Apa Arti Simbol Palu Arit dan Komunisme Bagi Kapolri?
keren989
- 0
PKI sudah mati, namun aparat masih memburu pihak-pihak yang dianggap mengusung lambang PKI, karena dianggap mengancam keamanan negara.
JAKARTA, Indonesia – Palu arit menjadi perbincangan hangat di media sosial belakangan ini.
Palu yang biasa digunakan pekerja bangunan untuk memakukan papan kayu pada rangka rumah atau bangunan, dan sabit yang digunakan untuk bertani, mengalami pergeseran makna.
Saat ini, palu arit dinilai mewakili eksistensi ideologi komunis yang dibawa Partai Komunis Indonesia (PKI), meski partai tersebut sudah lama dibubarkan. Memang di partai ini palu melambangkan buruh industri dan sabit melambangkan petani.
Pelarangan simbol palu arit ini dilakukan pasca peristiwa pembunuhan massal terhadap 500 ribu hingga jutaan warga negara Indonesia yang dianggap anggota dan/atau simpatisan PKI yang terjadi pada tahun 1965. Pada tahun tersebut, tidak hanya simbol palu arit yang dilarang, namun pemerintah Orde Baru juga mengeluarkan larangan terhadap segala sesuatu yang dianggap berkaitan dengan ajaran komunisme.
Larangan ini tertuang dalam pasal 2 Ketetapan MPRS No. XXV/1966 yang menyatakan bahwa,
“Setiap kegiatan menyebarkan atau mengembangkan gagasan atau doktrin Komunisme/Marxisme-Leninisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, serta penggunaan segala jenis aparatur dan media untuk menyebarkan atau mengembangkan gagasan atau doktrin tersebut, dilarang.”
Tetapi putusannya memperbolehkan segala kegiatan mempelajari komunisme atau Marxisme-Leninisme secara ilmiah, seperti di perguruan tinggi.
Namun kemudian makna larangan tersebut meluas. Baru-baru ini aparat menangkap orang-orang yang memakai lambang palu arit, karena dianggap lambang PKI, bahkan pemimpinnya Dipa Nusantara Aidit ditangkap dan ditembak mati pada 22 November 1965.
Lantas apa tujuan pemerintah melakukan operasi penangkapan terhadap pihak-pihak yang dianggap mengusung komunisme?
Berikut obrolan singkat Rappler dengan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Selasa pagi, 10 Mei:
Apa yang kini dilakukan polisi terkait kasus palu arit ini?
Kami proses secara hukum sesuai UU no. 27 Tahun 1999 tentang Perubahan KUHP tentang Kejahatan Terhadap Keamanan Negara.
Mengapa gambaran ini kembali dipertanyakan, padahal PKI sudah lama dibubarkan?
Sekarang izinkan saya bertanya kepada Anda, ketika gambaran palu arit muncul, apa yang terlintas di benak Anda?
Palu biasanya digunakan oleh tukang bangunan, dan arit adalah alat bertani.
PKI. Lantas, apakah penyebaran gambar palu arit termasuk promosi atau pengembangan Komunisme/Marxisme-Leninisme? Kalau menurut ahli masuk, mungkin sesuai dengan ketentuan pasal dalam UU No. 27 Tahun 1999. UU ini merupakan produk era Reformasi, bukan Orde Baru.
Sehingga masyarakat perlu memahami bahwa mereka tidak bisa sembarangan melakukannya (dengan simbol palu arit). Kalau pemerintah memberi ruang, bukan untuk mempromosikannya.
Soal penampakan fitur palu arit, apakah polisi juga sedang mencari siapa yang pertama kali memproduksinya? Mungkinkah ada pihak tertentu yang ingin membuat keributan?
Dapat. Tapi belum bisa kami sampaikan ke publik karena belum ada fakta hukumnya, kalau ada dugaan itu, aduh, ada yang memanfaatkan, ada yang menungganginya.
Namun kemunculan fitur palu arit ini merupakan momen yang tepat, setelah Simposium Nasional tahun 1965, bukankah polisi curiga?
Hal ini masih dalam penyelidikan. Iya, tapi kita lihat begini, ada TAP MPRS yang melarang, ada undang-undang yang melarang, jadi harus patuh pada aturan itu. Kita negara hukum, dilarang, tidak ada alternatif lain.
Tentu saja yang melarang, yang mengeluarkan kebijakan itu, adalah masyarakat melalui wakilnya di legislatif.
Ada yang bilang jangan gabungkan ajaran Marxisme/Komunisme/Leninisme/PKI dan palu arit, tidak selalu begitu, bagaimana menurut anda?
Apakah masyarakat mengetahui hal ini? Kita bisa berpikir, tapi bisakah masyarakat membedakannya? Pokoknya, Anda tahu itu komunis.
Adakah tindakan polisi lain untuk mengatasi raket palu arit ini?
Sangat. Beberapa waktu lalu di Mojokerto ada yang menyanyikan sebuah lagu Genjer-Genjerbahkan ada radio lokal yang selalu memutar lagu itu, memberikan inspirasi bagi perkembangan komunisme.
Sekitar tahun 1942, berkembanglah seni lagu Angklung yang terkenal dengan judul Genjer-Genjer. Saat itu kondisi masyarakat lebih krisis dibandingkan sebelumnya. Bahkan genjer, atau tanaman kurus yang tumbuh di rawa-rawa yang dulunya dimakan bebek, akhirnya menjadi makanan lezat karena masyarakat tidak mampu membeli daging. PKI kemudian menjadikan lagu ini sebagai bahan kampanye untuk mengangkat isu kemiskinan di desa.
Masih ada darah Madura, di strain itu jadi sabit Alat Perlawanan Pak Sakerah di zaman penjajahan belanda, apakah hal itu tidak terpikirkan?
Kalau tidak, itu adalah palu dan arit. Beda lambang komunis dan lambang Pak Sakerah.
Padahal PKI sudah lama teratasi?
PKI sudah mati, tapi komunisme dilarang. PKI adalah partainya. Pesta itu dilarang. Namun ajarannya, Marxisme, dilarang oleh hukum. —Rappler.com
BACA JUGA: