• October 8, 2024
Apa kata Krishna Murti soal tudingan merencanakan bom Sarinah?

Apa kata Krishna Murti soal tudingan merencanakan bom Sarinah?

Ini adalah ringkasan buatan AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteks, selalu merujuk ke artikel lengkap.

Krishna Murti membantah spekulasi bahwa penyerangan dan pengeboman di Sarinah adalah rekaan polisi

JAKARTA, Indonesia — Suara khas Robert Smith menggema dari telepon seluler polisi di ruang Kapolda Irjen Tito Karnavian di lantai dua gedung utama, Kamis pagi, 21 Januari.

Jumat aku jatuh cinta,” nyanyi pelantun The Cure itu.

Pada saat yang sama, seorang pria bertubuh tegap dengan seragam biru dan celana coklat muda lewat. Ia adalah Direktur Reserse dan Tindak Pidana Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krisna Murti yang belakangan menjadi perbincangan.

Selain karena aktivitasnya saat mengerahkan anggotanya dalam aksi penembakan dan pengeboman Kamis lalu di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, juga karena aktivitasnya di media sosial.

Krishna diketahui sering mengupdate status Facebook-nya. Mulai dari pertemuan dengan Biro Investigasi Federal (FBI) hingga menjawab tudingan soal rekayasa bom Sarinah.

Salah satunya, dia membantah spekulasi bahwa penyerangan dan pengeboman di Jalan Thamrin adalah rekaan.PALSU) polisi.

//

Tentang statusnya dia menulis: “Tuan NP; Saya tidak perlu menjelaskan mengapa kami bergegas ke tempat kejadian. Cukup FB Bu Nita Triyana yang bercerita.”

Ketua Presidium Pengawal Polisi Indonesia (IPW), Neta S. Pane, mengklaim bom Sarinah didalangi. Diskusi, pada hari Selasa, 19 Januari. Neta oleh Krisna disingkat dengan inisial NP.

Neta dalam keterangannya menyebut ada lima kejanggalan dalam insiden tersebut. Salah satu dari mereka mempertanyakan mengapa Krishna dan timnya tiba di tempat kejadian begitu cepat – sudah mengenakan rompi antipeluru.

Pos Hal di atas bukanlah kali pertama atau satu-satunya kali Krishna mengunggah status soal penyerangan di Jalan Thamrin.

Lalu apa jawaban Krishna atas tuduhan ini?

“Kami Polda Metro Jaya. Tidak mungkin Densus 88 sudah ada. Kami bergerak cepat,” katanya kepada Rappler pagi ini.

Mengapa Krishna curhat di media sosial?

“Saya hanya memperbarui status. Saya tidak ventilasi. Bahkan tidak menjawab. Saya bahkan tidak membaca komentarnya,” katanya.

Haruskah pertanyaan itu kemudian dijawab oleh media sosial?

“Ya, saya ingin menunjukkan bahwa polisi tidak hanya seperti yang digambarkan di televisi, yang menggunakan kekerasan, ada juga lembut,” kata Krishna sambil tersenyum dan menatap polisi yang bertugas, yang menikmati nyanyian band Inggris sepanjang pagi.

Pagi itu gedung utama Kapolda terasa seperti studio rekaman, bukan kantor polisi. Percakapan singkat Rappler dengan Krishna berakhir di tengah-tengah lagu The Cure. —Rappler.com

BACA JUGA:

Sidney hari ini