Arsenal vs Tottenham Hotspur: Jaga rekor sempurna
- keren989
- 0
Siapa yang bisa menjadi yang pertama mengalahkan Spurs?
JAKARTA, Indonesia – Tidak ada yang bisa mengalahkan Tottenham Hotspur. Bahkan Manchester City dan Liverpool pun tidak. Sedangkan City ditahan 2-0 Kepala hanya bisa menggambar. Spurs menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan hingga pekan kesembilan Liga Inggris.
Namun, laga melawan Arsenal di Emirates Stadium, Minggu 6 November pukul 19.00 WIB bisa membuyarkan rekor impresif tersebut. Pasalnya, bentrokan kedua tim bukan hanya soal urusan di lapangan. Tapi itu juga soal nama baik dan harga diri kedua kubu.
“Bukan hanya itu derby. “Ini adalah pertandingan kandang yang penting bagi kami,” tegas manajer Arsenal Arsene Wenger dikutip oleh BBC.
Maklum saja, perebutan gelar Derby London Utara Ini mempertemukan dua kubu yang selalu berselisih. Kedua tetangga ini terlibat dalam persaingan yang sengit dan sengit. Faktanya, kemenangan dalam pertarungan kedua tim bisa jadi jauh lebih penting daripada pencapaian klub.
Alhasil, pasukan Mauricio Pochettino harus mempersiapkan anak buahnya secara khusus. Pasalnya Arsenal akan semakin semangat memecahkan rekor tak terkalahkannya.
Apalagi mereka kembali ke London dari Liga Champions dengan mentalitas sempurna. Nama panggilan tim Penembak itu baru saja mengalahkan klub Bulgaria Ludogorets 3-2.
Derby London Utara besok – tidak perlu berkata-kata lagi… #pelatihan #AFCvTHFC #COYG #waktu derby #ACE16 pic.twitter.com/uOoDgOCye6
— Mesut Ozil (@MesutOzil1088) 5 November 2016
Di sisi lain, Spurs baru saja menelan pil pahit kekalahan saat melawan Bayern Leverkusen di Liga Champions. Mereka dikalahkan 0-1 oleh pasukan Roger Schmidt di hadapan pendukungnya sendiri. Alhasil, posisi mereka turun ke peringkat ketiga klasemen Grup E.
Nah, di saat peluang di ajang paling bergengsi di benua biru itu masih belum pasti, Hugo Lloris dan kawan-kawan harus membagi fokus ke Premier League. Dan lawannya kali ini akan sangat emosional dan menguras tenaga.
Meski begitu, hasil negatif di Liga Champions belum tentu menular ke Liga Inggris. Pasalnya, di eselon tertinggi sepakbola Inggris, Spurs selalu tampil berbeda. Premier League selalu spesial untuk tim-tim berjuluk Bunga Lily Putih itu.
Musim lalu misalnya. Di Liga Europa, Spurs hanya lolos ke babak 16 besar sebelum disingkirkan Borussia Dortmund. Bahkan, di Premier League mereka menjadi salah satu juara bersama Leicester City.
Mereka mampu terus menekan pasukan Claudio Ranieri di penghujung perebutan gelar bahkan sebelum mampu finis di posisi ketiga.
Musim ini, Liga Inggris nampaknya menjadi prioritas utama klub milik pengusaha asal Inggris Daniel Levy tersebut. Mereka tidak terkalahkan di Liga Premier selama 9 minggu.
Mereka juga satu-satunya tim dengan kebobolan paling sedikit. Hanya 5 gol atau rata-rata kurang dari 1 gol per pertandingan.
Skenario Manchester City bisa saja terulang
Mauricio Pochettino mengatakan Harry Kane bisa kembali untuk derby London Utara akhir pekan ini. #THFC pic.twitter.com/vhXhld3nYG
— Terkait Hotspur (@HotspurRelated) 1 November 2016
Bagaimana dengan Arsenal? Akankah soliditas pertahanan mereka tetap terjaga?
Spurs bisa mengulangi strategi yang sama melawan Manchester City. Apalagi, baik City maupun Arsenal punya filosofi bermain yang hampir sama.
Kedua tim sama-sama menyukai penguasaan bola. Mereka juga menganut sepak bola agresif. Tekan terus lawan dengan permainan lewat dan menciptakan peluang dari skema permainan.
Baik Arsenal maupun City juga cukup kaya akan variasi di lini depan. Dengan tersedianya Mesut Ozil dan Alexis Sanchez malam ini, lini depan Arsenal akan membanjiri kotak penalti Spurs dengan kreativitas menyerang.
Meski demikian, hal tersebut tak lantas menutup pintu peluang bagi Spurs. Pada laga melawan City, Spurs menghadapi pasukan Josep “Pep” Guardiola dengan permainan bertahan. Meski memainkan skema 4-1-4-1, Pochettino lebih banyak bertahan dan mengeksekusi serangan balik cepat.
Tak heran, dua gol Spurs ke gawang City juga bermula dari skema serangan balik.
Skema serupa kemungkinan besar akan diulangi oleh Spurs. Pasalnya pemain utama mereka absen. Harry Kane baru saja kembali berlatih setelah cedera pergelangan kaki. Dia mungkin akan mengalami masalah kebugaran.
Sedangkan bek Toby Alderweireld dan Ben Davies tidak bisa bermain karena cedera. Sedangkan gelandang Moussa Sissoko masih menjalani sanksi setelah terlibat insiden dengan pemain lawan. Begitu pula Mousa Dembele.
Situasi bertambah buruk dengan absennya gelandang serang Erik Lamela. Bahkan, pemain asal Argentina itu selalu menjadi pilihan utama Pochettino meski hanya mencetak sedikit poin membantu dan tujuan.
Untuk mengatasinya, muncul ide untuk menurunkan pemain muda akademi Spurs. Namanya Harry Winks. Dia bisa ditempatkan di posisi Sissoko. Bersandingan dengan Victor Wanyama di posisi gelandang bertahan.
Ide untuk memulai Winks sama dengan musim lalu ketika Pochettino mempromosikan Ryan Mason. Momennya sama. Yakni melawan Arsenal. Alhasil, Mason dipercaya oleh manajer asal Argentina itu sebagai pemain reguler tim.
Oleh karena itu, dengan absennya nama-nama penting berdiri dalam barisanSpurs bisa menunggu lebih lama di belakang alias jatuh dalam-dalam. Bebaskan lawan untuk menyerang sambil mencari momen serangan balik. —Rappler.com