• November 26, 2024

Apa yang harus Anda lakukan ketika gunung berapi meletus?

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Jika Anda tinggal di sekitar kawasan gunung berapi aktif, Anda perlu bersikap ramah dan memahami fenomena alam.

JAKARTA, Indonesia – Letak geografis Indonesia yang terletak di tiga lempeng tektonik menyebabkan negara ini memiliki banyak gunung berapi. Tiga lempeng yang terdiri dari lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik saling bertabrakan.

Melihat fakta tersebut, tidak heran jika Indonesia kerap dilanda gempa bumi atau letusan gunung berapi. Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat ini terdapat 22 gunung berapi yang berstatus di atas normal.

Kelud dan Sinabung merupakan dua gunung yang terus meletus. Selain itu, korban jiwa akibat letusan gunung berapi tersebut mencapai 20 orang sepanjang Januari lalu.

Berikut hal-hal yang dapat Anda lakukan jika menghadapi letusan gunung berapi:

Ramah dengan alam

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Malang Subagyo mengatakan, warga yang tinggal di sekitar pegunungan aktif akan sulit bertahan hidup jika tidak bersahabat dengan alam. Artinya, suka atau tidak suka, mereka harus memahami fenomena alam. Ia kemudian bercerita tentang warga yang tinggal di sekitar Gunung Kelud, Jawa Timur.

Kelud meletus pada tahun 2014 dan menewaskan 4 orang.

“Insya Allah warga sadar dan memahami bahwa mereka tinggal di daerah rawan bencana. “Dalam arti tertentu, mereka menyadari bahwa gunung yang sudah ada tidak mungkin dipindahkan atau mereka pindah, sehingga warga memutuskan untuk ‘jabat tangan’ dengan gunung tersebut,” kata Bagyo yang berbicara melalui telepon, Senin, saat dihubungi May. oleh Rappler. 23.

Menurut Bagyo, jumlah korban meninggal akibat erupsi Gunung Kelud tidak banyak yakni 4 orang. Meski begitu, jelasnya, mereka mengikuti prosedur.

“Salah satu warga ditemukan tewas saat berada di bawah meja dan menderita asma. Sementara satu orang lainnya meninggal dunia akibat tertimpa besi penyangga saat hendak mengungsi, kata Bagyo. Sedangkan sisanya meninggal karena sesak napas.

Setiap bencana harus ada rencana kontinjensi dan masyarakat memahami mekanismenya.

Sementara pada kasus erupsi Gunung Sinabung, jumlah korban jiwa lebih tinggi karena warga sekitar kembali ke rumahnya meski belum aman untuk pulang. Seperti yang terjadi pada Sabtu malam, 21 Mei, 7 orang dilaporkan meninggal dunia akibat tersapu awan hangat. – dengan pelaporan oleh Santi Dewi/Rappler.com

BACA JUGA:

link slot demo