Apa Arti Pahlawan Menurut Mantan Narapidana Teroris?
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Program deradikalisasi BNPT yang melibatkan eks narapidana terorisme merupakan ‘pendekatan lunak’ dalam pemberantasan terorisme
JAKARTA, Indonesia – Dalam rangka Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap tanggal 10 November, sejumlah mantan narapidana teroris mengutarakan pendapatnya tentang makna pahlawan. Dalam video singkat yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), mantan narapidana Kurnia Widodo mengatakan: “Pahlawan adalah orang-orang yang berkontribusi terhadap keutuhan negara ini.”
Kurnia sebelumnya merupakan pembuat bom di jaringan Jemaah Islamiyah. Ia divonis 5 tahun penjara ketika polisi berhasil mengungkap rencananya menyerang markas Komando Brimob di Kelapa Dua, Depok untuk membebaskan teman-temannya. Kurnia dilatih di pemusatan latihan di Aceh.
Sedangkan Khairul Ikhwan mengatakan: “Pahlawan adalah mereka yang menjadi fondasi negara yang dahulu tersebar di pulau-pulau, kini menjadi satu.”
Apa Arti Pahlawan Menurut Mantan Narapidana Teroris? https://t.co/yFutA2dpkM pic.twitter.com/OiimTa3yKE
— Rappler Indonesia (@RapplerID) 10 November 2017
Khairul ditangkap karena diyakini menjadi anggota kelompok yang berencana mengebom Kedutaan Myanmar. Kelompok Khairul juga dituding berencana melakukan pengeboman gereja di Solo dan Mapolres Cirebon. Dia divonis 5 tahun penjara.
Dizulfahri atau Yudi Zulfahri mengatakan: “Pahlawan adalah orang yang berjuang menegakkan kebenaran, siapa pun yang berjuang melawan kejahatan.”
Yudi Zulfahri alias Barok merupakan lulusan STPDN tahun 2005 yang ditangkap pada 17 Maret 2010 di Banda Aceh. Ia pernah mengikuti pelatihan militer di Gunung Bun, Jalin Jantho, Aceh Besar.
Ia divonis 5 tahun penjara dan ditahan di Aceh dan Jakarta. Selain terlibat erat dalam kegiatan deradikalisasi yang dilakukan pemerintah melalui BNPT, Dizulfahri saat ini sedang menyelesaikan studinya di Program Pascasarjana Kajian Ketahanan Nasional di Universitas Indonesia (UI).
Menurut Dizulfahri, cara menjadi pahlawan saat ini adalah dengan “mendidik anak-anak kita agar tetap tegak dalam keluarga, menjadi manusia yang bermoral. Ini adalah pahlawan.”
“Membantu tetangga kita yang membutuhkan adalah sebuah pahlawan,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan kampanye yang diberitakan pusat media perdamaian itu melibatkan mantan narapidana teroris sebagai upaya pendekatan lunak (pendekatan lembut) untuk memberantas terorisme dan radikalisasi.
BNPT menjalankan sejumlah program yang melibatkan eks narapidana terorisme, termasuk pendirian rumah tinggal Islam bagi keluarganya.
(BACA: Mantan Perampok Bank Teroris Kini Kelola Asrama Islam)
Ali Fauzi, mantan narapidana terorisme pembuat bom untuk bom Bali, mengamini hal tersebut. Ia mengatakan mantan narapidana harus aktif menyebarkan perdamaian.
Ali kini mendirikan Yayasan Lingkaran Damai dan aktif bersama BNPT mengadakan kegiatan deradikalisasi di Lapas dan memberikan kesadaran kepada generasi muda agar tidak tergiur dengan radikalisme yang kini mudah menyebar melalui internet. —Rappler.com