kata Anies.

Sementara itu, calon Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama mengaku menggratiskan bus Transjakarta bagi warga Jakarta yang berpenghasilan Upah Minimum Provinsi (UMP).

“Kalau gajinya UMP bapak ibu laporkan gajinya ke Bank DKI, nanti bisa gratis. Kami hanya perlu menambah bus lagi. Kami juga telah menambahkan rute. “Lansia juga bisa kita jemput dengan TransJakarta Care,” kata Ahok.

(Membaca: Anies Janjikan Biaya Transportasi Rp 5 Ribu, Ahok: Gratis Bagi Warga Gaji UMP)

Sementara soal apartemen yang banyak dikeluhkan warga karena sering bocor, Ahok dan Djarot Saiful Hidayat mengakui memang ada permasalahan di apartemen, khususnya di Apartemen Jatinegara.

“Harus kita akui, beberapa apartemen yang kontraktornya maling juga mengalami hasil serupa. “Sekarang kita perlambat dan perhatikan kualitasnya lebih baik,” kata Ahok.

Djarot juga tak menampik adanya kekurangan dalam penyediaan apartemen kepada penghuninya. “Kami pergi ke Rusun Jatinegara. Memang ada yang mengeluh, kata Djarot.

Djarot mengatakan dirinya dan Ahok tidak bisa menyenangkan semua orang. Mohon maaf jika ada kebocoran, tapi kami bertanggung jawab memperbaikinya, kata Djarot

(Membaca: Ahok-Djarot Akui Ada Kekurangan di Apartemen)

Pembahasan lain yang disinggung dalam perdebatan ini adalah permasalahan nelayan di Teluk Jakarta. Anies mengatakan, saat ini jumlah nelayan di Jakarta ada 12 ribu orang.

Sayangnya, kata Anies, dalam statistik Jakarta tidak ada profesi nelayan. “Kami akan pastikan kesejahteraan nelayan meningkat,” kata Anies. “Dengan memberi mereka modal.”

Sementara itu, perwakilan Anies, Sandiaga Uno, berpendapat senada dengan Anies. Ia mengatakan dirinya dan Anies menolak daur ulang karena program tersebut tidak adil bagi nelayan.

Hanya saja, jika disebutkan jumlah nelayan, angkanya berbeda dengan apa yang disampaikan Anies Baswedan. Anies menyebut jumlah nelayan di Jakarta sebanyak 12 ribu orang. Sementara itu, Sandi mengatakan, “Kami mendukung 24.000 nelayan di lepas pantai Jakarta.”

(Membaca: Soal jumlah nelayan, Anies dan Sandi tidak kompak)

—Rappler.com

Data Sidney