• November 25, 2024

Apakah puasa wajib dalam agama Buddha?

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Puasa dalam agama Buddha merupakan kewajiban bagi para biksu sepanjang hidupnya. Bagi masyarakat umum, dianjurkan berpuasa dua kali sebulan

JAKARTA, Indonesia — Umat Islam di seluruh dunia akan segera menjalankan puasa Ramadhan. Pada pertengahan April, umat Katolik juga menjalankan serangkaian puasa untuk menyambut musim pra-Paskah. Tapi, pernahkah Anda mendengar umat Buddha berpuasa?

Kata “cepat” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, “Upavāsa“. Awalnya, agama Buddha sendiri berasal dari India. Tentu saja istilah “puasa” sangat dekat dengan agama Budha.

Lalu apa hukum puasa dalam agama Buddha?

Puasa dalam agama Buddha merupakan suatu kewajiban bagi para biksu sepanjang hidupnya sebagai biksu. Bagi orang awam dianjurkan berpuasa 2 kali dalam sebulan (yang ditentukan berdasarkan siklus bulan), meskipun tidak wajib.

Puasa dalam agama Buddha dimulai dari siang hingga keesokan harinya. Artinya, para biksu dan orang yang berpuasa hanya boleh makan di pagi hari hingga jam 12 siang. Setelah itu mereka akan kembali berpuasa.

Selain perbedaan waktunya, yang membedakan puasa dalam agama Budha dengan puasa dalam Islam adalah diperbolehkannya minum air putih saat berpuasa. Minum air diperbolehkan asalkan tujuan minum air tersebut bukan karena keinginan, melainkan karena kebutuhan.

Sebenarnya, puasa dalam agama Buddha tidak sebatas tidak makan, seperti yang dimaksud dengan puasa dalam agama Buddha uposatthayang merupakan hari khusus untuk diperingati oleh orang awam (dihitung berdasarkan peredaran bulan). atthasila. Terapkan lagi atthasila Itu juga bukan suatu kewajiban.

Atthasila Ada 8 diklat akhlak yang dikembangkan dari Pancasila atau lima diklat akhlak bagi umat awam. Pancasila memuat pedoman bagi masyarakat awam untuk tidak membunuh, tidak mencuri, tidak melakukan perbuatan asusila, tidak berbohong, dan tidak menggunakan zat adiktif dan memabukkan.

Dalam implementasi atthasilaLatihan akhlak tersebut dilengkapi dengan tidak makan lewat tengah hari, tidak menikmati hiburan dan wewangian, serta tidak tidur di tempat yang mewah.

Pada hakikatnya, tujuan puasa dalam agama Budha – sama halnya dengan tujuan puasa dalam agama lain – adalah untuk melatih diri mengendalikan hawa nafsu.

Apakah kamu berpuasa bulan ini? —Rappler.com

SDy Hari Ini