blog.ur-doc.com

JAKARTA, Indonesia – Di era kemajuan teknologi saat ini, khususnya di kalangan generasi milenial, penggunaan aplikasi pesan berbasis jaringan internet sudah menjadi hal yang lumrah. Aplikasi chatting atau untuk berkirim pesan ke orang lain salah satunya yang sering digunakan banyak orang adalah aplikasi Telegram.

Telegram sendiri merupakan aplikasi penyedia layanan perpesanan yang dapat digunakan di berbagai sistem operasi gadget seperti Android, iOS, Windows Phone, Ubuntu (untuk ponsel), serta Windows, Mac dan Linux (untuk versi desktop). Selain itu Telegram juga bisa digunakan untuk berbagi foto, video, audio dan berbagai jenis file lainnya.

Telegram saat ini digunakan hampir di seluruh belahan dunia. Seperti dilansir TechCrunch, pada tahun 2016 Telegram memiliki 100 juta pengguna aktif setiap bulannya dan 350.000 pengguna baru setiap harinya. Dengan banyaknya pengguna, Telegram mengklaim mampu mengirim 15 miliar pesan setiap harinya.

Sayangnya layanan aplikasi Telegram tak jauh dari permasalahan, ia mendapat kritik dari para pengamat terkait keamanan pesan di Telegram yang dinilai kurang baik, kini Telegram kembali menghadapi ancaman pemblokiran layanan Telegram di beberapa negara. Pelayanan yang diberikan seringkali dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan terorisme dalam merencanakan atau mengirimkan pesan mengenai tindakannya.

Menurut Vox, jaksa Turki yang ingin menuntut tersangka penembakan Malam Tahun Baru di Istanbul menemukan bahwa pelaku menerima perintah dari pemimpin ISIS di Raqqa melalui pesan Telegram.

Rusia, yang merupakan negara asal CEO Telegram Pavel Durov, mengancam akan memblokir layanan tersebut karena adanya indikasi bahwa kelompok teroris di balik serangan di Petersburg April lalu merencanakan serangannya melalui Telegram.

Hal serupa juga terjadi di Indonesia. Pada Jumat (14/7), pemerintah Indonesia yang diwakili Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Rudiantara mengeluarkan pernyataan akan memblokir layanan Telegram berbasis web di Indonesia. Alasannya serupa, Rudi mengaku menemukan 17.000 halaman di Telegram yang berkaitan erat dengan aksi terorisme.

Kebijakan ini tentu mengundang pro dan kontra. Banyak pihak yang mendukung tindakan pemerintah, namun banyak pula yang tidak setuju. Salah satu mantan anggota gerakan radikal Jemaah Islamiyah, Ali Fauzy meragukan keberhasilan kebijakan tersebut. Menurutnya, langkah tersebut tidak akan efektif dalam menangani tumbuhnya radikalisme dan terorisme.

(Baca: Apakah pemblokiran aplikasi Telegram efektif membasmi terorisme?)

Selain Ali, banyak juga netizen Indonesia yang menyayangkan kebijakan tersebut. Sebuah petisi bahkan muncul di media sosial, ditandatangani oleh hampir 10.000 orang, menuntut pemerintah membatalkan pemblokiran Telegram berbasis web.

Selain dinilai tidak efisien, netizen juga menilai Telegram memiliki banyak manfaat yang berguna untuk kehidupan sehari-hari yang tidak ditemukan pada layanan serupa lainnya.

Apa sebenarnya kelebihan yang dimiliki Telegram yang tidak ditemukan di aplikasi lain? Simak penjelasan berikut ini.

Memiliki fitur perpesanan berbasis cloud

Fitur ini membuat pesan Telegram dapat diakses oleh semua perangkat yang terhubung dalam satu akun. Pengguna juga dapat berbagi jenis pesan apa pun baik itu foto, video, audio atau jenis lainnya dengan batas ukuran pesan hingga 1,5 Gigabytes. Pengguna dapat mengirimkan pesan kepada pengguna lain secara individu maupun grup dengan kapasitas anggota hingga 5.000 orang.

Fitur ini juga memungkinkan Anda sebagai pengguna untuk mengedit pesan Anda yang dikirimkan ke pengguna lain dengan batas waktu 48 jam setelah waktu pengiriman.

Selain itu, pesan di Telegram dapat disimpan sebagai draf sebelum dikirim, dan draf tersebut dapat diubah atau dikirim ke perangkat lain selama terhubung ke akun yang sama.

Lebih aman

Pesan di Telegram menggunakan enkripsi ujung ke ujung. Meski fitur ini juga ada di aplikasi WhatsApp, namun keamanan di Telegram dinilai masih lebih aman menggunakan skema MTProto. Pemerintah Rusia sendiri melarang pendirian server Telegram di negaranya dengan alasan server mereka sulit diakses sehingga membuat proses pemantauan menjadi sulit.

Selain itu, Telegram juga memiliki fitur ‘Obrolan Rahasia’, pesan yang otomatis terhapus sendiri, memanjakan pengguna yang sangat memperhatikan keamanan isi pesan.

Tidak memuat memori

Berbagi file baik berupa foto, video maupun audio tidak akan membebani memori gadget Anda. Berbeda dengan aplikasi WhatsApp yang setiap file yang dibagikan akan tersimpan di memori perangkat, setiap file yang dikirimkan melalui aplikasi Telegram akan tersimpan selamanya di server mereka kecuali Anda menghapusnya. Hal ini pula yang membuat Telegram lebih baik dibandingkan LineMessenger yang hanya bisa menyimpan file di server dalam jangka waktu tertentu.

Fitur ‘Saluran’

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi atau mengirim pesan satu arah ke seluruh anggota ‘channel’. Fitur ini memiliki keunggulan dalam hal pembatasan yang akan meminimalisir penggunaan saluran untuk tujuan yang tidak pantas dibandingkan menggunakan ‘Grup’ biasa karena setiap aktivitas komunikasi pada saluran diatur sepenuhnya oleh satu pengguna yang menjadi administrator.

Kapasitas channel di Telegram juga sangat besar. Fitur ini sering menjadi pilihan bagi penyedia layanan toko online untuk menjual dan mempublikasikan barangnya.

Lebih fleksibel

Telegram bersifat open source, artinya pengguna umumnya dapat membuat fitur tambahan yang dapat disertakan dalam aplikasi ini. Hal ini membuat Telegram lebih fleksibel dibandingkan aplikasi serupa seperti WhatsApp atau LineMessenger, di mana setiap pembaruan fitur pada aplikasi hanya dapat dilakukan oleh pengembang. —Rappler.com