• November 27, 2024

Apakah pelaku berhasil melarikan diri?

JAKARTA, Indonesia—Sebenarnya ada berapa pelaku yang terlibat dalam aksi teror yang terjadi di perempatan Sarinah, Jakarta, Kamis, 14 Januari itu?

Beberapa jam setelah kejadian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Panjaitan menyatakan lima teroris tewas dalam baku tembak dengan polisi.

Luhut juga mengatakan, ada dua warga sipil yang tewas, satu warga negara Indonesia dan satu warga negara Belanda. Tak lama kemudian, polisi meralat keterangannya dengan menyebut WNA yang ditemukan tewas adalah warga negara Kanada.

Ada yang aneh dengan pernyataan tersebut. Jaya Krisna Murti, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro yang secara langsung memimpin pasukannya untuk menetralisir pelaku mengatakan, enam teroris tewas di tempat.

Yang lebih mengejutkan lagi, secara mendalam menciak yang diunggah pada pukul 15:24 WIB, sepertinya masih ada teroris lain yang perlu diburu.

Sehari setelah penyerangan, Jumat 15 Januari, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes. Pol. M. Iqbal mengatakan, ada enam orang yang mencoba masuk ke Sarinah sebelum ledakan terjadi. Namun pihak security membawa keenam orang yang dianggap mencurigakan itu ke kantor polisi – salah satu tempat terjadinya ledakan.

Namun pada Sabtu 16 Januari, Iqbal membantah kabar enam terduga teroris tersebut. Dia menegaskan hanya ada lima teroris di lokasi kejadian. Empat pelaku tewas dalam baku tembak dengan polisi, sedangkan sisanya tewas karena meledakkan diri dengan bom.

“Tidak ada pelaku kecuali lima orang yang meninggal dunia,” tegas Iqbal.

Saya sendiri sudah tiga kali menanyakan kepada Iqbal soal keenam orang tersebut saat jumpa pers di Ruang Humas Polda Metro Jaya, Sabtu, 16 Januari. Namun, Iqbal tetap membantahnya.

“Siapa yang mengatakan? Saya menyangkalnya,” kata Iqbal.

Padahal saat itu saya langsung menunjukkan kutipan di media massa tentang pernyataannya sehari sebelumnya.

Beberapa saat sebelumnya, AKBP Untung Sangaji—pria berkemeja putih yang terlihat dalam rekaman CCTV terlibat baku tembak dengan pelaku—menyatakan ada dua teroris yang berhasil melarikan diri.

Untung dan rekannya, Ipda Tamat, melihat dua orang melarikan diri menuju Tanah Abang dengan menggunakan sepeda motor. Kedua polisi tersebut merupakan anggota tim Divisi Khusus (Densus) 88 yang kebetulan berada di dekat lokasi teroris. Keduanya bertugas sebagai penyidik ​​di ring dua Istana Negara.

“Kedua orang itu memakai topi, membawa ransel. Keduanya menggunakan sepeda motor yang sama, kata Untung, Sabtu, 16 Januari di acara diskusi di Cikini, Jakarta.

Sore harinya, Kapolri Badrodin Haiti kembali membantah pernyataan terkait pelaku teroris yang berjumlah lebih dari lima orang.

“Kami tidak menemukannya,” kata Badrodin, Sabtu, 16 Januari, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta.

Jadi pernyataan mana yang benar?

Misteri Sugito

Dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Sabtu 16 Januari, Kabid Kesehatan dan Ilmu Kedokteran Polda Metro Jaya Kombes Musyafak membacakan daftar korban luka beserta perkembangan terkini, sekaligus mengumumkan identitas tujuh jenazah yang tewas. telah diidentifikasi.

Ketujuh jenazah tersebut ditemukan di tiga lokasi berbeda. Berikut daftarnya:

Di dalam Starbucks, satu orang:

1. Ahmad Muhazan. Diduga teroris. Ditemukan dengan lubang di dadanya, dia diyakini sebagai pelaku bom bunuh diri.

Di tempat parkir Starbucks, tiga orang:

1.Muhammad Ali. Diduga teroris.

2. Afif alias Sunakin. Diduga teroris.

3. Penjinak Kualifikasi Amer. Warga negara Kanada. Warga sipil.

Di pos polisi lalu lintas

1.Riko Hernawan. Warga sipil.

2. Dian Juni Kurniadi. Diduga teroris.

3.Sugito. Belum bisa dipastikan, kemungkinan pelakunya juga warga.

Menanggapi pernyataan tersebut, saya langsung bertanya: jika Sugito belum menjadi terduga teroris, bukankah berarti masih ada satu lagi teroris yang berkeliaran?

“Itu hanya kesimpulan saja, Bu,” kata Iqbal. “S, menurut keterangan saksi, berjalan ke sana berdua bersama D yang diduga pelaku. Kedua, kami memiliki data jaringan. Tapi kita punya novum baru yang juga bisa dipercaya, kita akan selidiki dan pastikan S ini warga atau jaringan, kata Iqbal rinci.

Namun pertanyaan saya belum terjawab sepenuhnya.

Satu warga meninggal?

Masih ada misteri lain yang belum terungkap. Kapolri Budi Gunawan, Kamis 14 Januari, tak lama setelah kejadian, mengatakan bahwa salah satu pelakunya kemungkinan adalah salah satu warga negara asing yang tewas, Tamer.

“Masih kami periksa apakah dia warga biasa atau bagian dari pelaku,” kata Budi kepada saya. Katanya ada jenazah yang wajahnya mirip etnis Uighur, tapi belum bisa dipastikan, kata Budi kepada Rappler.

Identitas WNA yang meninggal dunia itu diketahui polisi sebagai warga negara Kanada, atas nama Amer Quali Tamer.

Polisi tidak memberikan informasi mengenai kewarganegaraan ganda korban tewas Tamer—yang memiliki paspor di sakunya saat ditemukan—namun Musyafak menjelaskan bahwa Tamer adalah kakak dari salah satu korban luka asal Aljazair atas nama Mr. Marek masih dirawat di RS Abdi Waluyo.

Jika Tamer adalah teroris, maka penjelasan polisi tentang Tamer yang disandera pelaku dan ditembak pasti salah.

Selain itu, otomatis juga enam dari tujuh orang yang tewas dalam peristiwa penyerangan Penyeberangan Sarinah adalah teroris.

Namun dalam jumpa pers, Sabtu, 16 Januari, Iqbal dan Musyafak membenarkan bahwa warga negara Kanada itu yang menjadi korban, bukan pelaku.

“Kami sudah punya bukti yang sangat kuat,” kata Iqbal. “Korbannya yang asal Kanada, ditembak pelaku di depan Starbucks.”

Namun Iqbal dan Musyafak enggan menjelaskan lebih lanjut di mana korban asal Kanada itu ditembak.

Tak lama setelah penyerangan terjadi, polisi mengumumkan bahwa seluruh teroris tewas di tempat saat terjadi baku tembak. Sehari setelah kejadian, Jumat 15 Januari, Presiden Joko Widodo pun memastikan situasi di kawasan Sarinah sudah kembali normal.

Bahkan Iqbal juga mengatakan di Jakarta tidak ada yang terjaga.

“Jakarta belum bangun. Yang terjaga adalah aparaturnya. Jakarta relatif aman, itu bagus. “Jangan panik,” kata Iqbal, Sabtu 16 Januari.

Namun kebenaran kronologi penyerangan Sarinah masih menjadi misteri yang belum terungkap. —Rappler.com

BACA JUGA:

Result Sydney